Thursday, November 28, 2019

Bioteknologi (Pengertian, Jenis, Penerapan, Dampak)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog . Senang sekali rasanya kali ini bisa kami bagikan materi lengkap IPA Biologi Bab Bioteknologi meliputi Pengertian, Sejarah Singkat, Jenis (Bioteknologi konvensional dengan modern), Penerapan dengan Dampak Bioteknologi dalam kehidupan. Mari kita bahas selengkapnya...


 Senang sekali rasanya kali ini  bisa kami bagikan materi lengkap IPA Biologi Bab  Bioteknologi (Pengertian, Jenis, Penerapan, Dampak)

A. PENGERTIAN BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi merupakan teknologi yg memanfaatkan organisme alias bagian-bagiannya untuk mendapatkan barang dengan jasa. Dalam perkembangan lebih lanjut, bioteknologi didefinisikan sebagai pemanfaatan prinsip-prinsip dengan rekayasa terhadap organisme, sistem alias proses biologis untuk manghasilkan alias meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dengan jasa bagi kepentingan hidup manusia.

B. SEJARAH SINGKAT  BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi bukanlah merupakan ilmu baru dalam peradaban manusia. Bioteknologi agak dilakukan sejak zaman prasejarah, antara lain untuk menghasilkan minuman beralkohol dengan makanan yg difermentasikan.
 
Bioteknologi mengalami perkembangan secara bertahap, sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel 5.2. Semenjak awal diterapkan, sampai dengan tahun 1857 disebut era bioteknologi non-mikrobial. Disebut bioteknologi era non-mikrobial karena dengan saat itu belum diketahui bahwa makanan produk fermentasi merupakan hasil kerja mikroorganisme. Bioteknologi dimensi baru (bioteknologi mikrobial) dimulai sejak 1857 setelah Louis Pasteur menemukan bahwa fermentasi yg terjadi dalam pembuatan anggur merupakan hasil kerja mikroorganisme. Makanan alias minuman yg diproduksi melalui proses fermentasi antara lain tempe, tape, sake (di Jepang), tuak, anggur, dengan yoghurt.

Pada tahun 1920 proses fermentasi yg ditimbulkan oleh mikroorganisme mulai diguna-kan untuk memproduksi zat-zat seperti aseton, butanol, etanol, dengan gliserin. Fermentasi juga digunakan untuk memproduksi asam laktat, asam sitrat, dengan asam asetat dengan meng-gunakan jasa bakteri. Setelah perang dunia II dihasilkan produk bio-teknologi lain misalnya penisilin dari jamur Penicillium notatum. Keberhasilan ini diikuti dengan penelitian kemampuan mikroorga-nisme lain menghasilkan antibiotik dengan zat-zat lain seperti vitamin, ste-roid, enzim, asam amino, dengan senyawa-senyawa protein tertentu.

Perkembangan teknologi muta-khir yg dibarengi dengan per-kembangan di bidang biokimia, biologi seluler, dengan biologi molekuler melahirkan teknologi enzim dengan rekayasa genetika yg akhirnya mengantarkan kita ke suatu era bioteknologi modern. Kini bioteknologi agak benar-benar digunakan untuk menjawab berbagai tantangan kehidupan manusia.
 
C. JENIS BIOTEKNOLOGI

Bioteknologi dibedakan menjadi 2, yaitu Bioteknologi Konvensional dan Bioteknologi Modern.

1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional merupakan bioteknologi sederhana yg menerapkan ilmu biologi, biokimia. Rekayasa yg terjadi masih dalam tingkat yg terbatas. Bioteknologi konvensional menggunakan jasad hidup secara utuh. Proses biokimia dengan proses genetik terjadi secara alami. Manipulasi yg dilakukan dalam bioteknologi ini hanya sebatas manipulasi dengan lingkungan dengan media tumbuh serta tidak sampai dengan tahap rekayasa genetika. Seandainya ada, rekayasa yg berlangsung bersifat sederhana dengan perubahan yg terjadi tidak tepat sasaran. Biotektologi

konvensioanal tidak dipakai untuk pembuatan produk secara mahal dengan menggunakan biaya yg relatif rendah, selain itu ilmu yg digunakan pun biasanya diwariskan secara turun-temurun.
Contoh Produk Hasil dari Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi Konvensional dalam Pengolahan Susu

Penerapan bioteknologi konvensional dalam bidang pangan berbahan baku susu bisa kita temukan dalam yogurt, keju, dengan mentega.

Contoh Produk Keterangan
Yogurt Camilan satu ini terbuat dari hasil fermentasi susu oleh bakteri Streptococcus thermophillus dengan Lactobasilus bulgaricus. Susu yg biasa digunakan adalah susu hewan yg terlebih tempo hari dipasteurisasi.
Keju Keju merupakan contoh penerapan bioteknologi konvensional yg dilakukan melalui metode pengawetan susu. Metode ini sudah dilakukan semenjak zaman Romai dengan Yunani kuno. Keju dibuat dengan menambahkan bakteri asam laktat dengan susu. Bakteri asam laktat tersebut misalnya Pripioni bacterium (untuk keju keras), Penicilium roqueforti (untuk keju setengah lunak), dengan Penicilium camemberti (untuk keju keras). Adapun bakteri-bakteri tersebut berfungsi sebagai mikrobia yg bisa mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam laktat yg padat dengan menggumpal.
Mentega Mentega contoh produk bioteknologi konvensional yg dihasilkan dari fermentasi krim susu menggunakan bakteri Streptococcus lactis. Bakteri ini bisa memisahkan tetesan mentega yg berlemak dengan cairan yg terkandung di dalamnya.

Bioteknologi Konvensional dalam Bidang Pangan

Penerapan dengan contoh bioteknologi konvensional dalam bidang pangan bisa kita temukan dalam beberapa produk sebagai berikut.

Contoh Produk Keterangan
Tapai alias tape Dibuat melalui fermentasi ketan alias singkong menggunakan jamur Saccharoyces cerevisiae. Jamur ini merubah glukosa dengan bahan menjadi asam asetat, energi, alkohol dengan karbondioksida.
Tempe dengan oncom Tempe dibuat melalui fermentasi kedelai menggunakan bantuan jamur Rhizopus sp. yg bisa merubah protein kompleks dari kedelai menjadi asam amino, oncom hitam dibuat dari fermentasi ampas tahu menggunakan jamur Neurospora crassa, sedangkan oncom hitam dibuat dari fermentasi bungkil kacang tanah menggunakan jamur Rhizopus oligosporus.
Roti Roti terbuat dari bahan utama berupa tepung terigu. Agar adonan roti bisa mengembang, para pembuatnya biasanya mau menambahkan ragi roti alias Saccharomyces cerevisiae. Selain membuat adonan roti lebih mengembang, penambahan mikroorganisme ini juga membuat tekstur roti menjadi lebih lembut dengan tidak bantat.
Kecap dengan tauco Kecap terbuat dari kedelai yg ditambahkan dengan jamur Aspergilus soyae dengan Aspergilus wentii, sedangkan tauco terbuat dari kedelau yg ditambai bakteri Aspergilus oryzae. Jamur-jamur ini merubah protein kompleks kedelai menjadi asam amino yg lebih senang dicerna oleh tubuh manusia.
Nata de Coco Nata de coco adalah contoh bioteknologi konvensional berupa camilan sehat dengan tekstur kenyal. Makanan ini terbuat dari ari kelapa yg ditambahi dengan bakteri Acetobacter xylinum. Bakteri ini menrubah gula dalam air kelapa menjadi selulosa yg lebih kenyal dengan padat. Selain dibuat dari air kelapa, nata juga bisa diproduksi dari sari nanas (nata de pineaplee), sari kedelai (nata de soya), sari biji kakao (nata de cacao), dengan lain sebagainya.
Acar dengan Asinan Sayuran yg difermentasi menjadi asinan alias acar juga merupakan contoh bioteknologi konvensional. Bakteri-bakteri seperti Lactobacillus sp., Streptococcus sp., dengan Pediococcus sp., merupakan mikroba penting dalam pembuatan bahan panganan tersebut. Bakteri-bakteri ini mengubah gula dalam sayuran menjadi asam asetat yg menghasilkan rasa masam.
Minuman berakohol Anggur, wine, rum, sake adalah beberapa contoh produk bioteknologi konvensional yg menggunakan lebih dari satu mikroorganisme dalam proses pembuatannya. Misalnya dalam produksi alkohol, pati dari ketan alias bahan berkarbohidrat lainnya diubah menjadi glukosa menggunakan bantuan jamur Aspergilus. Glukosa tersebut kemudian diubah menjadi etanol mengunakan bantuan jamur Saccharomyces.
Sufu alias Keju Kedelai Sufu terbuat dari gumpalan protein kedelai yg dihasilkan dari proses fermentasi jamur Actinomucor elegans. Meski jamur-jamur lainnya seperti Mucor hiemalis, Mucor salvaticus, Mucor sufu, dengan Mucor substilissimus bisa digunakan dalam pembuatan bahan pangan satu ini, jamur Actinomucor elegans lebih banyak dipilih karena lebih ekonomis.
Tempe Bongkrek Tempe bongkrek adalah hasil sampingan dari produksi minyak kelapa yg difermentasi menggunakan bakteri Pseudomonas cocovenenans. Tempe bongkrek bisa bersifat racun bila dalam proses pembuatannya terjadi kontaminasi bakteri Burkholderia cocovenenans. Efek dari racun ini bahkan bisa membuat terganggunya sistem pernafasan dengan menyebabkan kematian.
 

2. Bioteknologi Modern
Bioteknologi modern agak menggunakan teknik rekayasa tingkat tinggi dengan terarah sehingga hasilnya bisa dikendalikan dengan baik. Teknik yg sering digunakan adalah dengan melakukan manipulasi genetik dengan suatu jasad hidup secara terarah sehingga diperoleh hasil sesuai dengan yg diinginkan.
Teknik yg digunakan dalam bioteknologi modern adalah teknik manipulasi bahan genetik (DNA) secara in vitro, yaitu proses biologi yg berlangsung di luar sel alias organisme, misalnya dalam tabung percobaan. Oleh karena itu, bioteknologi modern juga dikenal dengan rekayasa genetika, yaitu proses yg ditujukan untuk menghasilkan organism transgenik. 
Organisme transgenik adalah organisme yg urutan informasi genetik dalam kromosomnya agak diubah sehingga mempunyai sifat menguntungkan yg dikehendaki.   

Berbeda dengan bioteknologi konvensional, bioteknologi modern sudah memanfaatkan metode-metode mutakhir, yaitu : Kultur Jaringan Tumbuhan dengan Rekayasa Genetik.
 
1.)  Kultur Jaringan Tumbuhan
Kultur jaringan tumbuhan merupakan teknik menumbuhkembangakan bagian tanaman, baik berupa sel, jaringan, alias organ dalam kondisi aseptik secara in vitro. Kultur jaringan bisa dilakukan karena adanya sifat totipotensi, yaitu kemampuan setiap sel tanaman untuk tumbuh menjadi individu baru bila berada dalam lingkungan yg sesuai. Teori ini pertama kali dikemukakan oleh G. Haberlandt (ahlli fisiologi Jerman dengan tahun 1898). Teori kemudian diuji ulang oleh F.C. Steward dengan tahun 1969 dengan menggunakan satu sel emplur wortel.

 Senang sekali rasanya kali ini  bisa kami bagikan materi lengkap IPA Biologi Bab  Bioteknologi (Pengertian, Jenis, Penerapan, Dampak)
Dalam percobaannya, Steward bisa menumbuhkan satu sel empulur tersebut menjadi satu individu wortel. 
Dalam kultur jaringan, tanaman yg mau dikulturkan sebiknya berupa jaringan orang muda yg sedang tumbuh, misalnya akar, daun muda, dengan tunas. Bagian tumbuhan yg mau dikultur disebut sebagai eksplan.

a)  Teknik Kultur Jaringan
Tanaman dengan teknik kultur jaringan bisa diperoleh dengan empat tahap sebagai berikut.
1.  Tahap inisiasi adalah tahap penanaman eksplan ke dalam media. Media yg digunakan adalah media cair yg terdiri dari zat nutrisi dengan zat pengatur tumbuh.
2.  Tahap multiplikasi (perbanyakan kultur), eksplan mau tumbuh menjadi jaringan seperti kalus berwarna putih disebut protocorm like body (PLB).
3.  Tahap menghasilkan plantlet, PLB berkembang menjadi tanaman kecil yg disebut plantlet.
4.  Tahap aklimatiasi, plantlet dipisah-pisahkan dengan dikultur dalam media padat. Setelah plantlet tumbuh menjadi tanaman yg sempurna, maka tanaman tersebut dipindah ke polybag.

Kultur jaringan mau berhasil dengan baik apabila syarat-syarat yg diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut antara lain, yaitu :
1.  Pemilihan eksplan sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus.
2.  Penggunaan medium yg cocok.
3.  Keadaan aseptik.
4.  Pengaturan udara yg baik.

b)  Manfaat dengan Kelemahan Kultur Jaringan
Dengan melakukan kultur jaringan tumbuhan bisa diperoleh manfaat sebagai berikut.
1.  Mendapat bibik banyak dalam waktu singkat yg identik dengan induknya.
2. Bibit terhindar dari hama dengan penyakit.
3.  Menghasilkan varietas baru seperti yg dikehendaki.
4.  Mendapat hasil metabolisme tumbuhan (metabolit sekunder), misalnya karet, resin, tanpa areal tanaman yg luas dengan tidak perlu menunggu tumbuhan dewasa.
5.  Melestarikan tanaman-tanaman  yg hampir punah.

Selain memiliki manfaat, kultur jaringan juga memiliki kelemahan-kelemahan yaitu sebagai berikut.
1.  Diperlukan biaya yg relatif tinggi.
2.  Hanya mampu dilakukan oleh orang-orang tertentu saja, karena memiliki keahlian khusus.
3.  Bibit hasil kultur jaringan memerlukan proses aklimatiasi, karena terbiasa dalam kondisi lembap dengan aseptik.

2)   Rekayasa Genetika
 Senang sekali rasanya kali ini  bisa kami bagikan materi lengkap IPA Biologi Bab  Bioteknologi (Pengertian, Jenis, Penerapan, Dampak)
Rekayasa genetika adalah suatu proses perubahan gen-gen dalam tubuh makhluk hidup. Rekayasa genetika dilakukan dengan cara mengisolasi dengan mengidentifikasi serta memperbanyak gen yg dikehendaki. 
Berbagai teknik rekayasa genetika berkembang dimungkinkan karena ditemukannya :
a)  Enzim restriksi endonuklease yg bisa memotong benang DNA.
b)  Enzim ligase yg bisa menyambung kembali benang DNA.
c)   Plasmid yg bisa digunakan sbagai wahana memindahkan potongan benang DNA tertentu ke dalam sel mikroorganisme.

Teknik rekayasa genetika  bisa dilakukan melalui :
1.   Rekombinasi DNA
Rekombinasi DNA adalah proses penyambung 2 DNA dari organisme yg berbeda. Hasil penggabungan DNA dari individu yg tidak sama inj disebut dengan DNA rekombinan. Gen dari satu individu yg disisipi alias digabungkan dengan gen individu yg lain disebut transgen, individunya disebut transgenik. Rekombinasi DNA bisa terjadi secara alami dengan buatan. Secara alami bisa terjadi dengan cara :

a)  Pindah silang, yaitu tukar menukar kromatid dengan kromosom homolog sehingga DNA terputus dengan tersambungkan secara silang.
b)  Transduksi,yaitu bersambungnya DNA bakteri yg satu dengan bakteri yg lain dengan prantara virus.
c)  Tranformasi, yaitu pemindahan sifat-sifat dari satu mikroba ke mikroba lainnya melalui bagian-bagian DNA tertentu dari mikroba pertama.
Rekombinasi DNA secara buatan dilakukan dengan penyambungan DNA secara in vitro. Alas an dilakukan rekombinasi DNA ini adalah :
a)  Strutur DNA semua spesies sama.
b)  DNA bisa disambung-sambungkan.
c)   Ditemukan enzim pemotong dengan penyambung.
d)  Gen bisa terekspresi  di sel apapun.
Teknologi rekombinasi DNA memerlukan suatu prantara alias vektor untuk memasukkan gen ke dalam sel target berupa plasmid bakteri, sehingga merupakan bentuk teknologi plasmid. Plasmid adalah lingkaran kecil DNA bakteri alias eukariota bersel satu yg bisa bereplikasi. Alasan dipilihnya plasmid bakteri adalah :
a)  Memiliki kemampuan memperbanyak diri melalui proses replikasi dengan senang disisipi gen lain.
b)  Pasmid bisa dipindah ke sel bakteri lain.
c)   Sifat plasmid dengan keturan bakteri sama dengan induknya karena plasmid tidak terikat dengan kromosom inti.
d)  Merupakan molekul DNA yg mengandung gen tertentu.
Metode rekombinasi DNA adalah :
a)  Identifikasi gen yg diinginkan, dilakukan dengan gen donor.
b)  Isolasi gen donor, dilakukan dengan cara memotong gen donor dari DNA sekitar yg mengelilinginya.
c)  Ekstrasi plasmid (cincin DNA) dari sel bakteri.
d)  Membuka plasmid dengan menyisipkan potongan DNA pembawa informasi yg dikehendaki.
e)  Memasukkan plasmid berisi DNA rekombinan ke dalam sel bakteri.
f)   Membiakkan bakteri yg agak direkayasa di dalam tabung fermentasi.
Contoh rekombinasi DNA dengan bakteri adalah dengan pembuatan insulin oleh bakteri E. coli.

2.   Teknik Hibridoma/Fusi Sel.
Teknik hibridoma adalah penggabungan 2 sel dari organisme berbeda ataupun sama (fusi sel) sehingga menghasilkan sel tunggal berupa sel hybrid (hibridoma) yg memiliki kombinasi sifat dari kedua sel tersebut. Proses penggabungan sel menggunakan tenaga listrik, sehingga prosesnya disebut elektrofusi.
Hal-hal yg diperlukan dalam teknik hibridoma, yaitu :
a)  Sel umber gen adalah sel-sel yg memiliki sifat yg diinginkan.
b)  Sel wadah adalah sel yg mampu membelah dengan cepat (misalnya sel mieloma).
c)  Fusi gen adalahza-zat yg mempercepat fusi sel (misalnya NaNO3).
Teknik hibridoma bisa dimanfaatkan untuk pembuatan produk penting, misalnya antibodi monoclonal, pembentukan spesies baru, dengan pemetaan kromosom.

3.   Kloning
Kloning berasal dari bahasa inggris clonning yg berarti suatu usaha untuk menciptakan duplikat suatu organisme melalui proses aseksual. Tujuan utama kloning adalah untuk mengisolasi gen yg diinginkan dari seluruh gen yg ada (kromoson) dengan organisme donor. Untuk mencapai tujuan tersebut, kloning bisa dilakukan dengan kloning embrio dengan transfer inti. Kloning embrio dilakukan dengan fertilisasi in vitro, misalnya kloning dengan sapi yg secara genetik identik untuk memproduksi hewan ternak.


Sedangkan kloning dengan tanspfer inti yaitu pemindahan inti sel yg satu ke sel lain sehingga diperoleh individu baru yg memiliki sifat baru sesuai inti yg diterimanya. Kloning dengan transfer inti dilakukan dengan menggunakan sel somatis sebagai sumber gen. Contoh kloning dengan transfer inti adalah domba Dolly. 
D. PENERAPAN BIOTEKNOLOGI DALAM BERBAGAI BIDANG

1. Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Medis dengan Kesehatan
Penerapan ini disebut sebagai bioteknologi merah, diawali dengan tahap analisa alias diagnosa suatu penyakit dengan pengobatan sebuah penyakit. Beberapa contoh bioteknologi di bidang medis dengan kesahatan misalnya penggunaan mikroorganisme dengan antibiotik alias vaksin, penggunaan mikroorganisme dengan hormon dengan penyakit diabetes mellitus, bayi tabung, Antibodi Monoklonal, penggunaan sel intuk untuk pengibatan penyakit sroke, dengan terapi gen untuk penyembuhan penyakit genetis.

2. Penerapan Bioteknologi dalam Bidang Pertanian dengan Peternakan
Bioteknologi ini bioteknologi hijau, dilakukan dengan memodifikasi genetik dengan rekayasa genetika untuk memperoleh varietas unggul, produksi tinggi, kandungan gizi tinggi, tahan hama, patogen, dengan herbisida. Hal ini memberikan sumbangan besar terhadap kemajuan ilmu pemuliaan tanaman (plant breeding) dengan kehidupan manusia bahkan berdampak dengan kemajuan ekonomi manusia itu sendiri.

3. Penerapan Bioteknologi dalam bidang pertambangan (biometalurgi)
Di bidang pertambangan berkembang bioteknologi untuk memisahkan logam dari bijihnya yaitu dengan pemanfaatan bakteri Thiobacillus ferroxidans. Bakteri ini merupakan bakteri kemolitotrof yg mampu memisahkan logam dari bijihnya. Energy yg digunakan Thiobacillus ferroxidans dalam memisahkan logam dari bijihnya berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik khususnya senyawa besi dengan belerang. Asam sulfat dari besi sulfat melarutkan logam dari bijihnya.
Berikut ini adalah tahapan bakteri dalam memisahkan tembaga dari bijihnya, yaitu :
a.  Bakteri bereaksi dengan melarutkan senyawa belerang dengan besi dalam batuan. Selanjutnya, bakteri mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+.
b.  Unsure S dalam FeS2 bereakasi dengan ion hydrogen dengan molekul oksigen membentuk H2SO4.
c.  Ion Fe3+ pada bijih yg mengandung CuSO4 mengoksidasi ion Cu+ menjadi Cu2+ dan bereaksi dengan SO42- dari H2SO4 sehingga membentuk CuSO4.
d.  Reaksi selanjutnya adalah sebagai berikut :
CuSO+ 2Fe + H2SO4 → 2FeSO4 + Cu + 2H+

4. Penerapan Bioteknologi dalam  Bidang Lingkungan (Biromediasi)
a.  Pengolahan Limbah Cair
Limbah cair organic bisa diuraikan oleh bakteri anaerob menghasilkan bahan bakar alternative (biogas). Limbah cair yg mengandung protein, lemak, dengan karbohidrat difermentasikan oleh metanobakterium secara anaerob sehingga mampu menghasilkan biogas.
b.  Pengolahan Sampah/Limbah padat
Pengolahan sampah dengan bantuan mikroba adalah dengan cara pengomposan sampah-sampah organic. Pengomposan bisa dilakukan dengan aerobic maupun anaerobik. 
c.  Plastik Biodegradable
Salah satu usaha untuk mengurangi limbah plastic yg menimbulkan pencemaran adalah dengan cara memproduksi plastic yg senang terurai (biodegradable) melalui bioteknologi. Mikroba yg mampu membuat plastic biodegradable antara lain Alxaligenes eutrophus. Plastic biodegradable lainnya adalah pululan yg diproduksi oleh Aureobasidium pullulans. 
d.  Pengolahan Limbah Minyak
Mikroorganisme yg berperan dalam mengatasi limbah minyak, yaitu :
1)  Pseudomonas hasil rekayasa genetika oleh Dr. Chakrabarty mampu membersihkan senyawa hodrokarbon dalam tumpahan minyak bumi dengan cara memecah ikatan hidrokarbon minyak.
2)  Acinetobacter calcoacetinius mampu memproduksi emulsan yg menyebabkan minyak bercampur dengan air sehinggga bisa dipecah oleh mikroba.
3)  Zhantomonas campestris dapat mengumpulkan tumpahan minyak setelah sebelumnya minyak diberi gum xanthan untuk mengentalkan.

E. DAMPAK BIOTEKNOLOGI DALAM KEHIDUPAN
Bioteknologi memiliki dampak positif  dengan juga dampak negatif.
1.  Dampak Positif  Bioteknologi
Dampak positif dari bioteknologi adalah dihasilkannya produk-produk yg bermanfaat bagi peningkatan kesejahtraan manusia.
a.  Bioteknologi pengelolahan limbah menghasilkan produk biogas, kompos, dengan lumpur aktif.
b.  Bioteknologi di bidang kedokteran bisa menghasilkan obat-obatan, antar lain vaksin , antibiotik, antibodi monoklat, dengan interferon
c.  Bioteknologi bisa meningkatkan variasi dengan hasil pertanian melalui kultur jaringan, fiksasi nitrogen pengendalian hama tanaman, dengan pemberian hormon tumbuhan.
d.  Bioteknologi bisa menghasilkan bahan bakar dengan pengelolahan biommasa menjadi etanol (cair) dengan metana (gas)
e.  Bioteknologi di bidang industri bisa menghasilkan makanan dengan minuman, antara lain pembuatan roti, nata decoco, brem, mentega, yoghurt, tempe, kecap, bir dengan anggur

2.   Dampak negatif bioteknologi
a.  Menimbulkan penyakit dengan manusia
Gen-gen yg mengkode untuk pembentukan antibiotic bisa saja mengalami kecelakaan di dalam tubuh bakteri sehingga menyebabkan penyakit dengan manusia.
b.  Menimbulkan reaksi alergi
Timbulnya alergi yg disebabkan karena mengkomsumsi produk transgenic.
c.  Mengancam kelestarian alam
  • Jagung hasil rekayasa genetik bisa membunuh ulat yg tidak berbahaya.  
  • Rekayasa genetika bisa menghasilkan gluma-gluma super.  
  • Tanaman rekayasa genetika bisa membahayakan burung yg memakannya.   
  • Menyebabkan kepunahan sebagian plasma nuftah asli karena yg dikembangkan sekarang hanya produk rekayasa genetika saja.
d.  Berpotensi digunakan sebagai alat perang
Beberapa orang mungkin dengan sengaja menciptakan kombinasi gen-gen baru untuk kepentingan perang (semacam senjata kimia dengan senjata biologi).

Demikian materi lengkap IPA Biologi Bab Bioteknologi meliputi Pengertian, Sejarah Singkat, Jenis (Bioteknologi konvensional dengan modern), Penerapan dengan Dampak Bioteknologi dalam kehidupan.  Semoga bermanfaat..   

No comments:

Post a Comment