Friday, December 20, 2019

16 Macam-Macam Metode Pembelajaran

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog . Senang sekali rasanya kali ini angsal kami bagikan artikel tentang Pengertian lalu Macam-macam metode pembelajaran beserta kelebihan lalu kekurangannya. Silakan disimak selengkapnya.


Pengertian Metode pembelajaran adalah cara yg digunakan untuk mengimplementasikan rencana yg sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata lalu praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Metodologi mengajar adalah ilmu yg mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yg tersistem dari sebuah lingkungan yg terdiri dari pendidik lalu peserta didik untuk saling berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam arti tujuan pengajaran tercapai.

Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yg sedia dirumuskan oleh pendidik, maka perlu mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan dengan saat mengajar.

Berikut beberapa Macam-macam Metode Pembelajaran

1. Metode Ceramah (Preaching Method)
 Senang sekali rasanya kali ini  angsal kami bagikan artikel tentang  16 Macam-macam Metode PembelajaranMetode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi lalu pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yg dengan umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah angsal dikatakan sebagai satu-satunya metode yg paling irit untuk menyampaikan informasi, lalu paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur maupun rujukan yg sesuai dengan jangkauan daya beli lalu paham siswa.
Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
a. Membuat siswa pasif
b. Mengandung unsur paksaan kepada siswa
c. Mengandung daya kritis siswa ( Daradjat, 1985)
d. Anak didik yg lebih tanggap dari visi visual hendak menjadi rugi lalu anak didik yg lebih tanggap auditifnya angsal lebih besar menerimanya.
e. Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik.
f. Kegiatan pengajaran menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
g. Bila terlalu lama membosankan.(Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Beberapa kelebihan metode ceramah adalah :
a. Guru ringan menguasai kelas.
b. Guru ringan menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar
c. Dapat diikuti anak didik dalam jumlah besar.
d. Mudah dilaksanakan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

2. Metode diskusi ( Discussion method )
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yg sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) lalu resitasi bersama ( socialized recitation ).
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk :
a. Mendorong siswa berpikir kritis.
b. Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas.
c. Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan masalah bersama.
d. Mengambil satu alternatif jawaban maupun beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yg seksama.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah angsal dipecahkan dengan berbagai jalan
b. Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga angsal diperoleh keputusan yg lebih baik.
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekalipun berbeda dengan pendapatnya lalu membiasakan bersikap toleransi. (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. tidak angsal dipakai dalam kelompok yg besar.
b. Peserta diskusi mendapat informasi yg terbatas.
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yg suka berbicara.
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yg lebih formal (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)
3. Metode demontrasi ( Demonstration method )
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, lalu urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yg relevan dengan pokok bahasan maupun materi yg sedang disajikan. Muhibbin Syah ( 2000).

Metode demonstrasi adalah metode yg digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses maupun cara kerja suatu benda yg berkenaan dengan bahan pelajaran. Syaiful Bahri Djamarah, ( 2000).
Manfaat psikologis pedagogis dari metode demonstrasi adalah :
a. Perhatian siswa angsal lebih dipusatkan .
b. Proses belajar siswa lebih terarah dengan materi yg sedang dipelajari.
c. Pengalaman lalu kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa (Daradjat, 1985)

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atu kerja suatu benda.
b. Memudahkan berbagai jenis penjelasan .
c. Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah angsal diperbaiki melaui pengamatan lalu contoh konkret, drngan menghadirkan obyek sebenarnya (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :
a. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yg hendak dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda angsal didemonstrasikan
c. Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yg kurang menguasai apa yg didemonstrasikan (Syaiful Bahri Djamarah, 2000).

4. Metode ceramah plus

Metode ceramah plus adalah metode mengajar yg menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah gabung dengan metode lainnya. 

Dalam hal ini penulis hendak menguraikan tiga macam metode ceramah plus yaitu :

a. Metode ceramah plus tanya tanggapan lalu tugas (CPTT).

Metode ini adalah metode mengajar gabungan antara ceramah dengan tanya tanggapan lalu pemberian tugas.
Metode campuran ini idealnya dilakukan secar tertib, yaitu :
1). Penyampaian materi oleh guru.
2). Pemberian peluang bertanya tanggapan antara guru lalu siswa.
3). Pemberian tugas kepada siswa.

b. Metode ceramah plus diskusi lalu tugas (CPDT)

Metode ini dilakukan secara tertib sesuai dengan urutan pengkombinasiannya, yaitu pertama guru menguraikan materi pelajaran, kemudian mengadakan diskusi, lalu akhirnya memberi tugas.

c. Metode ceramah plus demonstrasi lalu latihan (CPDL)

Metode ini dalah merupakan kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan lalu latihan (drill)

5. Metode resitasi ( Recitation method )

Metode resitasi adalah suatu metode mengajar dimana siswa diharuskan membuat resume dengan kalimat sendiri

Kelebihan metode resitasi
sebagai berikut :

a. Pengetahuan yg anak didik peroleh dari hasil belajar sendiri hendak angsal diingat lebih lama.
b. Anak didik berkesempatan memupuk perkembangan lalu keberanian mengambil inisiatif, bertanggung tanggapan lalu berdiri sendiri (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

Kelemahan metode resitasi sebagai berikut :

a. Terkadang anak didik melakukan penipuan dimana anak didik hanya meniru hasil pekerjaan temennya tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Terkadang tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yg memenuhi perbedaan individual (Syaiful Bahri Djamarah, 2000)

6. Metode percobaan ( Experimental method )

Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan maupun kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses maupun percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000)
Metode percobaan adalah suatu metode mengajar yg menggunakan tertentu lalu dilakukan lebih dari satu kali. Misalnya di Laboratorium.

Kelebihan metode percobaan sebagai berikut :
a. Metode ini angsal membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran maupun kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru maupun buku.
b. Anak didik angsal mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu lalu teknologi.
c. Dengan metode ini hendak terbina manusia yg angsal membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yg diharapkan angsal bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

Kekurangan metode percobaan sebagai berikut :
a. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan mengadakan ekperimen.
b. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yg lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.
c. Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu lalu teknologi.

Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas lalu dievaluasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mampu mencari lalu menemukan sendiri berbagai jawaban maupun persoalan-persoalan yg dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa angsal terlatih dalam cara berfikir yg ilmiah. Dengan eksperimn siswa menemukan bukti kebenaran dari teori sesuatu yg sedang dipelajarinya.

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien lalu efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : (a) Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat lalu bahan maupun materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. (b) Agar eksperimen itu tidak gagal lalu siswa menemukan bukti yg meyakinkan, maupun mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat lalu mutu bahan percobaan yg digunakan harus baik lalu bersih. (c) dalam eksperimen siswa perlu teliti lalu konsentrasi dalam mengamati proses percobaan , maka perlu adanya waktu yg cukup lama, sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yg dipelajari itu. (d) Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar lalu berlatih , maka perlu diberi petunjuk yg jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa lalu sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu. (e) Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan social lalu keyakinan manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bias diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

Prosedur eksperimen menurut Roestiyah (2001:81) adalah : (a) Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksprimen,mereka harus memahami masalah yg hendak dibuktikan melalui eksprimen. (b) memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yg hendak dipergunakan dalam eksperimen, hal-hal yg harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yg perlu dicatat. (c) Selama eksperimen berlangsung guru harus mengawasi pekerjaan siswa. Bila perlu memberi saran maupun pertanyaan yg menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. (d) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian siswa, mendiskusikan di kelas, lalu mengevaluasi dengan tes maupun tanya jawab.

Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yg dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri maupun melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan maupun proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, maupun mencoba mencari suatu hukum maupun dalil, lalu menarik kesimpulan dari proses yg dialaminya itu.

Metode eksperimen mempunyai kelebihan lalu kekurangan sebagai berikut :

Kelebihan metode eksperimen : (a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran maupun kesimpulan berdasarkan percobaannya. (b) dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya lalu bermanfaat bagi kehidupan manusia. (c) Hasil-hasil percobaan yg berharga angsal dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Kekurangan metode eksperimen :
(a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains lalu teknologi. (b) metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan lalu bahan yg tidak selalu ringan diperoleh lalu kadangkala mahal. (c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan lalu ketabahan. (d) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yg diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu yg berada di luar jangkauan kemampuan maupun pengendalian.

Menurut Schoenherr (1996) yg dikutip oleh Palendeng (2003:81) metode eksperimen adalah metode yg sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yg angsal mengembangkan kemampuan berfikir lalu kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep-konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya angsal diaplikasikan dalam kehidupannya.

Dalam metode eksperimen, guru angsal mengembangkan keterlibatan fisik lalu mental, serta emosional siswa. Siswa mendapat kesempatan untuk melatih ketrampilan proses agar memperoleh hasil belajar yg maksimal. Pengalaman yg dialami secara langsung angsal tertanam dalam ingatannya. Keterlibatan fisik lalu mental serta emosional siswa diharapkan angsal diperkenalkan dengan suatu cara maupun kondisi pembelajaran yg angsal menumbuhkan rasa percaya diri lalu juga perilaku yg inovatif lalu kreatif.

Pembelajaran dengan metode eksperimen melatih lalu mengajar siswa untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuwan fisika. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikian, siswa hendak menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yg diperoleh selama pembelajaran.

Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yg didemonstrasikan guru maupun dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yg berkaitan dengan materi fisika yg hendak dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati lalu mencatat peristiwa tersebut. (3) hipoteis awal, siswa angsal merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yg sedia dirumuskan lalu dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan lalu membuat kesimpulan, selanjutnya angsal dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan lalu menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yg sedia dipelajari. (6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep.

Penerapan pembelajaran dengan metode eksperimen hendak membantu siswa untuk memahami konsep. Pemahaman konsep angsal diketahui apabila siswa mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, , maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, siswa memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh, lalu menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.

Metode Eksperimen menurut Al-farisi (2005:2) adalah metode yg bertitik tolak dari suatu masalah yg hendak dipecahkan lalu dalam prosedur kerjanya berpegang dengan prinsip metode ilmiah.

7. Metode Karya Wisata

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yg dirancang terlebih lewat oleh pendidik lalu diharapkan siswa membuat laporan lalu didiskusikan bersama dengan peserta didik yg lain serta didampingi oleh pendidik, yg kemudian dibukukan.

Kelebihan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yg memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
b. Membuat bahan yg dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan kenyataan lalu kebutuhan yg ada di masyarakat.
c. Pengajaran angsal lebih merangsang kreativitas anak.

Kekurangan metode karyawisata sebagai berikut :
a. Memerlukan persiapan yg melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yg matang.
c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada tujuan utama, sedangkan unsur studinya terabaikan.
d. Memerlukan pengawasan yg lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik di lapangan.
e. Biayanya cukup mahal.
f. Memerlukan tanggung tanggapan guru lalu sekolah atas kelancaran karyawisata lalu keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang lalu jauh.

Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjautempat tertentu maupun obyek yg lain. Menurut Roestiyah (2001:85) , karya wisata bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar maupun memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karya wisata, merupakan cara mengajar yg dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat maupun obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari maupun menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil, toko serba ada, lalu sebagainya.

Menurut Roestiyah (2001:85) ,teknik karya wisata ini digunakan karena memiliki tujuan sebagai berikut: Dengan melaksanakan karya wisata diharapkan siswa angsal memperoleh pengalaman langsung dari obyek yg dilihatnya, angsal turut menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta angsal bertanya tanggapan mungkin dengan jalan demikian mereka mampu memecahkan persoalan yg dihadapinya dalam pelajaran, ataupun pengetahuan umum. Juga mereka bisa melihat, mendengar, meneliti lalu mencoba apa yg dihadapinya, agar nantinya angsal mengambil kesimpulan, lalu sekaligus dalam waktu yg sama ia bisa mempelajari beberapa mata pelajaran.

Agar penggunaan teknik karya wisata angsal efektif, maka pelaksanaannya perlu memeperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: (a) Persiapan, dimana guru perlu menetapkan tujuan pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi pemimpin obyek yg hendak dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya, penyusunan rencana yg masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana, pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusan, (b) Pelaksanaan karya wisata, dimana pemimpin rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata tertib yg sedia ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas dengan setiap seksi, demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggungjawabnya, serta memberi petunjuk bila perlu, (c) Akhir karya wisata, dengan waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan maupun paper yg memuat kesimpulan yg diperoleh, menindaklanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik, gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain lalu sebagainya.

Karena itulah teknik karya wisata angsal disimpulkan memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) Siswa angsal berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yg dilakukan oleh para petugas dengan obyek karya wisata itu, serta mengalami lalu menghayati langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga kesempatan tersebut angsal mengembangkan bakat khusus maupun ketrampilan mereka, (b) Siswa angsal melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun secara kelompok lalu dihayati secara langsung yg hendak memperdalam lalu memperluas pengalaman mereka, (c) dalam kesempatan ini siswa angsal bertanya jawab, menemukan sumber informasi yg pertama untuk memecahkan segala persoalan yg dihadapi, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, maupun mencobakan teorinya ke dalam praktek, (d) Dengan obyek yg ditinjau itu siswa angsal memperoleh bermacam-macam pengetahuan lalu pengalaman yg terintegrasi, yg tidak terpisah-pisah lalu terpadu.

Penggunaan teknik karya wisata ini masih juga ada keterbatasan yg perlu diperhatikan maupun diatasi agar pelaksanaan teknik ini angsal berhasil guna lalu berdaya guna, merupakan sebagai berikut: Karya wisata biasanya dilakukan di luar sekolah, sehingga mungkin jarak tempat itu sangat jauh di luar sekolah, maka perlu mempergunakan transportasi, lalu hal itu pasti memerlukan biaya yg besar. Juga pasti menggunakan waktu yg lebih panjang daripada jam sekolah, maka jangan sampai mengganggu kelancaran rencana pelajaran yg lain. Biaya yg tinggi kadang-kadang tidak terjangkau oleh siswa maka perlu bantuan dari sekolah. Bila tempatnya jauh, maka guru perlu memikirkan segi keamanan, kemampuan pihak siswa untuk menempuh jarak tersebut, perlu dijelaskan adanya aturan yg berlaku khusus di proyek ataupun hal-hal yg berbahaya.

Suhardjono (2004:85) mengungkapkan bahwa metode karya wisata (field-trip) memiliki keuntungan: (a) Memberikan informasi teknis, kepada peserta secara langsung, (b) Memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan lalu praktik dalam kenyataan maupun pelaksanaan yg sebenarnya, (c) Memberikan kesempatan untuk lebih menghayati apa yg dipelajari sehingga lebih berhasil, (d) membei kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.

Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut Suhardjono (2004:85) adalah: (a) Memakan waktu bila lokasi yg dikunjungi jauh dari pusat latihan, (b) Kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja maupun kantor yg hendak dikunjungi, (c) Biaya transportasi lalu akomodasi mahal.

Menurut Djamarah (2002:105), dengan saat belajar mengajar siswa perlu diajak ke luar sekolah, untuk meninjau tempat tertentu maupun obyek yg lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi tetapi untuk belajar maupun memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataannya. Karena itu, dikatakan teknik karya wisata, yg merupakan cara mengajar yg dilaksanakan dengan mengajak siswa ke suatu tempat maupun obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari maupun menyelidiki sesuatu seperti meninjau pegadaian. Banyak istilah yg dipergunakan dengan metode karya wisata ini, seperti widya wisata, study tour, lalu sebagainya. Karya wisata ada yg dalam waktu singkat, lalu ada pula yg dalam waktu beberapa hari maupun waktu panjang.

Metode karya wisata mempunyai beberapa kelebihan yaitu: (a) Karya wisata memiliki prinsip pengajaran modern yg memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran, (b) Membuat apa yg dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan lalu kebutuhan di masyarakat, (c) Pengajaran serupa ini angsal lebih merangsang kreativitas siswa, (d) Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas lalu aktual.

Kekurangan metode karya wisata adalah: (a) Fasilitas yg diperlukan lalu biaya yg diperlukan sulit untuk disediakan oleh siswa maupun sekolah, (b) Sangat memerlukan persiapan lalu perencanaan yg matang, (c) memerlukan koordinasi dengan guru-guru bidang studi lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu lalu kegiatan selama karya wisata, (d) dalam karya wisata sering unsure rekreasi menjadi lebih prioritas daripada tujuan utama, sedang unsure studinya menjadi terabaikan, (e) Sulit mengatur siswa yg banyak dalam perjalanan lalu mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yg menjadi permasalahan.

Metode field trip maupun karya wisata menurut Mulyasa (2005:112) merupakan suatu perjalanan maupun pesiar yg dilakukan oleh peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar, terutama pengalaman langsung lalu merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah. Meskipun karya wisata memiliki banyak hal yg bersifat non akademis, tujuan umum pendidikan angsal segera dicapai, terutama berkaitan dengan pengembangan wawasan pengalaman tentang dunia luar.

Sebelum karya wisata digunakan lalu dikembangkan sebagai metode pembelajaran, hal-hal yg perlu diperhatikan menurut Mulyasa (2005:112) adalah: (a) Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar, (b) Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan lalu program sekolah, (c) Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis, (d) Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber belajar dalam karyawisata menunjang lalu sesuai dengan tuntutan kurikulum, coba ya, karya wisata angsal dilaksanakan, (e) membuat lalu mengembangkan program karya wisata secara logis, lalu sistematis, (f) Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yg sedia ditetapkan, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta iklim yg kondusif. (g) Menganalisis apakah tujuan karya wisata sedia tercapai maupun tidak, apakah terdapat kesulitan-kesulitan perjalanan maupun kunjungan, memberikan surat ucapan terima kasih kepada mereka yg sedia membantu, membuat laporan karyawisata lalu catatan untuk bahan karya wisata yg hendak datang.

8. Metode latihan keterampilan ( Drill method )

Metode latihan keterampilan adalah suatu metode mengajar , dimana siswa diajak ke tempat latihan keterampilan untuk melihat bagaimana cara membuat sesuatu, bagaimana cara menggunakannya, untuk apa dibuat, apa manfaatnya lalu sebagainya. Contoh latihan keterampilan membuat tas dari mute/pernik-pernik.

Kelebihan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Dapat untuk memperoleh kecakapan motoris, seperti menulis, melafalkan huruf, membuat lalu menggunakan alat-alat.
b. Dapat untuk memperoleh kecakapan mental, seperti dalam perkalian, penjumlahan, pengurangan, pembagian, tanda-tanda/simbol, lalu sebagainya.
c. Dapat membentuk kebiasaan lalu menambah ketepatan lalu kecepatan pelaksanaan.

Kekurangan metode latihan keterampilan sebagai berikut :
a. Menghambat bakat lalu inisiatif anak didik karena anak didik lebih banyak dibawa kepada penyesuaian lalu diarahkan kepada jauh dari pengertian.
b. Menimbulkan penyesuaian secara statis kepada lingkungan.
c. Kadang-kadang latihan tyang dilaksanakan secara berulang-ulang merupakan hal yg monoton lalu ringan membosankan.
d. Dapat menimbulkan verbalisme.

9. Metode mengajar beregu ( Team teaching method )

Metode mengajar beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yg masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiap siswa yg diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut.

10. Metode mengajar sesama teman ( Peer teaching method )
Metode mengajar sesama teman adalah suatu metode mengajar yg dibantu oleh temannya sendiri

11. Metode pemecahan masalah ( Problem solving method )
Metode ini adalah suatu metode mengajar yg mana siswanya diberi soal-soal, lalu diminta pemecahannya.

12. Metode perancangan ( project method )

yaitu suatu metode mengajar dimana pendidik harus merancang suatu proyek yg hendak diteliti sebagai obyek kajian.

Kelebihan metode perancangan
sebagai berikut :

a. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yg sempit menjadi lebih luas lalu menyuluruh dalam memandang lalu memecahkan masalah yg dihadapi dalam kehidupan.
b. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan, sikap, lalu keterampilan dengan terpadu, yg diharapkan praktis lalu berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangan metode perancangan sebagai berikut :
a. Kurikulum yg berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
b. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, lalu pelaksanaan metode ini sukar lalu memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum disiapkan untuk ini.
c. Harus angsal memilih topik unit yg tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, lalu memiliki sumber-sumber belajar yg diperlukan.
d. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga angsal mengaburkan pokok unit yg dibahas.

13. Metode Bagian ( Teileren method )

yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian, misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yg tentu saja berkaitan dengan masalahnya.

14. Metode Global (Ganze method )

yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yg angsal mereka serap maupun ambil intisari dari materi tersebut.

15. Metode Discovery

Salah satu metode mengajar yg akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yg sudah maju adalah metode discovery, hal itu disebabkan karena metode discovery ini: (a) Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif, (b) Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yg diperoleh hendak setia lalu tahan lama dalam ingatan, tidak hendak ringan dilupakan siswa, (c) Pengertian yg ditemukan sendiri merupakan pengertian yg betul-betul dikuasai lalu ringan digunakan maupun ditransfer dalam situasi lain, (d) Dengan menggunakan strategi penemuan, anak belajar menguasai salah satu metode ilmiah yg hendak angsal dikembangkannya sendiri, (e) dengan metode penemuan ini juga, anak belajar berfikir analisis lalu mencoba memecahkan probela yg dihadapi sendiri, kebiasaan ini hendak ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian diharapkan metode discovery ini lebih dikenal lalu digunakan di dalam berbagai kesempatan proses belajar mengajar yg memungkinkan.

Metode Discovery menurut Suryosubroto (2002:192) diartikan sebagai suatu prosedur mengajar yg mementingkan pengajaran perseorangan, manipulasi obyek lalu lain-lain, sebelum sampai kepada generalisasi.

Metode Discovery merupakan komponen dari praktek pendidikan yg meliputi metode mengajar yg memajukan cara belajar aktif, beroreientasi dengan proses, mengarahkan sendiri, mencari sendiri lalu reflektif. Menurut Encyclopedia of Educational Research, penemuan merupakan suatu strategi yg unik angsal diberi bentuk oleh guru dalam berbagai cara, termasuk mengajarkan ketrampilan menyelidiki lalu memecahkan masalah sebagai alat bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikannya. Dengan demikian angsal dikatakan bahwa metode discovery adalah suatu metode dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yg secara tradisional biasa diberitahukan maupun diceramahkan saja.

Suryosubroto (2002:193) mengutip pendapat Sund (1975) bahwa discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep maupun sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, lalu sebagainya.

Langkah-langkah pelaksanaan metode penemuan menurut Suryosubroto (2002:197) yg mengutip pendapat Gilstrap (1975) adalah: (a) Menilai kebutuhan lalu minat siswa, lalu menggunakannya sebagai dasar untuk menentukan tujuan yg berguna lalu realities untuk mengajar dengan penemuan, (b) Seleksi haluan kata atas dasar kebutuhan lalu minat siswa, prinsip-prinsip, generalisasi, pengertian dalam hubungannya dengan apa yg hendak dipelajarai, (c) Mengatur susunan kelas sedemikian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan penemuan, (d) Berkomunikasi dengan siswa hendak membantu menjelaskan peranan penemuan, (e) menyiapkan suatu situasi yg mengandung masalah yg minta dipecahkan, (f) Mengecek pengertian siswa tentang maslah yg digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan, (g) Menambah berbagai alat peraga untuk kepentingan pelaksanaan penemuan, (h) memberi kesempatan kepada siswa untuk bergiat mengumpulkan lalu bekerja dengan data, misalnya tiap siswa mempunyai data harga bahan-bahan pokok lalu jumlah orang yg membutuhkan bahan-bahan pokok tersebut, (i) Mempersilahkan siswa mengumpulkan lalu mengatur data sesuai dengan kecepatannya sendiri, sehingga memperoleh tilikan umum, (j) Memberi kesempatan kepada siswa melanjutkan pengalaman belajarnya, walaupun sebagian atas tanggung jawabnya sendiri, (k) memberi jawaban dengan cepat lalu tepat sesuai dengan data lalu informasi bila ditanya lalu diperlukan siswa dalam kelangsungan kegiatannya, (l) Memimpin analisisnya sendiri melalui percakapan lalu eksplorasinya sendiri dengan pertanyaan yg mengarahkan lalu mengidentifikasi proses, (m) Mengajarkan ketrampilan untuk belajar dengan penemuan yg diidentifikasi oleh kebutuhan siswa, misalnya latihan penyelidikan, (n) Merangsang interaksi siswa dengan siswa, misalnya merundingkan strategi penemuan, mendiskusikan hipotesis lalu data yg terkumpul, (o) Mengajukan pertanyaan tingkat tinggi maupun pertanyaan tingkat yg sederhana, (p) Bersikap membantu jawaban siswa, ide siswa, pandanganan lalu tafsiran yg berbeda. Bukan menilai secara kritis tetapi membantu menarik kesimpulan yg benar, (q) Membesarkan siswa untuk memperkuat pernyataannya dengan alas an lalu fakta, (r) Memuji siswa yg sedang bergiat dalam proses penemuan, misalnya seorang siswa yg bertanya kepada temannya maupun guru tentang berbagai tingkat kesukaran lalu siswa siswa yg mengidentifikasi hasil dari penyelidikannya sendiri, (s) membantu siswa menulis maupun merumuskan prinsip, aturan ide, generalisasi maupun pengertian yg menjadi pusat dari masalah semula lalu yg sedia ditemukan melalui strategi penemuan, (t) Mengecek apakah siswa menggunakan apa yg sedia ditemukannya, misalnya teori maupun teknik, dalam situasi berikutnya, yaitu situasi dimana siswa bebas menentukan pendekatannya.

Sedangkan langkah-langkah menurut Richard Scuhman yg dikutip oleh Suryosubroto (2002:199) adalah : (a) identifikasi kebutuhan siswa, (b) Seleksi haluan kata terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep lalu generalisasi yg hendak dipelajari, (c) Seleksi bahan, lalu problema serta tugas-tugas, (d) Membantu memperjelas problema yg hendak dipelajari lalu peranan masing-masing siswa, (e) Mempersiapkan setting kelas lalu alat-alat yg diperlukan, (f) Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yg hendak dipecahkan lalu tugas-tugas siswa, (g) Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan, (h) Membantu siswa dengan informasi, data, coba diperlukan oleh siswa, (i) memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yg mengarahkan lalu mengidentifikasi proses, (j) Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa, (k) memuji lalu membesarkan siswa yg bergiat dalam proses penemuan, (l) Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip lalu generalisasi atas hasil penemuannya.

Metode discovery memiliki kebaikan-kebaikan seperti diungkapkan oleh Suryosubroto (2002:200) yaitu: (a) Dianggap membantu siswa mengembangkan maupun memperbanyak persediaan lalu penguasaan ketrampilan lalu proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha untuk menemukan, jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu, (b) Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya lalu mungkin merupakan suatu pengetahuan yg sangat kukuh, dalam arti pendalaman dari pengertian retensi lalu transfer, (c) Strategi penemuan membangkitkan gairah dengan siswa, misalnya siswa merasakan jerih payah penyelidikannya, menemukan keberhasilan lalu kadang-kadang kegagalan, (d) metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri, (e) metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat lalu bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit dengan suatu proyek penemuan khusus, (f) Metode discovery angsal membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan dengan diri sendiri melalui proses-proses penemuan. Dapat memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yg mengecewakan, (g) Strategi ini berpusat dengan anak, misalnya memberi kesempatan dengan siswa lalu guru berpartisispasi sebagai sesame dalam situasi penemuan yg jawaban nya belum diketahui sebelumnya, (h) Membantu perkembangan siswa menuju skeptisssisme yg sehat untuk menemukan kebenaran akhir lalu mutlak.

Kelemahan metode discovery Suryosubroto (2002:2001) adalah: (a) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya siswa yg lamban mungkin bingung dalam usanya mengembangkan pikirannya coba berhadapan dengan hal-hal yg abstrak, maupun menemukan saling ketergantungan antara pengertian dalam suatu subyek, maupun dalam usahanya menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yg lebih pandai mungkin hendak memonopoli penemuan lalu hendak menimbulkan frustasi dengan siswa yg lain, (b) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar waktu angsal hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori-teori, maupun menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata-kata tertentu. (c) Harapan yg ditumpahkan dengan strategi ini mungkin mengecewakan guru lalu siswa yg sudahy biasa dengan perencanaan lalu pengajaran secara tradisional, (d) Mengajar dengan penemuan mungkin hendak dipandang sebagai terlalu mementingkan memperoleh pengertian lalu kurang memperhatikan diperolehnya sikap lalu ketrampilan. Sedangkan sikap lalu ketrampilan diperlukan untuk memperoleh pengertian maupun sebagai perkembangan emosional sosial secara keseluruhan, (e) dalam beberapa ilmu, fasilitas yg dibutuhkan untuk mencoba ide-ide, mungkin tidak ada, (f) Strategi ini mungkin tidak hendak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif, kalau pengertian-pengertian yg hendak ditemukan sedia diseleksi terlebih lewat oleh guru, demikian pula proses-proses di bawah pembinaannya. Tidak semua pemecahan masalah menjamin penemuan yg penuh arti.

Metode Discovery menurut Rohani (2004:39) adalah metode yg berangkat dari suatu pandangan bahwa peserta didik sebagai subyek di samping sebagai obyek pembelajaran. Mereka memiliki kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yg mereka miliki.
Proses pembelajaran harus dipandang sebagai suatu stimulus maupun rangsangan yg angsal menantang peserta didik untuk merasa terlibat maupun berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran. Peranan guru hanyalah sebagai fasilitator lalu pembimbing maupun pemimpin pengajaran yg demokratis, sehingga diharapkan peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan sendiri maupun dalam bentuk kelompok memecahkan masalah atas bimbingan guru.

Ada lima tahap yg harus ditempuh dalam metode discovery menurut Rohani(2004:39) yaitu: (a) Perumusan masalah untuk dipecahkan peserta didik, (b) Penetapan jawaban sementara maupun pengajuan hipotesis, (c) Peserta didik mencari informasi , data, fakta, yg diperlukan untuk menjawab maupun memecahkan masalah lalu menguji hipotesis, (d) Menarik kesimpulan dari jawaban maupun generalisasi, (e) Aplikasi kesimpulan maupun generalisasidalam situasi baru.

Metode Discovery menurut Roestiyah (2001:20) adalah metode mengajar mempergunakan teknik penemuan. Metode discovery adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi sesuatu konsep maupun sesuatu prinsip. Proses mental tersebut misalnya mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan, lalu sebagainya. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri maupun mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing lalu memberikan instruksi.

Pada metode discovery, situasi belajar mengajar berpindah dari situasi teacher dominated learning menjadi situasi student dominated learning. Dengan pembelajaran menggunakan metode discovery, maka cara mengajar melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat dengan diskusi, seminar, membaca sendiri lalu mencoba sendiri, agar anak angsal belajar sendiri.

Penggunaan metode discovery ini guru berusaha untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar. Sehingga metode discovery menurut Roestiyah (2001:20) memiliki keunggulan sebagai berikut: (a) Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta panguasaan ketrampilan dalam proses kognitif/ pengenalan siswa, (b) Siswa memperoleh pengetahuan yg bersifat sangat pribadi / individual sehingga angsal kokoh maupun mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut, (c) Dapat meningkatkan kegairahan belajar para siswa.

Metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) merupakan metode yg lebih menekankan dengan pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar.

Cara mengajar dengan metode discovery menurut Mulyasa (2005:110) menempuh langkah-langkah sebagai berikut: (a) Adanya masalah yg hendak dipecahkan, (b) Sesuai dengan tingkat perkembangan kognitif peserta didik, (c) Konsep maupun prinsip yg harus ditemukan oleh peserta didik melalui kegiatan tersebut perlu dikemukakan lalu ditulis secara jelas, (d) harus tersedia alat lalu bahan yg diperlukan, (e) Sususnan kelas diatur sedemian rupa sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, (f) Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengumpulkan data, (g) Guru harus memberikan jawaban dengan tepat dengan data serta informasi yg diperlukan peserta didik.

16. Metode Inquiry

Metode inquiry adalah metode yg mampu menggiring peserta didik untuk menyadari apa yg sedia didapatkan selama belajar. Inquiry menempatkan peserta didik sebagai subyek belajar yg aktif (Mulyasa , 2003:234).

Kendatipun metode ini berpusat dengan kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadang kala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, lalu saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yg kondusif, dengan menggunakan fasilitas media lalu materi pembelajaran yg bervariasi.

Inquiry dengan dasarnya adalah cara menyadari apa yg sedia dialami. Karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yg bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian , melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis , lalu kritis.
Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan lalu membuat keputusan yg valid untuk menjawab permasalahan yg didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yg baru (Mulyasa, 2005:235).

Strategi pelaksanaan inquiry adalah: (1) Guru memberikan penjelasan, instruksi maupun pertanyaan terhadap materi yg hendak diajarkan. (2) Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yg jawabannya bisa didapatkan dengan proses pembelajaran yg dialami siswa. (3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yg mungkin membingungkan peserta didik. (4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yg sedia dipelajari sebelumnya. (5) Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yg angsal dipertanggungjawabkan (Mulyasa, 2005:236).

Metode inquiry menurut Roestiyah (2001:75) merupakan suatu teknik maupun cara yg dipergunakan guru untuk mengajar di depan kelas, dimana guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, lalu masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yg harus dikerjakan, kemudian mereka mempelajari, meneliti, maupun membahas tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka di dalam kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yg tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan dilaporkan ke sidang pleno, lalu terjadilah diskusi secara luas. Dari sidang pleno kesimpulan hendak dirumuskan sebagai kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yg terakhir bila masih ada tindak lanjut yg harus dilaksanakan, hal itu perlu diperhatikan.

Guru menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, lalu aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, lalu mereka belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendapatnya lalu merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan angsal berdebat, menyanggah lalu mempertahankan pendapatnya. Inquiry mengandung proses mental yg lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan lalu menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry angsal ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, lalu sebagainya. Akhirnya angsal mencapai kesimpulan yg disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang melakukan inquiry.

Teknik inquiry ini memiliki keunggulan yaitu : (a) Dapat membentuk lalu mengembangkan konsep dasar kepada siswa, sehingga siswa angsal mengerti tentang konsep dasar ide-ide dengan lebih baik. (b) Membantu dalam menggunakan ingatan lalu transfer dengan situasi proses belajar yg baru. (c) mendorong siswa untuk berfikir lalu bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersifat jujur, obyektif, lalu terbuka. (d) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif lalu merumuskan hipotesanya sendiri. (e) Memberi kepuasan yg bersifat intrinsik. (f) Situasi pembelajaran lebih menggairahkan. (g) Dapat mengembangkan bakat maupun kecakapan individu. (h) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri. (i) Menghindarkan diri dari cara belajar tradisional. (j) Dapat memberikan waktu kepada siswa secukupnya sehingga mereka angsal mengasimilasi lalu mengakomodasi informasi.

Metode inquiry menurut Suryosubroto (2002:192) adalah perluasan proses discovery yg digunakan lebih mendalam. Artinya proses inqury mengandung proses-proses mental yg lebih tinggi tingkatannya, misalnya merumuskan problema, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan lalu menganalisa data, menarik kesimpulan, lalu sebagainya.

Sumber :  https://trys99.wordpress.com/2020/03/26/macam-macam-metode-pembelajaran/

Demikian artikel tentang Pengertian lalu Macam-macam metode pembelajaran beserta kelebihan lalu kekurangannya. Semoga bermanfaat

No comments:

Post a Comment