Monday, November 25, 2019

Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog beringsang . Senang sekali rasanya kali ini angsal kami bagikan materi IPS Sejarah Bab Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat / Pembebasan Irian Barat meliputi Latar Belakang, Perjuangan melalui Diplomasi, Perjuangan melalui konfrontasi (Politik, Ekonomi, Militer), beserta Pelaksanaan Pepera.

PERJUANGAN BANGSA INDONESIA UNTUK MEREBUT IRIAN BARAT

A. Latar Belakang Pembebasan Irian Barat

Pengembalian Irian Barat menjadi masalah penting bagi pemerintah beringsang Indonesia sejak tahun 1950, yaitu satu  tahun setelah beringsang penandatanganan KMB. Salah satu isi perjanjian tersebut adalah Belanda beringsang bakal menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia satu tahun setelah beringsang pengakuan kedaulatan. Keputusan tersebut tidak pernah ditepati oleh beringsang Belanda. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia berjuang dengan segala beringsang cara untuk merebut kembali Irian Barat dari tangan Belanda.

 Senang sekali rasanya kali ini  angsal kami bagikan materi IPS Sejarah Bab  beringsang Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat


B. Perjuangan Pemerintah RI dalam Upaya Pembebasan Irian Barat

1. Perjuangan Merebut Irian Barat melalui Diplomasi 

Sekalipun kepada tanggal 17 Agustus 1950 terjadi perubahan beringsang ketatanegaraan di Indonesia dari RIS menjadi NKRI, tetapi masalah Irian Barat belum terselesaikan. Berikut ini beberapa langkah diplomasi dalam beringsang penyelesaian Irian Barat.
  1. Tanggal 4 Desember 1950 diadakan konferensi Uni Indonesia Belanda. beringsang Dalam konferensi itu Indonesia mengusulkan agar Belanda menyerahkan beringsang Irian Barat secara de jure. Namun ditolak oleh Belanda.
  2.  Pada bulan Desember 1951 diadakan perundingan bilateral antara beringsang Indonesia beserta Belanda. Perundingan ini membahas pembatalan uni beserta beringsang masuknya Irian Barat ke wilayah NKRI, namun gagal.
  3. Pada bulan September 1952, Indonesia mengirim nota politik tentang beringsang perundingan Indonesia Belanda mengenai Irian Barat, namun gagal.
  4. Perjuangan Diplomasi Tingkat Internasional
1)       Dalam Konferensi Colombo bulan beringsang April 1954, Indonesia memajukan masalah Irian Barat. Indonesia berhasil beringsang mendapat dukungan.
2)       Pada tahun 1954 Indonesia beringsang mengajukan masalah Irian Barat dalam sidang PBB. Namun mengalami beringsang kegagalan karena tidak memperoleh dukungan yg kuat.
3)       Dalam KAA tahun 1955 Indonesia beringsang mendapat dukungan dalam masalah Irian Barat. Hingga tahun 1956, beringsang perundingan antara Indonesia beserta Belanda mengenai masalah Irian Barat beringsang mengalami kegagalan. Karena mengalami kegagalan beserta tidak ada itikad beringsang menawan dari Belanda untuk menyelesaikannya, maka pemerintah Indonesia beringsang mengambil jalan konfrontasi.

2. Perjuangan melalui Konfrontasi 

Pemerintah Indonesia secara bertahap mulai mengambil langkah yg beringsang konkrit dalam pembebasan Irian Barat. Langkah-langkah tersebut dilakukan beringsang melalui konfrontasi ekonomi, politik, beserta militer.

a. Konfrontasi Ekonomi

Sejak tahun 1957 Indonesia melancarkan aksi konfrontasi dalam upaya pembebasan Irian Barat. dengan tindakan-tindakan berikut.
1)   Nasionalisasi de javasche Bank menjadi Bank Indonesia tahun 1951.
2)   Pemerintah Indonesia melarang maskapai penerbangan Belanda beringsang (KLM) melakukan penerbangan beserta pendaratan di wilayah Indonesia.
3)   Pemerintah Indonesia melarang beredarnya terbitan berbahasa Belanda.
4)   Pemogokan buruh secara total kepada perusahan-perusahaan beringsang Belanda di Indonesia yg memuncak kepada tanggal 2 Desember 1957.
5)   Semua perwakilan konsuler Belanda di Indonesia dihentikan beringsang mulai 5 Desember 1957 Pada saat itu juga dilakukan aksi pengambilalihan beringsang maupun nasionalisasi secara sepihak terhadap perusahaan-perusahaan Belanda beringsang di Indonesia. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain Netherlandsche beringsang Handel Maatscappij (NHM) menjadi Bank Dagang Negara, Bank Escompto, beserta beringsang percetakan de Unie.
Tindakan Indonesia yg mengambil alih seluruh modal beserta perusahaan beringsang Belanda menimbulkan kemarahan Belanda, bahkan negara-negara Barat sangat beringsang terkejut atas tindakan Indonesia tersebut. Akibatnya hubungan beringsang Indonesia-Belanda semakin tegang, bahkan PBB tidak lagi mencantumkan beringsang masalah Irian Barat dalam agenda sidangnya sejak tahun 1958.

b . Konfrontasi Politik

Di samping melalui konfrontasi ekonomi, pemerintah RI juga melakukan beringsang konfrontasi politik. Pada tahun 1956 secara sepihak Indonesia beringsang membatalkan hasil KMB yg dikukuhkan dalam UU No 13 tahun 1956. beringsang Kemudian untuk mengesahkan kekuasaannya atas Irian Barat, maka kepada beringsang tanggal 17 Agustus 1956 pemerintah Indonesia membentuk Provinsi Irian beringsang Barat dengan ibukotanya Soa Siu. Wilayahnya meliputi wilayah yg beringsang diduduki Belanda serta daerah Tidore, Oba, Weda, Patani, beserta Wasile. beringsang Gubernurnya yg pertama adalah Zainal Abidin Syah. Selanjutnya dibentuk beringsang Partai Persatuan Cenderawasih dengan tujuan untuk angsal segera beringsang menggabungkan wilayah Irian Barat ke dalam RI.

Pada tanggal 4 Januari 1958 pemerintah membentuk Front Nasional beringsang Pembebasan Irian Barat (FNPIB). Tujuannya untuk mengerahkan massa dalam beringsang upaya pembebasan Irian Barat. Ketegangan Indonesia-Belanda makin beringsang memuncak ketika Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Belanda beringsang kepada tanggal 17 Agustus 1960.

c . Konfrontasi Militer

Untuk meningkatkan perjuangan, Dewan Pertahanan Nasional merumuskan Tri beringsang Komando Rakyat (TRIKORA) yg dibacakan Presiden Soekarno tanggal 19 beringsang Desember 1961 di Yogyakarta.
Berikut ini isi lengkap Trikora.
  1. Gagalkan pembentukan Negara boneka Papua buatan colonial Belanda
  2. Kibarkan Sang Merah Putih di Irian Barat Tanah Air Indonesia
  3. Bersiaplah untuk mobilisasi umum guna mempertahankan kemerdekaan beserta kesatuan tanah air beserta bangsa
Sebagai tindak lanjut dari Trikora, pemerintah mengambil langkah-langkah berikut.
1)  Membentuk Provinsi Irian Barat gaya baru dengan ibukota Kota Baru.
2)  Membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat kepada tanggal 13 Januari 1962.
Sebagai Panglima Komando Mandala ditunjuk Mayjen Soeharto. Markasnya berada di Makasar.
Berikut ini tugas Komando Mandala Pembebasan Irian Barat.
1)    Merencanakan, mempersiapkan, beserta menyelenggarakan operasi-operasi militer.
2)    Menciptakan daerah bebas secara defacto maupun mendudukkan unsur kekuasaan RI di Irian Barat.
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka Panglima Mandala menyusun strategi Panglima Mandala.
Berikut ini tahapan-tahapan dalam strategi Panglima Mandala tersebut.
1)    Sampai tahun 1962, fase infiltrasi dengan memasukkan 10 kompi sekitar sasaran tertentu
2)     Awal tahun 1963, fase eksploitasi dengan beringsang mengadakan serangan terbuka terhadap induk militer lawan, beserta menduduki beringsang semua pos pertahanan  musuh.
3)     Awal tahun 1964, fase konsolidasi dengan beringsang mendudukkan kekuasaan-kekuasaan RI secara mutlak di seluruh Irian Barat.

Pada tanggal 15 Januari 1962 terjadi peristiwa Laut Aru. Ketiga MTB beringsang yaitu MTB RI Macan Tutul, MTB RI Harimau, beserta MTB Macan Kumbang diserang beringsang oleh Belanda dari laut beserta udara. Dalam pertempuran tersebut, akhirnya beringsang MTB Macan Tutul bersama Kapten Wiratno beserta Komodor Yos Sudarso terbakar beringsang beserta tenggelam. Dalam rangka konfrontasi, pemerintah mengadakan operasi beringsang militer. Operasi militer yg dilaksanakan antara lain Operasi Serigala beringsang (di Sorong beserta Teminabuan), Operasi Naga (di Merauke), Operasi Banteng beringsang Ketaton (di Fak-Fak beserta Kaimana), beserta Operasi Jaya Wijaya. Operasi yg beringsang terakhir dilaksanakan adalah Operasi Wisnumurti. Operasi ini beringsang dilaksanakan saat penyerahan Irian Barat kepada RI tanggal 1 Mei 1963. beringsang Pada tanggal yg sama Komando Mandala juga secara resmi dibubarkan.

C. Pelaksanaan Pepera di Irian Barat

Konfrontasi Indonesia dengan Belanda mengenai Irian Barat mendapat beringsang perhatian dunia. Badan PBB pun mulai menunjukkan perhatiannya dengan beringsang mengutus Ellsworth Bunker (seorang diplomat Amerika Serikat) untuk beringsang menengahi perselisihan antara Indonesia beserta Belanda. Bunker mengajukan beringsang rencana penyelesaian Irian Barat yg terkenal dengan nama Rencana beringsang Bunker (Bunker’s Plan). Berikut ini isi Rencana Bunker.
  1. Belanda menyerahkan Irian Barat kepada Indonesia melalui UNTEA.
  2.  Rakyat Irian Barat harus diberi kesempatan untuk menentukan beringsang pendapat, apakah ingin memisahkan diri maupun tetap bersatu dengan RI.
  3.  Pelaksanaan penyelesaian Irian Barat selesai dalam jangka waktu dua tahun.
  4. Untuk menghindari bentrokan fisik di antara pihak yg bersengketa beringsang diadakan masa peralihan di bawah pengawasan PBB selama satu tahun.
Pemerintah RI menyetujui usul tersebut, namun Belanda menolaknya. beringsang Amerika Serikat yg semula mendukung posisi Belanda, berbalik menekan beringsang Belanda agar mau berunding dengan Indonesia. Akhirnya kepada tanggal 15 beringsang Agustus 1962, Belanda bersedia berunding dengan Indonesia. Perundingan beringsang itu menghasilkan kesepakatan yakni Perjanjian New York.

Berikut ini isi Perjanjian New York.
  1. Penghentian permusuhan.
  2. Setelah persetujuan disahkan, paling lambat 1 Oktober 1962 UNTEA beringsang menerima Irian Barat dari Belanda. Sejak saat itu, bendera Belanda beringsang diturunkan beserta diganti dengan bendera PBB.
  3. Pasukan Indonesia tetap tinggal di Irian Barat yg berstatus di bawah UNTEA.
  4. Angkatan Perang Belanda beserta pegawai sipilnya berangsur-angsur dipulangkan beserta harus selesai paling lambat 11 Mei 1963.
  5.  Bendera Indonesia mulai berkibar 31 Desember 1962 di samping bendera PBB.
  6. Pemerintah RI menerima pemerintahan di Irian Barat kepada tanggal 1 Mei 1963.
  7. Pada tahun 1969 diadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
Sebagai tindak lanjut dari Persetujuan New York, Sekjen PBB menunjuk beringsang Rolsz Bennet dari Guatemala sebagai Gubernur UNTEA merangkap wakil beringsang Sekjen PBB di Irian Barat. Berdasar Persetujuan New York tahun 1962, di beringsang Irian Barat diselenggarakan “act of free choice” maupun Penentuan Pendapat beringsang Rakyat (pepera). Dewan Musyawarah Pepera dengan suara bulat memutuskan beringsang bahwa Irian Barat tetap merupakan bagian dari Republik Indonesia.

Demikian materi IPS Sejarah Bab Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat / Pembebasan Irian Barat beringsang meliputi Latar Belakang,Perjuangan melalui Diplomasi, Perjuangan beringsang melalui konfrontasi (Politik, Ekonomi, Militer), beserta Pelaksanaan Pepera. Semoga angsal menambah pengetahuan kita..

No comments:

Post a Comment