Sunday, November 10, 2019

Sistem Reproduksi Dengan Hewan (Materi Lengkap)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog . Senang sekali rasanya kali ini angsal kami bagikan materi IPA Biologi : Sistem Reproduksi Pada Hewan baik itu invertebrata dengan vertebrata yang terbagi menjadi perkembangbiakan secara aseksual (vegetatif) dengan seksual (generatif). Mari kita bahas selengkapnya.

Reproduksi adalah suatu proses biologis di mana individu organisme baru diproduksi. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yg dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dengan aseksual.

Dalam reproduksi aseksual, suatu individu angsal melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yg sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual.

Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yg berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yg lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yg lebih sederhana, biasanya satu sel, melakukan reproduksi secara aseksual.

A. REPRODUKSI PADA INVERTEBRATA


Seperti halnya dengan tumbuhan, perkembangbiakan dengan invertebrata (hewan tanpa tulang belakang) meliputi perkembangbiakan secara Aseksual (Vegetatif) dan Seksual (Generatif).

1.    Reproduksi Aseksual (Vegetatif)


Reproduksi yg terjadi tanpa proses peleburan sel gamet. Individu baru mengembol dari bagian tubuh induk. Beberapa hewan melakukan reproduksi aseksual, karena bagian dari siklus hidupnya, dengan beberapa karena pengaruh lingkungan yg ekstreme. Sifat individu yg terbentuk dari reproduksi aseksual adalah 100% mirip dengan induk. Oleh karena itu, terdapat sedikit variasi genetik yg ditemukan dengan individu hasil reproduksi ini. 

Macam-macam reproduksi aseksual antara lain sebagai berikut :

a) Membelah Diri

Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi dengan protozoa (hewan bersel satu), misalnya Amoeba, Paramaecium, dengan Euglena.

 Senang sekali rasanya kali ini  angsal kami bagikan materi  Sistem Reproduksi Pada Hewan (Materi Lengkap)
Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yg masing-masing menyelubungi masing-masing nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menyempit dengan diikuti pemisahan yg membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang menguntungkan, Amoeba bakal melindungi diri dengan membentuk kista yg berdinding sangat kuat.

Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan banyak individu baru dengan ukuran yg lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik, dinding kista bakal pecah dengan individu-individu baru bakal keluar, tumbuh dengan berkembang menjadi Amoeba dewasa.

b) Fragmentasi

Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yg melakukan reproduksi secara fragmentasi adalah cacing Planaria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yg sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yg dipotong menjadi dua bagian, masing-masing potongan bakal tumbuh dengan berkembang menjadi dua sudut cacing Planaria.
 Senang sekali rasanya kali ini  angsal kami bagikan materi  Sistem Reproduksi Pada Hewan (Materi Lengkap)
Gambar  Fragmentasi dengan Cacing Planaria
c) Pembentukan Tunas
 Senang sekali rasanya kali ini  angsal kami bagikan materi  Sistem Reproduksi Pada Hewan (Materi Lengkap)
Gambar Hydra sp bertunas
Tunas adalah cara perkembangbiakan di mana individu baru merupakan bagian tubuh dari induk yg terlepas kemudian tumbuh. contoh Hewan yg berkembang biak dengan membentuk tunas yakni Hydra sp. Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra dewasa. Setelah cukup besar, tunas bakal melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yg melakukan reproduksi dengan tunas misalnya ubur-ubur, hewan karang, dengan anemon laut.

d) Sporulasi (Pembentukan Spora)
 Senang sekali rasanya kali ini  angsal kami bagikan materi  Sistem Reproduksi Pada Hewan (Materi Lengkap)
Gambar  Sporozoa (Plasmodium sp) Penyebab Penyakit Malaria
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yg menghasilkan spora. Hewan yg melakukan reproduksi dengan sporulasi adalah Plasmodium sp. Plamodium adalah protozoa bersel satu yg dikenal sebagai penyebab penyakit malaria. Dalam siklus hidupnya, plasmodium mengalami dua fase, yaitu fase generatif dengan fase vegetatif. Fase generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase vegetatif berlangsung di dalam tubuh penderita penyakit malaria.


2.   Reproduksi Seksual (Generatif) 


Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang angsal terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin dengan hewan invertebrata angsal dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Tanpa pembuahan, yaitu dengan peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi angsal tumbuh menjadi individu baru. Misalnya dengan lebah jantan dengan semut jantan.
b. Dengan pembuahan, angsal dibedakan atas konjugasi dengan anisogami.

Konjugasi, ini terjadi dengan invertebrata yg belum jelas alat reproduksinya misalnya Paramecium.
Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yg tidak sama besarnya, misalnya peleburan mikrogamet dengan makrogamet dengan Plasmodium, dengan peleburan sperma dengan ovum di dalam rahim.

Pembiakan seksual lainnya angsal kita temukan pada:

Hydra

 Senang sekali rasanya kali ini  angsal kami bagikan materi  Sistem Reproduksi Pada Hewan (Materi Lengkap)
Selain berkembang biak secara aseksual (bertunas) Hydra juga angsal berkembang biak secara seksual. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan pembentukan testis dengan ovarium, yg terdapat dengan satu tubuh (hermafrodit). Alat tersebut masing-masing menghasilkan spermatozoid dun ovum. Hasil pembuahannya adalah zigot yg selanjutnya bakal berkembang menjadi hewan baru.

Cacing pita

Tubuh cacing pita terdiri atas segmen-segmen yg disebut proglotid. Pada setiap proglotid terdapat ovarium yg menghasilkan ovum dengan testis yg menghasilkan sel sperma. Bila sel telur dengan sel sperma sudah masak, maka terjadilah pembuahan didalam proglotid yg menghasilkan zigot.

Cacing tanah


Dalam tubuh cacing tanah terdapat beberapa segmen yg kulitnya menebal disebut klitelum. Dalam segmen tersebut terdapat testis yg membentuk spermatozoid, dengan ovarium yg membentuk ovum. Walaupun ovum dengan spermatozoid terdapat dalam satu tubuh, cacing tanah tidak pernah mengadakan pembuahan sendiri, tetapi melakukan perkawinan dengan mempertukarkan spermatozoid (perkawinan silang).

Serangga

 Senang sekali rasanya kali ini  angsal kami bagikan materi  Sistem Reproduksi Pada Hewan (Materi Lengkap)
Pada beberapa jenis serangga, misalnya lebah madu (Apis indica), terdapat koloni yg terdiri atas ratu yg fertil, pejantan fertil dengan mati setelah kawin, dan  pekerja yg mandul (steril). Pada waktu kawin, sperma dari jantan disimpan dalam kantung sperma di induk betina. Sperma ini merupakan cadangan sperma selama ratu hidup. Bila telur yg agak matang dibuahi oleh sperma, telur tersebut bakal berkembang menjadi calon ratu, calon pekerja alias prajurit, sedangkan yg tidak dibuahi (partenogenesis) bakal berkembang menjadi pejantan. Lebah pekerja dengan prajurit menjadi mandul (streril) karena pengaruh lingkungan, yaitu kurang makan.

B. REPRODUKSI PADA VERTEBRATA

Vertebrata (hewan bertulang belakang) hanya angsal berkembangbiak secara Seksual (Generatif).

Reproduksi alias perkembangbiakan secara generatif melibatkan peleburan (fertilisasi) dua macam sel gamet, sperma (gamet jantan) dengan ovum (gamet betina). Individu yg terbentuk bakal mewarisi kedua sifat induk yg bakal memunculkan sifat yg menonjol. Kombinasi genetik dengan reproduksi seksual meningkatkan variasi genetik dengan tingkat spesies. Reproduksi seksual menghasilkan individu baru yg tidak sama persis dengan induk. Berdasarkan tempat bertemunya sel gamet, reproduksi dibedakan menjadi;

1.    Fertilisasi Internal


Peleburan sel gamet jantan dengan sel gamet betina terjadi di dalam tubuh hewan betina. Pada mekanisme ini hewan bakal dilengkapi dengan alat kopulasi. Alat kopulasi ini bakal membantu menghantarkan pertemuan sel gamet. Penis merupakan alat kopulasi dengan beberapa jantan, dengan vagina alat kopulasi dengan hewan betina. Hewan jantan melepaskan berjuta-juta sel gamet melalui alat kopulasi ke dalam alat reproduksi betina. Kemudian sel-sel sperma ini bakal “berlari” mencari keberadaan ovum, hanya satu sperma yg angsal membuahi satu telur. 
Berdasarkan cara perkembangan embrio dibedakan menjadi:

•    Bertelur (OVIPAR)

Embrio bakal berkembang di luar tubuh induk dengan struktur yg bercangkang. Telur embrio bakal dikeluarkan dari tubuh induk. Cangkang ini tersusun atas zat kapur yg melindungi telur embrio dari kehilangan air. Berkembang diluar tubuh tidak mennghalangi perkembangan embrio. Telur embrio agak dilengkapi dengan kantung kuning (yolksacs) yg merupakan nutrisi untuk menyuplai perkembangan embrio selama di dalam cangkang. Hewan memiliki waktu yg bervariasi dalam perkembangan embrionya, hal ini angsal ditujukan dengan ukuran telurnya. Semakin besar ukuran telur maka kantung kuning semakin besar, artinya perkembangan embrio semakin lama. Dibutuhkan beringsang dalam proses pertumbuhan embrio di dalam cangkang, oleh karena itu, induk bakal melakukan suatu cara untuk menghangatkan anaknya di dalam telur. Beberapa induk mengerami telurnya (ayam, burung, unggas lainnya) dengan beberapa menguburnya di dalam pasir alias tumpukan serah-serah daun (penyu, ular, dll). Beberapa induk bakal menunggu sampai anaknya menetas, dengan ada yg meninggalkan anaknya.

•    Melahirkan (VIVIPAR)

Embrio berkembang di dalam tubuh induk betina (rahim). Embrio bakal mendapat suplai makanan dari pembuluh darah induk melalui hubungan plasenta. Embrio bakal berkembang di dalam rahim induk betina dalam masa mengandung yg waktunya sangat bervariasi dengan tiap-tiap hewan.
Contoh: sebagian besar mamalia, termasuk manusia.

•    Bertelur melahirkan (OVOVIVIPAR)

Suatu kombinasi antara bertelur dengan melahirkan. Pada perkembangan ini, embrio disimpan dalam telur tak bercangkang di dalam tubuh. Telur-telur ini dilengkapi dengan kantung kuning untuk menyuplai perkembangan embrio. Sampai waktu yg ditentukan, telur-telur ini pecah di dalam tubuh induk betina, dengan keluar dari tubuh betina.  Contoh: beberapa reptil (kadal, dll).

2.    Fertilisasi Eksternal


Peleburan sel gamet jantan (sperma) dengan sel gamet betina (ovum) yg terjadi di luar tubuh. Hewan jantan bakal merangsang hewan betina untuk menyemprotkan ovum, sedang hewan jantan bakal melepaskan sel spermanya di wilayah yg berair. Diperlukan media air untuk memperantai pertemuan kedua sel gamet ini. Oleh karena itu, peleburan macam ini biasanya terjadi dengan hewan-hewan di lingkungan akuatik, seperti ikan dengan katak. Selain itu, wilayah berair bakal melindungi telur-telur embrio dalam masa perkembangannya, hal ini dikarenakan telur embrio yg terbentuk tidak memiliki cangkang dengan memerlukan kadar kelembapan yg tinggi. Jika telur-telur ini dipindahkan ke wilayah yg kering (daratan) maka menyebabkan telur-telur ini mengering dengan bakal merusak perkembangan embrio. Pada beberapa hewan air, telur bakal berkembang menjadi bentuk larva bersilia yg bakal mengembara menempel di dasar perairan membentuk koloni baru, alias fase sesil (menempel didasar perairan) untuk perkembangan vegetatif. Contohnya ditemukan dengan spons, ubur-ubur, dll.

Setelah kita bahas jenis-jenis fertilisasi, mari kita bahas perkembangbiakan beberapa jenis vertebrata sebagai berikut :

1.Reproduksi Ikan 
 Senang sekali rasanya kali ini  angsal kami bagikan materi  Sistem Reproduksi Pada Hewan (Materi Lengkap) Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dengan ikan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yg bercangkang, namun mengeluarkan ovum yg tidak bakal berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dengan dikeluarkan melalui kloaka. Saat bakal bertelur, ikan betina mencari tempat yg rimbun olehtumbuhan air alias diantara bebatuan di dalam air.

Bersamaan dengan itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yg disalurkan melalui saluran urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dengan keluar melalui kloaka, sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus berlangsung sampai ratusan ovum yg dibuahi melekat dengan tumbuhan air alias dengan celah-celah batu.

Telur-telur yg agak dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil berwarna putih. Telur-telur ini bakal menetas dalam waktu 24 – 40 jam.

Anak ikan yg baru menetas bakal mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya, yg tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yg masih jernih. Dari sedemikian banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yg angsal bertahan hidup.

2. Reproduksi Amfibi (Amphibia)

Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dengan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh. Pada saat kawin, katak jantan dengan katak betina bakal melakukan ampleksus, yaitu katak jantan bakal menempel dengan punggung katak betina dengan menekan perut katak betina. Kemudian katak betina bakal mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum yg dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum katak yg agak matang dengan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong. Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat modal oviduk dengan katak betina dewasa, terdapat saluran yg menggembung yg disebut kantung telur (uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dengan bermuara di kloaka.

Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan juga bakal menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yg berjumlah sepasang dengan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum bakal diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.

Gumpalan telur yg agak dibuahi kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yg keluar dari gumpalan telur bernapas dengan insang dengan melekat dengan tumbuhan air dengan alat hisap.

Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora. Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora alias insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang hidung dengan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah insang digantikan dengan anggota gerak depan.

Setelah 3 bulan sejak terjadi fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna. Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dengan paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dengan menghilang, sedangkan sudut makin memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.

3.Reproduksi Reptil (Reptilia)
 Senang sekali rasanya kali ini  angsal kami bagikan materi  Sistem Reproduksi Pada Hewan (Materi Lengkap)Kelompok reptil seperti kadal, ular dengan kura-kura merupakan hewan-hewan yg fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat ovipar, namun ada juga reptil yg bersifat ovovivipar, seperti ular garter dengan kadal. Telur ular garter alias kadal bakal menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun makanannya diperoleh dari cadangan makanan yg ada dalam telur. Reptil betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yg langsung berhubungan dengan testis, yaitu epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dengan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yg dihubungkan oleh satu testis yg angsal dibolak-balik seperti jari-jari dengan sarung tangan karet. Pada saat kelompok hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yg dimasukkan ke dalam saluran kelamin betina.

Ovum reptil betina yg agak dibuahi sperma bakal melalui oviduk dengan dengan saat melalui oviduk, ovum yg agak dibuahi bakal dikelilingi oleh cangkang yg tahan air. Hal ini bakal mengatasi persoalan setelah telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam dalam tempat yg hangat dengan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat persediaan kuning telur yg berlimpah.

Hewan reptil seperti kadal, iguana laut, beberapa ular dengan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar hidupnya di dalam air. Namun mereka bakal kembali ke daratan ketika meletakkan telurnya.

4. Reproduksi Burung (Aves)

Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan kloaka.

Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dengan tetap kecil yg disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yg dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yg bermuara dengan kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yg berhimpit dengan ureter dengan bermuara di kloaka.

Fertilisasi bakal berlangsung di daerah ujung oviduk dengan saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yg agak dibuahi bakal bergerak mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yg agak dibuahi sperma bakal dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.

Telur angsal menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk bakal membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yg baru menetas masih tertutup matanya dengan belum angsal mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan dalam sarang.

5.Reproduksi Mamalia (Mammalia)

Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dengan marmut merupakan hewan vivipar (kecuali Platypus). Mamalia jantan dengan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke dalam liang alat kelamin betina (vagina).

Ovarium menghasilkan ovum yg kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat serviks (liang rahim) yg berakhir dengan vagina.

Testis berisi sperma, berjumlah sepasang dengan terletak dalam skrotum. Sperma yg dihasilkan testis disalurkan melalui vas deferens yg bersatu dengan ureter. Pada modal ureter juga bermuara saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yg merupakan media tempat hidup sperma.

Sperma yg agak masuk ke dalam serviks bakal bergerak menuju uterus dengan oviduk untuk mencari ovum. Ovum yg agak dibuahi sperma bakal membentuk zigot yg selanjutnya bakal menempel dengan dinding uterus. Zigot bakal berkembang menjadi embrio dengan fetus. Selama proses pertumbuhan dengan perkembangan zigot menjadi fetus, zigot membutuhkan berlebih-lebih zat makanan dengan oksigen yg diperoleh dari uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dengan tali pusar.

Materi terkait :
Sistem reproduksi dengan tumbuhan
Sistem reproduksi dengan hewan
Sistem reproduksi dengan manusia

Sumber :

Campbell, N.A. dkk. 2009. Biology 8th edition. Pearson Benjamin Cummings. San Francisco
http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi-1-reproduksi-pada-hewan/
https://bimbelsmajogja.blogspot.com//search?q=sistem-reproduksi-pada-hewan-invertebrata-aseksual-vegetatif-generatif
https://bimbelsmajogja.blogspot.com//search?q=sistem-reproduksi-pada-hewan-invertebrata-aseksual-vegetatif-generatif
https://bimbelsmajogja.blogspot.com//search?q=sistem-reproduksi-pada-hewan-invertebrata-aseksual-vegetatif-generatif

Demikian materi IPA Biologi : Sistem Reproduksi Pada Hewan baik itu invertebrata dengan vertebrata yang terbagi menjadi perkembangbiakan secara aseksual (vegetatif) dengan seksual (generatif) yang angsal kami sampaikan. Semoga bermanfaat....

No comments:

Post a Comment