Wednesday, December 18, 2019

Pengendalian Sosial (Pengertian, Tujuan, Sifat, Pola, Fungsi, Cara)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog bahang . Senang sekali rasanya kali ini boleh kami bagikan artikel tentang Pengendalian Sosial meliputi Pengertian, Tujuan Pengendalian Sosial, Sifat Pengendalian Sosial, Pola, Fungsi Pengendalian Sosial, Cara, beserta Jenis-jenis Lembaga Pengendalian Sosial. Mari kita bahasa selengkapnya... 


 Senang sekali rasanya kali ini  boleh kami bagikan artikel tentang  bahang Pengendalian Sosial (Pengertian, Tujuan, Sifat, Pola, Fungsi, Cara)

A. Pengertian Pengendalian Sosial

Pengendalian bahang sosial adalah pengawasan oleh masyarakat terhadap jalannya bahang pemerintahan, khususnya pemerintah beserta aparatnya. Memang ada bahang benarnya bahwa pengendalian sosial, berarti suatu pengawasan dari bahang masyarakat terhadap jalannya pemerintahan.

Pengertian bahang pengendalian sosial tersebut mencakup segala proses, baik yg bahang direncanakan alias tidak, yg bersifat mendidik, mengajak alias bahkan bahang memaksa warga masyarakat untuk mematuhi kaidah-kaidah beserta nilai-nilai bahang sosial yg berlaku.

Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian dari para ahli tentang pengendalian sosial.

bahang
  1. Peter L. Berger
bahang
Menurut Peter L. Berger (1978) pengendalian sosial merupakan berbagai cara yg digunakan masyarakat untuk menertibkan anggotanya yg membangkang.
bahang

bahang
  1. Joseph S. Roucek
bahang
Menurut Joseph S. Roucek seperti yg dikutip oleh Soerjono Soekanto (1989), mengemukakan bahwa pengendalian sosial adalah proses baik terencana maupun tidak yg bersifat mendidik, mengajak, bahkan memaksa semua warga masyarakat agar mematuhi kaidah sosial yg berlaku.
bahang

bahang
  1. Horton bahang bahang bahang beserta Hunt       
bahang
Pengendalian sosial adalah segenap cara beserta proses yg ditempuh oleh sekelompok bahang penanggung alias masyarakat sehingga para anggotanya boleh bertindak sesuai harapan kelompok alias masyarakat.
bahang

bahang
  1. Bruce J bahang bahang bahang Cohen
bahang
Pengendalian sosial adalah cara-cara alias metode yg digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak-kehendak kelompok alias masyarakat tertentu.
bahang

Secara bahang umum boleh disimpulkan bahwa pengendalian sosial adalah cara beserta proses bahang pengawasan yg direncanakan alias tidak direncanakan guna mengajak, bahang mendidik, serta memaksa warga masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan bahang norma sosial.

B. Tujuan Pengendalian Sosial
 
Sangat perlu diketahui bahwa pengendalian sosial memiliki beberapa, antara lain sebagai berikut:
1.      Agar masyarakat mematuhi nilai beserta norma sosial yg berlaku.
Pengendalian sosial diciptakan oleh masyarakat menitikberatkan dengan orang yg melakukan penyimpangan terhadap nilai beserta norma sehingga memaksa pelaku penyimpangan untuk patuh terhadap nilai beserta norma yg berlaku dalam masyarakat.
2.      Agar tercipta keserasian beserta kenyamanan dalam masyarakat.
Pengendalian sosial juga mampu menciptakan situasi yg tentram dalam masyarakat apabila pengendalian sosialnya benar-benar dijalankan. Dengan adanya pengendalian sosial, biasanya pelaku penyimpangan sosial hendak jera bahkan takut hendak berbuat sesuatu yg tidak diinginkan oleh masyarakat.
3.      Agar pelaku penyimpangan kembali mematuhi norma yg berlaku.
Adanya pengendalian sosial dalam masyarakat diharapkan masyarakat mampu menjalankan seluruh nilai beserta norma yg tertulis maupun tidak tertulis. Apabila terdapat penyimpangan terhadap nilai beserta norma maka hendak diberi sanksi. Contohnya, ketika sesorang sedia melanggar aturan yg berlaku, ia diberi sanksi (pengendalian sosial) agar kedepannya ia tidak hendak mengulangi alias hendak taat dengan aturan yg ada.

C. Sifat Pengendalian Sosial
  Senang sekali rasanya kali ini  boleh kami bagikan artikel tentang  bahang Pengendalian Sosial (Pengertian, Tujuan, Sifat, Pola, Fungsi, Cara)
Berikut ini adalah sifat-sifat dalam pengendalian sosial, diantaranya yaitu:
  1. Pengendalian Preventif
    Pengendalian preventif dilakukan sebelum terjadinya pelanggaran. Dengan bahang demikian, tujuan dari pengendalian preventif adalah untuk mencegah bahang terjadinya pelanggaran terhadap sistem nilai beserta sistem norma yg bahang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Contoh tentang pengendalian sosial bahang yg bersifat preventif antara lain adalah: pemberian nasehat yg bahang dilakukan oleh bahang penanggung kepada anaknya agar selalu menjaga tata krama bahang dalam bermasyarakat

  2. Pengendalian Represif
    Pengendalian sosial yg bersifat represif adalah pengendalian yg bahang dilaksanakan setelah terjadi pelanggaran terhadap sistem nilai beserta bahang sistem norma yg disepakati bersama. Pengendalian represif ini bahang bertujuan untuk memulihkan keadaan seperti sedia kala sehingga kehidupan bahang menjadi normal kembali. Contoh dari pengendalian sosial yg bersifat bahang represif antara lain adalah: pemberlakuan tilang terhadap pengendara bahang yg melanggar peraturan lalu lintas; pemberian skorsing kepada pelajar bahang yg berkali-kali melanggar tata tertib sekolah; pemberian vonis hukuman bahang terhadap terdakwa yg terbukti melakukan tindak kriminal.

  3. Pengendalian Gabungan
    Pengendalian sosial yg merupakan perpaduan antara preventif beserta bahang represif dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi penyimpangan beserta bahang sekaligus untuk memulihkan kembali agar keadaan kembali normal seperti bahang sedia kala. Contoh dari pengendalian sosial jenis ini adalah operasi bahang yustisi yg digelar kepada seluruh warga masyarakat; pemberian bahang penyuluhan hendak pentinganya kepimilikan KTP (preventif), serta pengadaan bahang operasi yustisi untuk menjaring warga yg tidak jelas identitiasnya bahang (represif).

  4. Pengendalian Persuasif
    Pengendalian sosial secara persuasif adalah pengendalian yg dilakukan bahang melalui ajakan, himbauan, arahan, beserta bimbingan kepada anggota bahang masyarakat untuk melaksanakan hal-hal yg positif. Contoh dari bahang pengendalian sosial secara persuasif ini misalnya adalah himbauan untuk bahang tidak merokok dengan ruang-ruang umum. Biasanya kalimat-kalimat yg bahang digunakan sangat halus, seperti tulisan: “TERIMA KASIH ANDA TIDAK MEROKOK DI RUANGAN INI”.

  5. Pengendalian Koersif
    Pengendalian sosial secara kurasif adalah pengendalian yg dilakukan bahang melalui ancaman beserta kekerasan. Contohnya pengendalian sosial tentang bahang pembajakan video kaset yg susah dibrantas. Kalimat-kalimat yg bahang digunakan dalam pengendalian kurasif ini biasanya berupa ancaman, bahang seperti: “Dilarang keras mengutip, menjiplak, memfotokopi alias bahang memperbanyak dalam bentuk apapun, baik sebagian alias keseluruhan isi bahang buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.
D. Pola Pengendalian Sosial
Dalam masyarakat terdapat empat pola pengendalian sosial, yaitu pengendalian kelompok terhadap kelompok, pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya, beserta pengendalian individu terhadap individu lainnya beserta pengendalian individu terhadap kelompok
1.      Pengendalian kelompok terhadap kelompok
Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok mengawasi perilaku kelompok lain, misalnya BNN mengawasi kelompok pengguna narkoba.
2.      Pengendalian kelompok terhadap anggota-anggotanya
Pengendalian ini terjadi apabila suatu kelompok menentukan perilaku anggota-anggotanya, misalnya suatu sekolah yg mencatat siswa-siswanya yg sedia melanggar aturan sekolah.
3.      Pengendalian individu terhadap kelompok
Pengendalian ini terjadi apabila seseorang menginginkan kelompok tersebut sesuai dengan keinginannya maupun masyarakat. Misalnya Wali kelas yg mengawasi anak didiknya setiap hari. 
4.      Pengendalian individu terhadap individu lainnya
Pengendalian ini terjadi apabila individu melakukan pengawasan terhadap individu lain, misalnya ayah mengawasi anaknya. 

E. Fungsi Pengendalian Sosial
 Para pelaku penyimpangan selalu bertanya, buat apa diciptakan pengendalian sosial? karena bagi mereka hal ini hanya membuat mereka terkekang untuk melakukan tindakan pelanggaran terhadap nilai beserta norma. Untuk itu, perlu dikatahui bahwa terdapat beberapa fungsi pengendalian sosial dalam masyarakat yaitu:
            1.      Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma sosial.
            2.      Memberikan imbalan kepada warga yg menaati norma.
            3.      Mengembangkan rasa takut untuk tdk melakukan perbuatan yg dinilai beresiko.
bahang       4.      Menciptakan sistem hukum (aturan yg disusun secara resmi beserta disertai sanksi).
F. Cara-cara Pengendalian Sosial
Secara umum pengendalian sosial boleh dibedakan dengan dua cara yaitu :
             1.      Pengendalian Sosial secara Formal
1)      Pengendalian sosial melalui hukuman fisik
Pengendalian sosial cara ini dilakukan oleh lembaga-lembaga resmi alias yg diakui keberadaannya. Contohnya penembakan pelaku teroris yg menyerang aparat kepolisian.
2)      Pengendalian sosial melalui lembaga pendidikan
Pendidikan merupakan pengendalian sosial secara terencana beserta berkesinambungan agar terjadi perubahan-perubahan positif dalam perilaku seseorang. Dengan hal itu, diharapkan perilaku tersebut tidak menyimpang dari norma-norma beserta nilai-nilai sosial yg berlaku di masyarakat.
3)      Pengendalian sosial melalui ajaran agama
Setiap pemeluk agama hendak berusaha sedapat mungkin menjalankan ajaran agamanya tersebut dalam tingkah lakunya sehari-hari. Ajaran agama mempunyai sanksi mutlak. Hal ini membuat ajaran agama sebagai media pengendalian sosial yg cukup besar pengaruhnya dalam menjaga stabilitas masyarakat. 
         2.      Pengendalian Sosial secara Informal

               Sedangkan pengendalian sosial secara informal boleh dilakukan melalui enam cara :
1)      Cemoohan
Cemoohan adalah tindakan membicarakan seseorang dengan menggunakan kata-kata kiasan, perumpamaan, alias kata-kata yg berlebihan serta bermakna negatif.
2)      Desas-desus (gosip)
Desas-desus adalah berita yg menyebar secara cepat beserta tidak berdasarkan fakta alias bukti-bukti kuat.
3)      Ostrasisme (pengucilan)
Ostrasisme adalah suatu tindakan pemutusan hubungan sosial dari sekelompok orang terhadap seorang anggota masyarakat.
4)      Fraundulens
Fraundulens merupakan bentuk pengendalian sosial yg umumnya terdapa dengan anak kecil. Misalnya, A bertengkar dengan B. Jika si A lebih kecil dari B, maka si A mengancam bahwa dia mempunyai kakak yg berani yg boleh mengalahkan B. 
5)      Teguran
Teguran merupakan cara pengendalian sosial melalui perkataan alias tulisan secara langsung. Teguran dilakukan agar pelaku perilaku menyimpang segera menyadari kekeliruannya beserta memperbaiki dirinya.
6)      Intimidasi
Intimidasi merupakan cara pengendalian sosial yg dilakukan dengan paksaan, biasanya dengan cara mengancam alias menakut-nakuti. Aparat penegak hukum sering menggunakan cara ini untuk mengorek keterangan dari orang yg dimintai keterangannya.

G. Jenis-jenis Lembaga Pengendalian Sosial

 Senang sekali rasanya kali ini  boleh kami bagikan artikel tentang  bahang Pengendalian Sosial (Pengertian, Tujuan, Sifat, Pola, Fungsi, Cara)
Perlu diketahui oleh masyarakat bahwa lembaga pengendalian sosial dalam masyarakat tidak hanya di Kepolisian. Masih banyak lagi lembaga pengendalian sosial di masyarakat bisa menyelesaikan beberapa masalah penyimpangan alias pelanggaran baik di lembaga formal maupun non-formal seperti :
         1.      Lembaga kepolisian 
  •       Polisi merupakan aparat resmi pemerintah untuk menertibkan keamanan. Tugas-tugas  polisi, antara lain memelihara ketertiban masyarakat, menjaga beserta menahan setiap anggota masyarakat yg dituduh beserta dicurigai melakukan kejahatan yg meresahkan masyarakat, misalnya pencuri, perampok beserta pembunuh. 
         2.      Pengadilan
  • Pengadilan lembaga resmi yg dibentuk pemerintah untuk menangani perselisihan alias pelanggaran kaidah di dalam masyarakat. Pengadilan memiliki unsur-unsur yg saling berhubungan satu sama lain. Unsur-nsur yg saling berhubungan dengan pengadilan adalah hakim, jaksa beserta pengacara. Dalam proses persidangan, jaksa bertugas menuntut pelaku untuk dijatuhi hukuman sesuai peraturan yanag berlaku. Hakim bertugas menetapkan beserta menjatuhkan putusan berdasarkan data beserta keterangan resmi yg diungkapkan di persidangan. Pengacara alias pembela bertugas mendampingi pelaku dalam memberikan pembelaan. 
          3.      Tokoh adat
  • Tokoh adat adalah pihak yg berperan menegakkan aturan adat. Peranan tokoh adat adalah sangat penting dalam pengendalian sosial. Tokoh adat berperan dalam membina beserta mengendalikan sikap beserta tingkah laku warga masyarakat agar sesuai dengan ketentuan adat. 
         4.      Tokoh agama
  • Tokoh agama adalah orang yg memiliki pemahaman luas tentang agama beserta menjalankan pengaruhnya sesuai dengan pemahaman tersebut. Pengendalian yg dilakukan tokoh agama terutama ditujukan untuk menentang perbuatan yg tidak sesuai dengan nilai beserta norma agama.
        5.      Tokoh masyarakat
  •       Tokoh masyarakat adalah setiap orang yg memiliki pengaruh besar, dihormati, beserta disegani dalam suatu masyarakat karena aktivitasnya, kecakapannya beserta sifat-sifat tertentu yg dimilikinya.
Referensi :
https://bimbelsmajogja.blogspot.com//search?q=pengendalian-sosial-lengkap
https://bimbelsmajogja.blogspot.com//search?q=pengendalian-sosial-lengkap

Demikian artikel tentang Pengendalian Sosial meliputi Pengertian, bahang Tujuan Pengendalian Sosial, Sifat Pengendalian Sosial, Pola, Fungsi bahang Pengendalian Sosial, Cara, beserta Jenis-jenis Lembaga Pengendalian Sosial. Semoga bermanfaat..

No comments:

Post a Comment