Monday, December 30, 2019

Sejarah Kerajaan Majapahit Lengkap


Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog . Senang sekali rasanya kali ini bisa kami bagikan artikel tentang Sejarah Kerajaan Majapahit Lengkap meliputi Awal berdirinya Kerajaan Majapahit, Raja-raja Kerajaan Majapahit, Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit, Runtuhnya Kerajaan Majapahit, lagi Peninggalan  Kerajaan Majapahit (Candi, prasasti, lagi bangunan lainya)

A. AWAL BERDIRINYA KERAJAAN MAJAPAHIT 

Setelah Raja Kertanegara wafat dalam penyerangan Jayakatwang dari Kediri, maka berakhir pula riwayat Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara beserta semua pembesar istana tewas dalam penyerangan tersebut. Sementara itu, Raden Wijaya(menantu Kertanegara) berhasil melarikan diri lagi meminta perlindungan kepada Aria Wiraraja (Adipati Sumenep) di Madura. 


 Senang sekali rasanya kali ini  bisa kami bagikan artikel tentang  Sejarah Kerajaan Majapahit Lengkap

Atas bantuan Arya Wiraraja pulalah Raden Wijaya bisa diampuni oleh Jayakatwang lagi kemudian menjadi orang kepercayaan raja Kediri tersebut. Atas bantuan Arya Wiraraja pulalah Raden Wijaya dihadiahi Hutan Tarik oleh Jayakatwang. Raden Wijaya beserta pengikutnya yg setia membuka hutan Tarik(wilayah Trowulan, Mojokerto) untuk dihuni. Disinilah asal mula berdirinya Majapahit. Kata Majapahit sendiri diambil dari buah Maja yg rasanya pahit. Karena hutan Tarik banyak sekali buah Maja. 

Pada tahun 1293 pasukan Kubilai Khan dari Cina datang dengan tujuan untuk menghancurkan Kerajaan Singasari. Mereka tidak mengetahui bahwa Singasari agak hancur. Hal ini dimanfaatkan oleh Raden Wijava untuk membalas dendam kepada Raja Jayakatwang. Dengan siasat dari Aria Wiraraja, dikatakanlah bahwa Raja Jawa itu adalah Jayakatwang, maka bergabunglah pasukan Raden Wijaya dengan pasukan mongol untuk membalas dendam kepada Jayakatwang. Dalam waktu singkat, Kerajaan Kediri hancur lagi Raja Jayakatwang terbunuh. Pasukan Kubilai Khan kembali ke pelabuhan, namun di tengah perjalanan pasukan Raden Wijaya dengan bantuan pasukan Singasari dari Sumatera lagi tambahan bala tentara dari Kadipaten Sumenep menyerang pasukan tersebut. Pasukan Kubilai Khan segera pergi dari tanah Jawa lagi Raden Wijaya menjadi raja dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Menurut kidung Harsa Wijaya penobatannya itu terjadi kepada tanggal 15 bulan Karttika (ri purneng karttikamasa pancadasi) tahun 1215 saka (12 Nopember 1293 M). 

B. RAJA-RAJA KERAJAAN MAJAPAHIT

1. Kertajasa Jawardhana maupun Raden Wijaya (1293 – 1309)

Raden Wijaya mempunyai 4 orang istri (keempatnya adalah putri Raja Kertanegara (Raja Singasari terakhir) : 
1. Dyah Sri Tribuaneswari (karena sebagai putri sulung maka menjadi permaisuri) dikaruniai seorang anak laki-laki yg kemudian sebagai putra mahkota bernama Jayanegara 
 2. Dyah Dewi Narendraduhita (tidak mempunyai putra)
3. Dyah Dewi Prajna Paramita (tidak mempunyai putra)
4.Dyah Putri Gayatri (sebagai putri bungsu dijadikan Rajapatni) dikaruniai 2 orang putri bernama “Tribuanatungga Dewi Jaya Wisnuwardhani (menjadi Bhre Kahuripan) lagi Rajadewi Maharajasa (menjadi Bhre Daha)
   
Semasa berkuasa Raden Wijaya memerintah dengan bijaksana. Semua yg berjasa dalam berdirinya Majapahit diberi imbalan. Arya Wiraraja diberi kekuasaan di wilayah timur. Ronggolawe (anak dari Aria Wiraraja) diberi jabatan sebagai Adipati Tuban. Sementara itu Nambi diangkat sebagai mahapatih. Lembu Sora lagi Gajah Biru diangkat sebagai panglima perang. Sayang, pengangkatan Nambi sebagai mahapatih ternyata menimbulkan kecemburuan kepada diri Ronggolawe. Dia merasa bahwa seharusnya Lembu Soralah yg diangkat menjadi mahapatih karena Nambi dinilai tidak besar jasanya terhadap berdirinya Majapahit. Akhirnya Ronggolawe pun memberontak terhadap Kertarajasa.  Raja Kertarajasa memerintahkan Nambi didampingi Lembu Sora lagi Kebo Anabrang untuk menumpas pemberontakan Ronggolawe. Pada pertempuran di sungai Tambak Beras, Kebo Anabrang berhasil membunuh Ronggolawe secara kejam. Melihat keponakannya dibunuh secara kejam oleh Kebo Anabrang, Lembu Sorapun akhirnya membunuh Kebo Anabrang.
   
Raja Kertarajasa Jayawardhana wafat kepada tahun 1309 lagi dimakamkan di Simping (Blitar) sebagai Syiwa lagi sebagai Budha di Antahpura (dalam kota Majapahit), sedangkan arca perwujudannya adalah “Harihara” yaitu Wisnu lagi Syiwa dalam satu arca. 

2. Jayanegara (1309-1328) 
Pararaton menyebutnya Kala Gemet, yg berarti "penjahat lemah". Kepemimpinan Jayanegara kurang bijaksana lagi kurang berwibawa. Pada masa pemerintahannya banyak ditandai oleh pemberontakan-pemberontakan, semua yg berjasa mengantarkan Raden Wijaya menjadi raja Majapahit merasa tidak puas dengan pemerintahan Jayanegara lagi akhirnya memberontak antara lain: pemberontakan Lembu Sora, pemberontakan Juru Demung lagi Gajah Biru, pemberontakan Nambi, pemberontakan Ra Kuti lagi Ra Semi. Pemberontakan terakhir merupakan pemberontakan yg paling besar lagi berbahaya, pasukan Ra Kuti berhasil menguasai ibukota kerajaan sehingga Raja Jayanegara terpaksa melarikan diri ke Bedonder. Atas usaha pasukan Bhayangkari pimpinan Gajah Mada pemberontakan Ra Kuti bisa dipadamkan. Pada tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabibnya, Ra Tanca. Ra Tanca sendiri akhirnya tewas ditangan Gajah Mada saat itu juga.
   
Jayanegara tidak mempunyai keturunan, oleh karena itu Ibu tirinya yaitu Gayatri Rajapatni seharusnya menggantikannya, mau tetapi Rajapatni memilih mengundurkan diri dari istana lagi menjadi bhiksuni. Rajapatni menunjuk anak perempuannya Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani untuk menjadi ratu Majapahit. 

3. Tribuwana Tunggadewi (1328 – 1350)
Tribhuwana Tunggadewi memerintah dibantu dengan suaminya yaitu Kertawardhana. Pada saat pemerintahannya terjadi pemberontakan Sadeng lagi Keta, pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh Gajah Mada. Pada tahun 1336, Tribhuwana menunjuk Gajah Mada sebagai Mahapatih menggantikan Mpu Nala, kepada saat pelantikannya Gajah Mada bersumpah tidak makan Palapa sebelum wilayah Nusantara bersatu. Sumpahnya itu dikenal dengan Sumpah Palapa, adapun isi dari amukti palapa adalah sebagai berikut :

Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, amun kalah ring Gurun, ring seran, Tanjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompo,ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, saman isun amukti palapa”.

Kemudian Gajah Mada melakukan penaklukan-penaklukan yg menunjukkan rencananya untuk melebarkan kekuasaan Majapahit lagi membangun sebuah kemaharajaan. 

Selama kekuasaan Tribhuwana, kerajaan Majapahit berkembang menjadi lebih besar lagi terkenal di kepulauan Nusantara. Karena kepada tahun 1350 Rajapatni Dyah Dewi Gayatri meninggal, maka Tribuana Tungga Dewi terpaksa turun tahta lagi digantikan oleh putranya yaitu Hayam Wuruk. Menurut Pararaton, Tribhuwana Tunggadewi didharmakan dalam Candi Pantarapura yg terletak di desa Panggih. Sedangkan suaminya, yaitu Kertawardhana Bhre Tumapel meninggal tahun 1386, lagi didharmakan di Candi Sarwa Jayapurwa, yg terletak di desa Japan.

4. Hayam Wuruk (1350-1389)

Hayam Wuruk adalah raja keempat Kerajaan Majapahit yg memerintah tahun 1351-1389, bergelar Maharaja Sri Rajasanagara. Hayam Wuruk terangkat tahta kepada usia yg sangat yuana yaitu 16 tahun lagi bergelar Rajasanegara. Di masa pemerintahan Hayam Wuruk yg didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, Majapahit mencapai keemasannya. Dari Kitab Negarakertagama bisa diketahui bahwa daerah kekuasaan kepada masa pemerintahan Hayam Wuruk, hampir sama luasnya dengan wilayah Indonesia yg sekarang, bahkan pengaruh kerajaan Majapahit sampai ke negara-negara tetangga. Satu-satunya daerah yg tidak tunduk kepada kekuasaaan Majapahit adalah kerajaan Sunda yg saat itu dibawah kekuasaan Sri Baduga Maharaja. 

Hayam Wuruk bermaksud mengambil putri Sunda untuk dijadikan permaisurinya. Setelah putri Sunda (Diah Pitaloka) serta ayahnya Sri Baduga Maharaja bersama para pembesar Sunda berada di Bubat, Gajah Mada melakukan tipu muslihat, Gajah Mada tidak mau perkawinan Hayam Wuruk dengan putri Sunda dilangsungkan begitu saja. Ia menghendaki agar putri Sunda dipersembahkan kepada Majapahit (sebagai upeti). Maka terjadilah perselisihan paham lagi akhirnya terjadinya perang Bubat. Banyak korban dikedua belah pihak, Sri Baduga gugur, putri Sunda bunuh diri. Tahun 1364 Gajah Mada meninggal, Kerajaan Majapahit kehilangan seorang mahapatih yg tak ada duanya. Untuk memilih penggantinya bukan suatu pekerjaan yg mudah. Dewan Saptaprabu yg sudah beberapa kali mengadakan sidang untuk memilih pengganti Gajah Mada akhirnya memutuskan bahwa Patih Hamungkubhumi Gajah Mada tidak mau diganti “untuk mengisi kekosongan dalam pelaksanaan pemerintahan diangkat Mpu Tandi sebagai Wridhamantri, Mpu Nala sebagai menteri Amancanegara lagi patih dami sebagai Yuamentri. Raja Hayam Wuruk meninggal kepada tahun 1389.
 
5. Wikramawardhana (1389-1429)

Pengganti Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani. Namun dalam prakteknya sang suami Wikramawardhanalah yg menjalankan roda pemerintahan. Sedangkan Bhre Wirabhumi anak Hayam Wuruk dari selir, karena Bhre Wirabhumi (Putri Hayam Wuruk) dari selir maka ia tidak berhak menduduki tahta kerajaan walaupun demikian ia masih diberi kekuasaan untuk memerintah di Bagian Timur Majapahit, yaitu daerah Blambangan. Perebutan kekuasaan antara Wikramawardhana dengan Bhre Wirabhumi disebut perang Paregreg. Wikramawardhana meninggal tahun 1429.

6. Suhita bergelar Dyah Ayu Kencana Wungu memerintah tahun 1429 - 1447
7. Kertawijaya bergelar Brawijaya I memerintah tahun 1447 - 1451
8. Rajasa wardhana Brawijaya II memerintah tahun 1451 - 1453
9. Purwawisesa maupun Girishawardhana  bergelar Brawijaya III memerintah tahun 1456 - 1466
10. Bhre Pandansalas, maupun Suraprabhawa bergelar Brawijaya IV memerintah tahun 1466 - 1468
11. Bhre Kertabumi bergelar Brawijaya V memerintah tahun 1468 - 1478
12. Girindrawardhana bergelar Brawijaya VI memerintah tahun 1478 - 1498
13. Patih Udara memerintah tahun 1498 - 1518 ( wikipedia raja raja majapahit )

C. MASA KEJAYAAN KERAJAAN MAJAPAHIT

Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit terjadi saat dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk dengan Patihnya yaitu Gajah Mada.

Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.

Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) lagi sebagian kepulauan Filipina. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.

Namun, batasan alam lagi ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yg mungkin berupa monopoli oleh raja. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, lagi Vietnam, lagi bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.

Selain melancarkan serangan lagi ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi lagi menjalin persekutuan. Kemungkinan karena didorong alasan politik, Hayam Wuruk berhasrat mempersunting Citraresmi (Pitaloka), putri Kerajaan Sunda sebagai permaisurinya.[22] Pihak Sunda menganggap lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357 rombongan raja Sunda beserta keluarga lagi pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan sang putri untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi Gajah Mada melihat hal ini sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit. Pertarungan antara keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan Bubat tidak terelakkan. Meski dengan gagah berani memberikan perlawanan, keluarga kerajaan Sunda kewalahan lagi akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh rombongan keluarga kerajaan Sunda bisa dibinasakan secara kejam.[23] Tradisi menyebutkan bahwa sang putri yg kecewa, dengan hati remuk redam melakukan "bela pati", bunuh diri untuk membela kehormatan negaranya.[24] Kisah Pasunda Bubat menjadi tema utama dalam naskah Kidung Sunda yg disusun kepada zaman kemudian di Bali lagi juga naskah Carita Parahiyangan. Kisah ini disinggung dalam Pararaton tetapi sama sekali tidak disebutkan dalam Nagarakretagama.

Kakawin Nagarakretagama yg disusun kepada tahun 1365 menyebutkan budaya keraton yg adiluhung, anggun, lagi canggih, dengan cita rasa seni lagi sastra yg halus lagi tinggi, serta sistem ritual keagamaan yg rumit. Sang pujangga menggambarkan Majapahit sebagai pusat mandala raksasa yg membentang dari Sumatera ke Papua, mencakup Semenanjung Malaya lagi Maluku. Tradisi lokal di berbagai daerah di Nusantara masih mencatat kisah legenda mengenai kekuasaan Majapahit. Administrasi pemerintahan langsung oleh kerajaan Majapahit hanya mencakup wilayah Jawa Timur lagi Bali, di luar daerah itu hanya semacam pemerintahan otonomi luas, pembayaran upeti berkala, lagi pengakuan kedaulatan Majapahit atas mereka. Akan tetapi segala pemberontakan maupun tantangan bagi ketuanan Majapahit atas daerah itu bisa mengundang reaksi keras.

Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang.

Meskipun penguasa Majapahit memperluas kekuasaannya kepada berbagai pulau lagi kadang-kadang menyerang kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit nampaknya adalah mendapatkan porsi terbesar lagi mengendalikan perdagangan di kepulauan Nusantara. Pada saat inilah pedagang muslim lagi penyebar agama Islam mulai memasuki kawasan ini.

D. RUNTUHNYA KERAJAAN MAJAPAHIT

Sesudah mencapai puncaknya kepada abad ke-14, kekuasaan Majapahit berangsur-angsur melemah. Setelah wafatnya Hayam Wuruk kepada tahun 1389, Majapahit memasuki masa kemunduran akibat konflik perebutan takhta. Pewaris Hayam Wuruk adalah putri mahkota Kusumawardhani, yg menikahi sepupunya sendiri, pangeran Wikramawardhana. Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra dari selirnya Wirabhumi yg juga menuntut haknya atas takhta.[5] Perang saudara yg disebut Perang Paregreg diperkirakan terjadi kepada tahun 1405-1406, antara Wirabhumi melawan Wikramawardhana. Perang ini akhirnya dimenangi Wikramawardhana, semetara Wirabhumi ditangkap lagi kemudian dipancung. Tampaknya perang saudara ini melemahkan kendali Majapahit atas daerah-daerah taklukannya di seberang.

Pada kurun pemerintahan Wikramawardhana, serangkaian ekspedisi laut Dinasti Ming yg dipimpin oleh laksamana Cheng Ho, seorang jenderal muslim China, tiba di Jawa beberapa kali antara kurun waktu 1405 sampai 1433. Sejak tahun 1430 ekspedisi Cheng Ho ini agak menciptakan komunitas muslim China lagi Arab di beberapa kota pelabuhan pantai utara Jawa, seperti di Semarang, Demak, Tuban, lagi Ampel; maka Islam pun mulai memiliki pijakan di pantai utara Jawa.

Wikramawardhana memerintah hingga tahun 1426, lagi diteruskan oleh putrinya, Ratu Suhita, yg memerintah kepada tahun 1426 sampai 1447. Ia adalah putri kedua Wikramawardhana dari seorang selir yg juga putri kedua Wirabhumi. Pada 1447, Suhita mangkat lagi pemerintahan dilanjutkan oleh Kertawijaya, adik laki-lakinya. Ia memerintah hingga tahun 1451. Setelah Kertawijaya wafat, Bhre Pamotan menjadi raja dengan gelar Rajasawardhana lagi memerintah di Kahuripan. Ia wafat kepada tahun 1453 AD. Terjadi jeda waktu tiga tahun tanpa raja akibat krisis pewarisan takhta. Girisawardhana, putra Kertawijaya, terangkat takhta kepada 1456. Ia kemudian wafat kepada 1466 lagi digantikan oleh Singhawikramawardhana. Pada 1468 pangeran Kertabhumi memberontak terhadap Singhawikramawardhana lagi mengangkat dirinya sebagai raja Majapahit.

Ketika Majapahit didirikan, pedagang Muslim lagi para penyebar agama sudah mulai memasuki Nusantara. Pada akhir abad ke-14 lagi awal abad ke-15, pengaruh Majapahit di seluruh Nusantara mulai berkurang. Pada saat bersamaan, sebuah kerajaan perdagangan baru yg berdasarkan Islam, yaitu Kesultanan Malaka, mulai kelihatan di bagian barat Nusantara. Di bagian barat kemaharajaan yg mulai runtuh ini, Majapahit tak kuasa lagi membendung kebangkitan Kesultanan Malaka yg kepada pertengahan abad ke-15 mulai menguasai Selat Malaka lagi melebarkan kekuasaannya ke Sumatera. Sementara itu beberapa jajahan lagi daerah taklukan Majapahit di daerah lainnya di Nusantara, satu per satu mulai melepaskan diri dari kekuasaan Majapahit.
Sebuah tampilan model kapal Majapahit di Museum Negara Malaysia, Kuala Lumpur, Malaysia.

Setelah mengalami kekalahan dalam perebutan kekuasaan dengan Bhre Kertabumi, Singhawikramawardhana mengasingkan diri ke pedalaman di Daha (bekas ibu kota Kerajaan Kediri) lagi terus melanjutkan pemerintahannya di sana hingga digantikan oleh putranya Ranawijaya kepada tahun 1474. Pada 1478 Ranawijaya mengalahkan Kertabhumi dengan memanfaatkan ketidakpuasan umat Hindu lagi Budha atas kebijakan Bhre Kertabumi serta mempersatukan kembali Majapahit menjadi satu kerajaan. Ranawijaya memerintah kepada kurun waktu 1474 hingga 1498 dengan gelar Girindrawardhana hingga ia digulingkan oleh Patih Udara. Akibat konflik dinasti ini, Majapahit menjadi lemah lagi mulai bangkitnya kekuatan kerajaan Demak yg didirikan oleh keturunan Bhre Wirabumi di pantai utara Jawa.

Waktu berakhirnya Kemaharajaan Majapahit berkisar kepada kurun waktu tahun 1478 (tahun 1400 saka, berakhirnya abad dianggap sebagai waktu lazim pergantian dinasti lagi berakhirnya suatu pemerintahan) hingga tahun 1518.

Dalam tradisi Jawa ada sebuah kronogram maupun candrasengkala yg berbunyi sirna ilang kretaning bumi. Sengkala ini konon adalah tahun berakhirnya Majapahit lagi harus dibaca sebagai 0041, yaitu tahun 1400 Saka, maupun 1478 Masehi. Arti sengkala ini adalah “sirna hilanglah kemakmuran bumi”. Namun yg sebenarnya digambarkan oleh candrasengkala tersebut adalah gugurnya Bhre Kertabumi, raja ke-11 Majapahit, oleh Girindrawardhana. Raden Patah yg saat itu adalah adipati Demak sebetulnya berupaya membantu ayahnya dengan mengirim bala bantuan dipimpin oleh Sunan Ngudung, tapi mengalami kekalahan bahkan Sunan Ngudung meninggal di tangan Raden Kusen adik Raden Patah yg memihak Ranawijaya hingga para dewan wali menyarankan Raden Fatah untuk meneruskan pembangunan masjid Demak.

Hal ini diperkuat oleh prasasti Jiyu lagi Petak, Ranawijaya mengaku bahwa ia agak mengalahkan Kertabhumi lagi memindahkan ibu kota ke Daha (Kediri). Peristiwa ini memicu perang antara Ranawijaya dengan Kesultanan Demak, karena penguasa Demak adalah keturunan Kertabhumi. Sebenarnya perang ini sudah mulai mereda ketika Patih Udara melakukan kudeta ke Girindrawardhana lagi mengakui kekuasan Demak bahkan menikahi anak termuda Raden Patah, tetapi peperangan berkecamuk kembali ketika Prabu Udara meminta bantuan Portugis. Sehingga kepada tahun 1518, Demak melakukan serangan ke Daha yg mengakhiri sejarah Majapahit dan ke Malaka. Sejumlah besar ego istana, seniman, pendeta, lagi anggota keluarga kerajaan mengungsi ke pulau Bali. Pengungsian ini kemungkinan besar untuk menghindari pembalasan lagi hukuman dari Demak akibat selama ini mereka mendukung Ranawijaya melawan Kertabhumi.

Dengan jatuhnya Daha yg dihancurkan oleh Demak kepada tahun 1518, kekuatan kerajaan Islam kepada awal abad ke-16 akhirnya mengalahkan sisa kerajaan Majapahit. Demak dibawah pemerintahan Raden (kemudian menjadi Sultan) Patah (Fatah), diakui sebagai penerus kerajaan Majapahit. Menurut Babad Tanah Jawi lagi tradisi Demak, legitimasi Raden Patah karena ia adalah putra raja Majapahit Brawijaya V dengan seorang putri China.

Catatan sejarah dari Tiongkok, Portugis (Tome Pires), lagi Italia (Pigafetta) mengindikasikan bahwa agak terjadi perpindahan kekuasaan Majapahit dari tangan penguasa Hindu ke tangan Adipati Unus, penguasa dari Kesultanan Demak, antara tahun 1518 lagi 1521 M.

Demak memastikan posisinya sebagai kekuatan regional lagi menjadi kerajaan Islam pertama yg berdiri di tanah Jawa. Saat itu setelah keruntuhan Majapahit, sisa kerajaan Hindu yg masih bertahan di Jawa hanya tinggal kerajaan Blambangan di ujung timur, serta Kerajaan Sunda yg beribukota di Pajajaran di bagian barat. Perlahan-lahan Islam mulai menyebar seiring mundurnya masyarakat Hindu ke pegunungan lagi ke Bali. Beberapa kantung masyarakat Hindu Tengger hingga kini masih bertahan di pegunungan Tengger, kawasan Bromo lagi Semeru.

F. PENINGGALAN SEJARAH KERAJAAN MAJAPAHIT

Klik Link di atas untuk membuka..
 


Referensi :
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/kerajaan-majapahit.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Majapahit 
Demikian artikel tentang Sejarah Kerajaan Majapahit Lengkap meliputi Awal berdirinya Kerajaan Majapahit, Raja-raja Kerajaan Majapahit, Masa Kejayaan Kerajaan Majapahit, Runtuhnya Kerajaan Majapahit, lagi Peninggalan  Kerajaan Majapahit (Candi, prasasti, lagi bangunan lainya). Semoga bisa menambah pengetahuan kita.....

No comments:

Post a Comment