Thursday, December 5, 2019

28 Macam Hama & Penyakit Dengan Tumbuhan Dengan Pengedaliannya

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog . Senang sekali rasanya kali ini beroleh kami bagikan artikel tentang 28 Macam Hama & Penyakit Pada Tumbuhan bersama Pengedaliannya :

1. Tikus 
 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel tentang  28 Macam Hama & Penyakit Pada Tumbuhan  bersama Pengedaliannya

Gejala serangan :
  1. Tikus menyerang berbagai tumbuhan.
  2. Menyerang di pesemaian, masa vegetatif, masa generatif, masa panen, tempat penyimpanan.
  3. Bagian tumbuhan yg disarang tidak hanya biji – bijian tetapi juga batang tumbuhan muda.
  4. Tikus membuat lubang – lubang kepada pematang sawah bersama sering berlindung di semak – semak.
Pengendaliannya  :
  1. Membongkar bersama menutup lubang tempat bersembunyi para tikus bersama menangkap tikusnya.
  2. Menggunakan musuh alami tikus, yaitu ular.
  3. Menanam tanaman secara bersamaan agar beroleh menuai dalam waktu yg bersamaan pula sehingga tidak ada kesempatan bigi tikus untuk mendapatkan makanan setelah tanaman dipanen.
  4. Menggunakan rodentisida (pembasmi tikus) ataupun dengan memasang umpan beracun, yaitu irisan ubi jalar ataupun singkong yg agak direndam sebelumnya dengan fosforus. Peracunan ini sebaiknya dilakukna sebelum tanaman padi berbunga bersama berbiji. Selain itu penggunaan racun harus hati – hati karena juga berbahaya bagi hewan ternak bersama manusia.
2. Wereng

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel tentang  28 Macam Hama & Penyakit Pada Tumbuhan  bersama Pengedaliannya

Gejala serangan :
  1. Menyebabkan daun bersama batang tumbuhan berlubang – lubang.
  2. Daun bersama batang kemudian kering, bersama kepada akhirnya mati.
Pengendaliannya  :
  1. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija ataupun tanah dibiarkan selama 1 – 2 bulan.
  2. b. Pengandalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng, misalnya kelebihan – kelebihan predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia douglasi bersama Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
  3. Pengandalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, bersama aman bagi lingkungan.
3. Walang Sangit 
 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel tentang  28 Macam Hama & Penyakit Pada Tumbuhan  bersama Pengedaliannya

Gejala serangan :
  1. Menghisap butir – butir padi yg masih cair.
  2. Biji yg sudah diisap mau menjadi hampa, agak hampa, ataupun liat.
  3. Kulit biji iu mau berwarna kehitam – hitaman.
  4. Walang sangit jejaka (nimfa) lebih aktif dibandingkan dewasanya (imago), tetapi hewan dewasa beroleh merusak lebih hebat karenya hidupnya lebih lama.
  5. Walang sangit dewasa juga beroleh memakan biji – biji yg sudah mengeras, yaitu dengan mengeluarkan enzim yg beroleh mencerna karbohidrat.
  6. Faktor – faktor yg mendukung yg mendukung populasi walang sangit antara lain sebagai berikut.
  • Sawah sangat dekat dengat perhutanan.
  • Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi.
  • Penanaman tidak serentak
Pengendaliannya  :
  1. Menanam tanaman secara serentak.
  2. Membersihkan sawah dari segala macam rumput yg tumbuh di sekitar sawah agar tidak menjadi tempat berkembang biak bagi walang sangit.
  3. Menangkap walang sangit kepada pagi hari dengan menggunakan jala penangkap.
  4. Penangkapan menggunakan unmpan bangkai kodok, ketam sawah, ataupun dengan alga.
  5. Melakukan pengendalian hayati dengan cara melepaskan predator alami beruba kelebihan – kelebihan bersama menanam jamur yg beroleh menginfeksi walang sangit.
  6. Melakukan pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida.
4. Ulat
 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel tentang  28 Macam Hama & Penyakit Pada Tumbuhan  bersama Pengedaliannya

Gejala serangan :
  1. Aktif memakan dedaunan bahkan akar (ki) batang, terutama kepada malam hari.
  2. Daun yg dimakan oleh ulat hanya tersisa rangka ataupun tulang daunya saja.
Pengendaliannya  :
  1. Membuang telur – telur kupu – kupu yg melekat kepada bagian bawah daun.
  2. Menggenangi tempat persemaian dengan air dalam jumlah banyak sehingga ulat mau bergerak ke atas sehingga sepele untuk dikumpulkan bersama dibasmi.
  3. Apabila kedua cara diatas tidak berhasil, maka beroleh dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pertisida.
5. Tungau

Gejala serangan :
  1. Tungau (kutu kecil) bisaanya terdapat di sebuah bawah daun untuk mengisap daun tersebut.
  2. Pada daun yg terserang kutu mau timbul bercak – bercak kecil kemudian daun mau menjadi kuning lalu gugur.
Pengendaliannya  :
  1. Hama ini beroleh diatasi dengan cara mengumpulkan daun – daun yg terserang hama pada suatu tempat bersama dibakar.
6. Lalat bibit (Atherigona exigua, A. Oryzae)

Gejala serangan :
  1. Lalat bibit meletakkan telur kepada pelepah daun padi kepada senja hari.
  2. Telur menetas setelah dua hari bersama larva merusak titik tumbuh. Pupa berwarna kuning kecoklatan terletak di dalam tanah. Setelah keluar dari pupa selama 1 minggu menjadi imago yg siap kawin.
  3. Hama ini menyerang terutama kepada kondisi kelembaban udara tinggi.
Pengendaliannya  :
  1. Pengendaliannya diutamakan kepada penanaman varitas yg tahan.
7. Anjing tanah ataupun orong-orong (Gryllotalpa hirsuta ataupun Gryllotalpa African

Gejala serangan :
  1. Hidup dibawah tanah yg lembab dengan membuat terowongan.
  2. Memakan hewan-hewan kecil (predator), tetapi tingkat kerusakan tanaman lebih besar dari kepada manfaatnya sebagai predator.
  3. Nimfa jejaka memakan humus bersama akar tanaman, imago betina sayapnya berkembang setengah, yg jantan beroleh mengerik di senja hari.
Pengendaliannya :
  1. Pengendaliannya diarahkan kepada pengolahan tanah yg baik agar terowongan rusak.
8. Uret (Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri)

Gejala serangan :
  1. Uret yg merusak tanaman padi terdiri dari spesies Exopholis hypoleuca, Leucopholis rorida, Phyllophaga helleri
  2. Perkembangan hidup ketiga uret tersebut sama yaitu dari telur – larva (uret) – pupa – imago (kumbang).
  3. Kumbang hanya makan sedikit daun-daunan bersama tidak begitu merusak dibanding uretnya.
Pengendaliannya :
  1. Pengendalian diarahkan kepada sistem bercocok tanam yg baik agar vigor tanaman baik.
9. Ganjur (Orseolia oryzae)

Gejala serangan :
  1. Hama ganjur sejenis lalat ordo Diptera. Ngengat betina hanya kawin satu kali seumur hidupnya, bertelur antara 100-250 telur. Telur berwarna coklat kemerahan bersama menetas setelah 3 hari.
  2. Larva makan jaringan tanaman diantara lipatan daun padi, pertumbuhan daun padi jadi tidak normal.
  3. Pucuk tanaman menjadi kering bersama sepele dicabut. Masa larva selama 6 – 12 hari. Siklus hidup keseluruhan 19 – 26 hari.
Pengendaliannya :
  1. Pengendalian diarahkan kepada penanaman varietas yg resisten, penggenangan areal pertanaman sesudah panen agar pupanya mati.
10. Pengorok daun ataupun hama putih (Nymphola depunctalis) bersama hama putih gadungan (Cnaphalocrosis medinalis)

Gejala serangan :
  1. Pengorok daun ataupun hama putih (Nymphola depunctalis) menyerang daun padi sejak dipesemaian hingga dilapang.
  2. Daun padi yg agak dikorok menjadi putih, tinggal kerangka daunnya saja.
  3. Larva bersifat semi aquatik, memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.
  4. Larva membuat gulungan/kantung dari daun padi kemudian menjatuhkan diri ke air. Larva berwarna hijau, perkembangan sampai menjadi pupa 14 – 20 hari. Stadia pupa 4 – 7 hari.
Pengendaliannya :
  1. Meniadakan genangan air kepada pesemaian sehingga larva tidak beroleh memanfaatkan air sebagai sumber oksigen.
  2. Lalat Tabanidae dan semut Solenopsis gemitata merupakan musuh alami.
11. Penggerek jagung (Ostrinia furnacalis)

Gejala serangan :
  1. Menyebabkan batang jagung retak bersama patah.
  2. Kupu sebagai induk dari hama Ostrinia furnacalis hidup di pertanaman kepada malam hari, antara pk. 20.00 sampai pk. 22.00 bersama meletakkan telurnya kepada jam-jam tersebut. Kupu betina meletakkan telur sebanyak 300-500 butir kepada daun ketiga. Telut berwarna putih kekuningan diletakkan di bawah permukaan daun secara berkelompok. Biasanya ditutupi oleh bulu-bulu.
  3. Setelah 4-5 hari telur menetas, ulat mau masuk ke dalam batang setelah berumur 7-10 hari melalui pucuknya bersama sering merusak malai yg belum keluar. Selanjutnya ulat menggerek ke dalam batang bersama kebanyakan kepada ruas batangnya, bersama setelah habis digereknya pula ruas yg disebelah bawah. Umur ulat 18-41 hari
  4. Gejala serangan ulat yg masih muda, tanda daun kelihatan garis-garis putih bekas gigitan.
  5. Serangan berikutnya tampak adanya lubang gerekan kepada batang yg disertai adanya tepung gerek berwarna coklat. Apabila batang jagung patah, tanaman mau mati.
  6. Tanaman inang selain jagung adalah cantel, Panicum viride, bayam bersama gulma Blumea lacera.
Pengendaliannya :
  1. Dengan cara pergiliran tanaman dengan tanaman yg bukan merupakan inangnya.
  2. Tanaman yg terserang dipotong bersama ditimbun dalam tanah ataupun diberikan kepada hewan ternak.
  3. Menghilangkan tanaman inang yg lain yg tumbuh diantara dua waktu tanam.
  4. Membersihkan rumput-rumputan
  5. Cara kimiawi, pengendalian dilakukan sebelum ulat masuk ke dalam batang. Beberapa jenis insektisida yg dinyatakan efektif adalah: Azodrin 15 WSC, Nogos 50 EC, Hostation 40 EC, Karvos 20 EC
12. Kutu daun persik (Myzus persicae)

Gejala serangan :
  1. Kutu daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk bersama daun jejaka tanaman cabai.
  2. Mengisap cairan daun, pucuk, tangkai bunga bersama bagian tanaman yg lain sehingga daun jadi keriting bersama kecil warnanya brlang kekuningan, sayu bersama akhirnya mati.
  3. Melalui angin kutu ini menyebar ke areal kebun.
  4. Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun mengecil.
  5. Kutu ini mengeluarkan cairan manis yg beroleh menutupi permukaan daun mau ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus.
Pengendaliannya :
  1. Pengendalian dengan cara menanam tanaman perangkap (trap crop) di sekeliling kebun cabai seperti jagung.
  2. Pengendalian dengan kimia seperti Curacron 500 EC, Pegasus 500 SC, Decis 2,5 EC, Hostation 40 EC, Orthene 75 SP.
13. Thrips/kemreki (Thrips parvispinus)

Gejala serangan :
  1. Daun yg cairannya diisap menjadi keriput bersama melengkung ke atas.
  2. Thrips sering bersarang di bunga, ia juga menjadi perantara penyebaran virus. sebaiknya dihindari penanaman cabai dalam skala luas dapa satu hamparan.
Pengendaliannya :
  1. Dengan pergiliran tanaman adalah langkah awal memutus perkembangan Thrips.
  2. Memasang perangkap kertas kuning IATP (Insect Adhesive Trap Paper), dengan cara digulung bersama digantung setinggi 15 Cm dari pucuk tanaman.
  3. Pengendalian dengan insektisida secara bijaksana. Yang beroleh dilih antara lain Agrimec 18 EC, Dicarzol 25 SP, Mesurol 50 WP, Confidor 200 SL, Pegasus 500 SC, Regent 50 SC, Curacron 500 EC, Decis 2,5 EC, Hostathion 40EC, Mesurol 50 WP. Dosis penyemprotan disesuaikan dengan label kemasan.
14. Ulat grayak (Spodoptera litura)
Gejala serangan :
  1. Daun bolong-bolong pertanda serangan ulat grayak. Kalau dibiarkan tanaman bisa gundul ataupun tinggal tulang daun saja.
  2. Ia juga memakan buah hingga berlubang akibatnya cabe tidak laku dijual.
Pengendaliannya :
  1. Dengan cara mengumpulkan telur bersama ulat-ulat langsung membunuhnya.
  2. Menjaga kebersihan kebun dari gulma bersama sisa tanaman yg menjadi tempat persembunyian hama bersama pergiliran tanaman.
  3. Pasang perangkap ngengat UGRATAS, dengan cara dimasukkan kedalam botol bekas air mineral ½ liter yg diberi lubang kecil sebagai sarana masuknya kupu jantan. Karena UGRATAS adalah zat perangsang sexual kepada serangga jantan dewasa bersama sangat efektif untuk dijadikan perangkap.
  4. Jika terpaksa atasi serangan ulat grayak dengan Decis 2,5 EC, Curacron 500 EC, Orthene 75 Sp, Match 50 EC, Hostathion 40 EC, Penyemprotan kimia dengan cara bergantian agar tidak terjadi kekebalan kepada hama.
15. Lalat buah (Dacus ferrugineus Coquillet ataupun Dacus dorsalis Hend)

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel tentang  28 Macam Hama & Penyakit Pada Tumbuhan  bersama Pengedaliannya


Gejala serangan :
  1. Lalat ini menusuk akar (ki) buah cabe yg terlihat ada bintik hitam kecil bekas tusukan lalat buah untuk memasukkan telur.
  2. Buah yg terserang mau menjadi bercak-bercak bulat, kemudian membusuk, bersama berlobang.
  3. Setelah telur menetas jadi larva (belatung) bersama hidup di dalam buah sampai buah rontok bersama membusuk larva mau keluar ke tanah bersama seminggu kemudian berubah menjadi lalat muda.
Pengendaliannya :
  1. Lakukan pergiliran tanaman untuk memutus rantai perkembangan lalat.
  2. Kumpulkan semua buah cabai yg terserang bersama musnahkan.
  3. Kendalikan dengan perangkap metil eugenol yg sangat efektif dengan cara memasukkan metil eugenol dalam kapas ke botol bekas air mineral yg agak diolesi minyak goreng, ataupun diberi air. Gantungkan perangkap di pingir kebun.
  4. Pengendalian secara kimia beroleh dilakukan dengan penyemprotan Buldok, Lannate, Tamaron, Curacron 500 EC.
16. Belalang

Gejala serangan :
  1. Gejala penyerangan hama belalang ini sama dengan ulat, yaitu daun menjadi rombeng.
Pengendaliannya :
  1. Hama ini beroleh ditanggulangi dengan penangkapan secara manual.
  2. Tangkap belalang yg belum bersayap ataupun saat masih pagi bersama berembun biasanya belalang tidak beroleh terbang dengan sayap basah.
17. Kutu perisai

Gejala serangan :
  1. Hama ini menyerang bagian daun.
  2. Kutu ini biasanya terdapat koloni dengan membentuk barisan di bagian tulang daun.
Pengendaliannya :
  1. Dapat diatasi menggunakan insektisida sistemik dengan bahan aktif acephate.
18. Spider mite

Gejala serangan :
  1. Spider mite mengisap cairan kepada tanaman.
  2. Serangan hama ini mengakibatkan daun berwarna kuning, kemudian hidup bercak-bercak kepada bagian yg diisap cairannya.
  3. Serangan Spider mite secara besar bisa mengakibatkan daun habis bersama tanaman mati. Spider mite lebih kebal terhadap insektisida.
Pengendaliannya :
  1. Disarankan menggunakan akarisida.
19. Fungus gnats

Gejala serangan :
  1. Adalah serangga yg berbentuk seperti nyamuk berwarna hitam.
  2. Larvanya yg berbentuk seperti cacing hidup di dalam media tanam bersama sering makan akar halus tanaman.
  3. Fungus gnats dewasa merusak seludang bunga, dengan gejala serangan munculnya bintik-bintik hitam kepada seludang bunga.
Pengendaliannya :
  1. Pada fase masih menjadi larva, maka penanganannya dilakukan dengan menaburkan Nematisida seperti Furadan G ke media tanam.
  2. Sedangkan kepada fase dewasa, dilakukan penyemprotan insektisida.
20. Cacing liang (Radhopolus Similis)

Gejala serangan :
  1. Menghisap cairan kepada akar tanaman.
  2. Tanaman yg terserang hama ini adalah tanaman menjadi lambat tumbuh bersama kerdil serta menghasilkan bunga yg kecil.
Pengendaliannya :
  1. Untuk mengatasinya digunakan Nematisida seperti Furadan G yg ditaburkan kepada media tanam sesuai aturan yg tertera dalam kemasan.
  2. Aplikasi pestisida kepada tanaman hias sebaiknya digunakan secara bijak, mengingat dampak negatif yg bisa ditimbulkan. Karena umumnya tanaman hias diletakkan berdekatan dengan manusia, disamping juga pertimbangan mau adanya kemungkinan serangga menjadi semakin kebal dengan insektisida yg digunakan.
21. Penyakit Rebah Kecambah (Phytium spp, Sclerotium sp dan Rhizoctonia sp.)

Gejala serangan :
  1. Penyakit ini menyerang kepada tembakau.
  2. Pada umumnya menyerang di pembibitan, dengan gejala serangan akar (ki) bibit berlekuk seperti terjepit, busuk, berwarna coklat bersama akhirnya bibit roboh.
  3. Penyakit biasanya menyerang didaerah dengan suhu 240C, kelembaban di atas 85 % drainase buruk curah hujan tinggi bersama pH tanah 5,2 – 8,5.
Pengendaliannya :
  1. Penyakit ini beroleh diatasi dengan pengaturan jarak tanam pembibitan.
  2. Disinfeksi tanah sebelum penaburan benih ataupun penyemprotan pembibitan.
  3. Pencelupan bibit sebelum tanam dengan fungisida netalaksil 3 g/liter air Mankozep (2 – 3 g/liter air), Benomil 2 – 3 g/liter air bersama Propanokrab Hidroklorida 1 – 2 ml/l air.
22. Penyakit Lanas (disebabkan cendawan Phytophthora nicotianae var Breda de Haan)

Gejala serangan :
  1. Penyakit ini menyerang kepada tembakau.
  2. Tanaman yg  daunnya masih hijau mendadak terkulai layu bersama akhirnya mati, akar (ki) batang dekat permukaan tanah busuk berwarna coklat bersama apabila dibelah empulur tanaman bersekat-sekat.
  3. Daunnya terkulai kemudian menguning tanaman layu bersama akhirnya mati.
  4. Bergejala nekrosis berwarna gelap terang (konsentris) bersama setelah prosesing warnanya lebih coklat dibanding daun normal.
Pengendaliannya :
  1. Melakukan sanitasi pengolahan tanah yg matang, memperbaiki drainase, penggunaan pupuk kandang yg agak masak.
  2. Rotasi tanaman minimal 2 tahun bersama menggunakan varietas tahan seperti Coker 48, Coker 206 NC85, DB 102, Speight G-28, Ky 317, Ky 340, Oxford 1, bersama Vesta 33.
  3. Dengan penyemprotan fungisida kepada akar (ki) batang dengan menggunakan fungisida Mankozeb 2 – 3 g/liter air, Benomil 2 -3 g/liter air, Propanokarb Hidroklorida 1 – 2 ml air bersama bubur bordo 1 – 2 %.
23. Virus Penyakit Kerupuk (Tabacco Leaf Corl Virus = TLCV).
 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel tentang  28 Macam Hama & Penyakit Pada Tumbuhan  bersama Pengedaliannya

Gejala serangan :
  1. Penyakit ini menyerang kepada tembakau.
  2. Daun terlihat agak berkerut, tepi daun melengkung ke atas, tulang daun bengkok, daun menebal, ataupun sampai daun berkerut bersama sangat kasar.
Pengendaliannya :
  1. Memberantas vektor lalat putih (Bemisia tabaci) dengan insektisida dimetoat ataupun imedakloprid.
24. Kutu Daun Tembakau (Myzus persicae)

Gejala serangan :
  1. Kutu ini merusak tanaman tembakau.
  2. Menghisap cairan daun tanaman, menyerang di pembibitan bersama pertanaman, sehingga pertumbuhan tanaman terhambat.
  3. Kutu ini menghasilkan embun madu yg menyebabkan daun menjadi lengket bersama ditumbuhi cendawan berwarna hitam.
  4. Kutu daun secara fisik mempengaruhi warna, aroma bersama tekstur bersama selanjutnya mau mengurangi mutu bersama harga.
  5. Secara Khemis kutu daun mengurangi kandungan alkoloid, gula, rasio gula alkoloid bersama maningkatkan total nitrogen daun.
  6. Kutu daun beroleh menyebabkan kerugian sampai 50 %, kutu daun beroleh menyebabkan kerugian 22 – 28 % kepada tembakau flue-cured.
Pengendaliannya :
  1. Mengurangi pemupukan N bersama melakukan penyemprotan insektisida yaitu apabila lebih besar dari 10 % tanaman dijumpai koloni kutu tembakau (setiap koloni sekitar 50 belakang kutu).
  2. Pestisida yg digunakan yaitu jenis imidaklorid.
25. Penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella)

Gejala serangan :
  1. Buah kakao yg diserang berukuran panjang 8 cm, dengan gejala masak awal, yaitu belang kuning hijau ataupun kuning jingga bersama terdapat lubang gerekan bekas keluar larva.
  2. Pada saat buah dibelah biji-biji saling melekat bersama berwarna kehitaman, biji tidak berkembang bersama ukurannya menjadi lebih kecil. Selain itu buah jikalau digoyang tidak berbunyi.
Pengendaliannya :
  1. Karantina; yaitu dengan mencegah masuknya bahan tanaman kakao dari daerah terserang PBK
  2. Pemangkasan bentuk dengan membatasi tinggi tajuk tanaman maksimum 4m sehingga memudahkan saat pengendalian bersama panen
  3. Mengatur cara panen, yaitu dengan melakukan panen sesering mungkin (7 hari sekali) lalu buah dimasukkan dalam karung sedangkan kulit buah bersama sisa-sisa panen dibenam
  4. Menyelubungan buah (kondomisasi), caranya dengan mengguna-kan kantong plastik bersama cara ini beroleh menekan serangan 95-100 %. Selain itu sistem ini beroleh juga mencegah serangan hama helopeltis bersama tikus
  5. Cara kimiawi: dengan Deltametrin (Decis 2,5 EC), Sihalotrin (Matador 25 EC), Buldok 25 EC dengan volume semprot 250 l/ha bersama frekuensi 10 hari sekali.
26. Kepik penghisap buah (Helopeltis spp)

Gejala serangan :
  1. Buah kakao yg terserang tampak bercak-bercak cekung berwarna coklat kehitaman dengan ukuran bercak relatif kecil (2-3 mm) bersama letaknya cenderung di ujung buah.
  2. Serangan kepada buah jejaka menyebabkan buah kering bersama mati, tetapi jikalau buah tumbuh terus, permukaan kulit buah retak bersama terjadi perubahan bentuk.
  3. Bila serangan kepada pucuk ataupun ranting menyebabkan daun layu, gugur kemudian ranting layu mengering bersama meranggas.
Pengendaliannya :
  1. Pengendalian yg efektif bersama efisien sampai saat ini dengan insektisida kepada areal yg terbatas yaitu bila serangan helopeltis <15 % sedangkan bila serangan >15% penyemprot-an dilakukan secara menyeluruh.
  2. Dikendalikan secara biologis, menggunakan semut hitam. Sarang semut dibuat dari daun kakao kering ataupun daun kelapa diletakkan di atas jorket bersama diolesi gula.
27. Penyakit busuk buah (Phytophthora palmivora)

Gejala serangan :
  1. Buah kakao yg terserang berbercak coklat kehitaman, biasanya dimulai dari ujung ataupun akar (ki) buah.
  2. Disebarkan melalui sporangium yg terbawa ataupun terpercik air hujan, bersama biasanya penyakit ini berkembang dengan cepat kepada kebun yg mempunyai curah hujan tinggi dengan kondisi lembab.
Pengendaliannya :
  1. Sanitasi kebun, dengan memetik semua buah busuk lalu membenamnya dalam tanah sedalam 30 cm.
  2. Kultur teknis, yaitu dengan pengaturan pohon pelindung bersama lakukan pemangkasan kepada tanaman-nya sehingga kelembaban di dalam kebun mau turun.
  3. Cara kimia, yaitu menyemprot buah dengan fungisida seperti :Sandoz, cupravit Cobox, dll. Penyemprotan dilakukan dengan frekuensi 2 minggu sekali; (4) penggunaan klon tahan hama/penyakit seperti: klon DRC 16, Sca 6,ICS 6 bersama hibrida DR1.
28. Antraknosa (Penyebab jamur C. capsici)

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel tentang  28 Macam Hama & Penyakit Pada Tumbuhan  bersama Pengedaliannya
Gejala serangan :
  1. Menyerang kepada tanaman cabe
  2. Adanya bercak yg agak mengkilap, sedikit terbenam bersama berair.
  3. Lama–kelamaan busuk tersebut mau melebar membentuk lingkaran konsentris.
  4. Dalam waktu yg tidak lama maka buah mau berubah menjadi coklat kehitaman bersama membusuk.
  5. Ledakan penyakit ini sangat cepat kepada musim hujan.
  6. Penyebarannya tidak hanya melalui sentuhan antara tanaman saja melainkan juga bisa karena percikan air, angin, maupun melalui vektor.
Pengendaliannya :
  1. Dengan kultur teknis yg baik.
  2. Dapat juga dilakukan pembersihan ataupun pembuangan bagian tanaman yg sudah terserang agar tidak menyebar.
  3. Selain dengan cara budidaya yg baik, saat pemilihan benih harus kita lakukan secara selektif .
  4. Disarankan agar menanam benih cabe yg memiliki ketahanan terhadap penyakit pathek.
  5. Secara kimia, pengendalian penyakit ini beroleh disemprot dengan fungisida bersifat sistemik yg berbahan aktif triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WDG, ataupun yg berbahan aktif Mankozeb seperti Victory 80WP.
https://sugiartoagribisnis.wordpress.com/2011/01/20/macam-macam-hama-dan-penyakit-pada-tanaman-serta-cara-pengendaliannya/

No comments:

Post a Comment