Wednesday, January 1, 2020

Sejarah Kerajaan Bali Lengkap

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog . Senang sekali rasanya kali ini angsal kami bagikan artikel tentang Sejarah Kerajaan Bali Lengkap, meliputi pemerintahan kerajaan bali, raja-raja dinasti Warmadewa lagi setelahnya, kehidupan ekonomi, sosial budaya lagi peninggalan sejarah kerajaan Bali.
 
 Senang sekali rasanya kali ini  angsal kami bagikan artikel tentang  Sejarah Kerajaan Bali Lengkap

Sejarah kerajaan Bali adalah salah satu bagian dari sejarah kehidupan masyarakat bali secara keseluruhan. Bagian pemerintahan kerajaan di Bali juga beberapa kali berganti mengingat dengan masa itu, terjadi banyak pertikaian antara kerajaan yg memperebutkan daerah kekuasaan mereka. Kerajaan Bali pertama dengan saat itu kemungkinan bernama Kerajaan Bedahulu lagi dilanjutkan oleh kerajaan Majapahit. Setelah Majapahit runtuh, kerajaan Gelgel mengambil alih, lagi dilanjutkan oleh kerajaan Klungkung setelahnya. Pada masa Klungkung, terjadi perpecahan yg menyebabkan kerajaan Klungkung terbagi menjadi delapan buah kerajaan kecil yg juga dikenal di Bali sebagai swapraja.

Sejarah Kerajaan Bali Lengkap
 
Meskipun tidak banyak yg tahu tentang sejarah kerajaan Bali, yg positif adalah kerajaan Bedahulu alias yg biasa juga disebut Bedulu adalah kerajaan awal yg tampil di Bali. Kerajaan yg terpusat di Pejeng alias Bedulu, Gianyar, Kerajaan Bali ini berdiri dengan sekitar abad ke-8 hingga abad ke-14. Konon katanya, kerajaan ini diperintah oleh salah satu kelompok bangsawan yg bernama dinasti Warmadewa dengan Sri Kesari Warmadewa sebagai raja pertamanya.

A. RAJA-RAJA KERAJAAN BALI

Raja-raja Dinasri Warmadewa

1. Sri Kesari Warmadewa
Sri Kesari Warmadewa adalah salah satu dari Wangsa Warmadewa, dimana mereka merupakan salah satu keluarga bangsawan yg memiliki kuasa besar hendak pulau Bali di masa lalu. Sri Kesari sendiri, menurut riwayat lisan yg beredar sedia berkuasa sejak abad ke-10, lagi namanya bisa ditemukan dalam sebuah prasasti di Sanur, bernama prasasti Blanjong. Tertulisnya nama Sri Kesari di dalam prasasti tadi membuatnya menjadi raja pertama di Bali yg namanya ada dalam catatan tertulis. Dari prasati tadi juga, diketahui bahwa Sri Kesari ternyata merupakan seorang penganut Buddha Mahayana lagi bahwa dinasti ini memiliki sebuah hubungan yg amat dekat dengan penguasa kerajaan Medang di Jawa Timur sekitar abad 10 hingga 11.

2. Ugrasena 

Setelah Sri Kesari turun jabatan, kerajaan Bali yg saat itu dikenal dengan kerajaan Bedahulu, dilanjutkan oleh Sang Ratu Ugrasena. Ugrasena diperkirakan memerintah dengan jaman yg sama dengan Mpu Sendok di Jawa Timur, yaitu sekitar 915 hingga 942. Pada masa pemerintahan Ugrasena, ia terkenal sering merilis prasasti yg memiliki hubungan dengan kegiatan-kegiatan yg sering diadakan oleh masyarakat kerajaannya seperti perpajakan, penganugerahan, upacara agama, pembangunan penginapan, hingga pendirian tempat sembahyang bagi mereka yg ingin berziarah. Bukti fisik tentang kepemimpinan Ugrasena tercatat dalam beberapa prasasti, antara lain Prasasti Srokada A lagi Goblek Pura Batur A. Seluruh prasasti yg memuat namanya selalu tertulis dalam bahasa Bali kuno, lagi dimulai dengan sebuah perkataan yg berbunyi yumu pakatahu, berarti “ketahuilah oleh kalian semua”.

3. Aji Tabanendra Warmadewa 

Pengganti Raja Ugrasena adalah  anaknya yaitu Aji Tabanendra Warmadewa. M bersama istrinya, Sang Ratu Luhur Sri Subhadrika Dharmadewi. Beliau memerintah dari tahun 943 hingga 961

4. Sri Candrabaya Singa Warmadewa / Jayasingha Warmadewa

Raja inilah yang membuat telaga (pemandian) dari sumber suci di desa Manukraya. Pemandian itu disebut Tirta Empul, terletak di dekat Tampaksiring. Raja Jayasingha Warmadewa memerintah sampai tahun 961- 975 M. 

5. Sri Janasadu Warmadewa 

Raja Jayasingha digantikan oleh Janasadhu Warmadewa. Ia memerintah tahun 975 – 983 M. Tidak ada keterangan lain yg angsal diperoleh dari raja ini, kecuali tentang anugerah raja kepada desa Jalah. 

6. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi

Pada tahun 983 M, muncul seorang raja wanita, yaitu Sri Maharaja Sri Wijaya Mahadewi (983 – 989 M).

7. Sri Udayana Warmadewa

Pengganti Sri Wijaya Mahadewi bernama Dharma Udayana Warmadewa. Ia memerintah bersama permaisurinya, Gunapriya Dharmapatni alias lebih dikenal dengan nama Mahendradatta, putri dari Raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur. Sebelum bertambah takhta, diperkirakan Udayana berada di Jawa Timur sebab namanya tergores dalam prasasti Jalatunda.

Pada tahun 1001 M, Gunapriya meninggal lagi dicandikan di Burwan. Udayana meneruskan pemerintahannya sendirian hingga wafat dengan tahun 1011 M. Ia dicandikan di Banuwka. Hal ini disimpulkan dari prasasti Air Hwang (1011) yg hanya menyebutkan nama Udayana sendiri. Adapun dalam prasasti Ujung (Hyang) disebutkan bahwa setelah wafat, Udayana dikenal sebagai Batara Lumah di Banuwka. Raja Udayana mempunyai tiga orang putra, yaitu Airlangga, Marakata, lagi Anak Wungsu.

Airlangga tidak pernah memerintah di Bali karena menjadi menantu Dharmawangsa di Jawa Timur. Oleh karena itu, yang menggantikan Raja Udayana dan Gunapriya adalah Marakata. 

8. Sri Dharmawangsawardhana Marakata 

Setelah bertambah takhta, Marakata bergelar Dharmawangsawardhana Marakata Pangkajasthana Uttunggadewa. Marakata memerintah dari tahun 1011 hingga 1022. Masa pemerintahan Marakata sezaman dengan Airlangga. Oleh karena adanya persamaan unsur nama lagi masa pemerintahannya, seorang ahli sejarah, Stuterheim, berpendapat bahwa Marakata sebenarnya adalah Airlangga.

Apalagi jikalau dilihat dari kepribadian lagi cara memimpin yg memiliki kesamaan. Oleh rakyatnya, Marakata dipandang sebagai sumber kebenaran hukum yg selalu dilindungi lagi memerhatikan rakyat. Ia sangat disegani lagi ditaati oleh rakyatnya. Persamaan lain Marakata dengan Airlangga adalah Marakata juga membangun sebuah presada alias candi di Gunung Kawi di daerah Tampaksiring, Bali. Setelah pemerintahannya berakhir, Marakata digantikan adiknya, Anak Wungsu.

9. Anak Wungsu

Ia bergelar Paduka Haji Anak Wungsu Nira Kalih Bhatari Lumah i Burwan Bhatara Lumah i Banu Wka. Anak Wungsu adalah Raja Bali Kuno yg paling banyak meninggalkan prasasti (lebih dari 28 prasasti) yg tersebar di Bali Utara, Bali Tengah, lagi Bali Selatan. Anak Wungsu memerintah selama 28 tahun, yaitu dari tahun 1049 sampai 1077. Ia dianggap sebagai penjelmaan Dewa Wisnu. Anak Wungsu tidak memiliki keturunan. Ia wafat dengan tahun 1077 lagi dimakamkan di Gunung Kawi, Tampaksiring. Berakhirlah dinasti Warmadewa.
Pemerintahan setelah dinasti Warmadewa

Setelah berakhirnya pemerintahan dinasti Warmadewa, Bali diperintah oleh beberapa orang raja silih berganti. Raja-raja yg perlu diketahui sebagai berikut.

1. Jayasakti

Jayasakti memerintah dari tahun 1133 sampai tahun 1150 M, sezaman dengan pemerintahan Jayabaya di Kediri. Dalam menjalankan pemerintahannya, Jayasakti dibantu oleh penasihat pusat yg terdiri atas para senopati lagi pendeta, baik dari agama Hindu maupun dari agama Buddha. Kitab undang-undang yg digunakan adalah kitab Utara Widhi Balawandan kitab Rajawacana. Kitab undang-undang ini adalah peninggalan kebudayaan dari masa pemerintahan Jayasakti yang cukup tinggi. Kitab ini juga dipakai dengan masa pemerintahan Ratu Sakalendukirana dan penerusnya. Dari prasasti-prasasti yg ditemukan, diketahui bahwa pada masa pemerintahan Jayasakti, agama Buddha lagi Syiwa berkembang dengan baik. Aliran Waisnawa juga berkembang dengan waktu itu. Raja Jayasakti sendiri disebut sebagai penjelmaan Dewa Wisnu.

2. Ragajaya

Ragajaya mulai memerintah dengan tahun 1155 M, namun kapan berakhirnya tidak diketahui sebab tidak ada sumber tertulis yg menjelaskan hal tersebut.

3. Jayapangus (1177 – 1181)

Raja Jayapangus dianggap sebagai penyelamat rakyat yg terkena malapetaka akibat lalai menjalankan ibadah. Raja ini menerima wahyu dari dewa untuk mengajak rakyat kembali melakukan upacara keagamaan yg sampai sekarang dikenal lagi diperingati sebagai upacara Galungan. Kitab undang-undang yang digunakannya adalah kitab Mana Wakamandaka.

4. Ekajalancana

Ekajalancana memerintah dengan sekitar tahun 1200 – 1204 M. Dalam memerintah, Ekajalancana dibantu oleh ibunya yg bernama Sri Maharaja Aryadegjaya.

5. Sri Asta Asuratna 

Sejarah kerajaan Bali mencapai babak baru ketika dengan masa pemerintahan Sri Astatura Ratna Bumi Banten dengan tahun 1332 hingga 1343, terjadi ekspedisi Gajah Mada ke Bali. Ekspedisi Gajah Mada dimulai dengan membunuh Kebo Iwa yg ia anggap sebagai sebuah penghalang misi ini. Cara pembunuhannya adalah dengan menawarkan perdamaian dengan raja Bali sehingga Kebo Iwa angsal dikirim untuk datang ke Majapahit lagi kemudian dinikahkan. Alih-alih dijemput oleh pengantin, yg menjemput Kebo Iwa begitu ia tiba di Majapahit adalah kematian. Tewasnya Kebo Iwa ini mempermudah Adityawarman menaklukkan Bali di tahun 1343.

Penundukkan Bali ini kemudian mendorong didirikannya sebuah dinasti boneka di Samprangan yg kini bernama Gianyar, dekat dengan Bedulu. Pendirian dinasti ini mengambil waktu saat Gajah Mada masih memimpin, lagi dinasti yg bernama Samprangan ini memiliki raja pertama bernama Sri Aji Kresna Kepakisan. Sri Aji memiliki tiga orang anak, lagi satu di antaranya adalah Dalem Samprangan yg setelah menjabat dinilai tidak lincir lidah menjadi raja lagi digantikan oleh adiknya yg paling muda, Dalem Ketut. Raja terakhir dalam periode yg disebut dengan nama periode Gelgel adalah Dalem Di Made dengan tahun 1605 hingga 1686.

Sejarah kerajaan Bali berakhir dengan periode kerajaan Klungkung yg sebenarnya masih tetap bagian dari dinasti Gelgel. Diketahui dengan akhirnya bahwa yg mengakhiri masa pemerintahan dinasti Gelgel adalah pemberontakan oleh I Gusti Agung Maruti karena kesal kekalahannya tidak berarti pemulihan kembali oleh Dalem Di Made. Pemimpin pertama dari era Klungkung ini bernama Dewa Agung Jambe yg memerintah dengan tahun 1710 hingga tahun 1775. Di masa ini, kerajaan bali terpecah menjadi delapan buah kerajaan kecil (sembilan jikalau menghitung Klungkung sendiri), yaitu: Badung, Mengwi, Bangli, Buleleng, Gianyar, Karangasem, Tabanan, lagi Denpasar.

B. KEHIDUPAN EKONOMI

Kegiatan ekonomi masyarakat Bali dititikberatkan dengan sektor pertanian. Hal itu didasarkan dengan beberapa prasasti Bali yg memuat hal-hal yg berkaitan dengan kehidupan bercocok tanam. Beberapa istilah itu, antara lain sawah, parlak (sawah kering), kebwan (kebun), gaga (ladang), lagi kasuwakan (irigasi).

Di luar kegiatan pertanian dengan masyarakat Bali juga ditemukan kehidupan sebagai berikut.
  1. Pande (Pandai = Perajin)
    Mereka mempunyai kepandaian membuat kerajaan perhiasan dari bahan emas lagi perak, membuat peralatan rumah tangga, alat-alat pertanian, lagi senjata.
  2. Undagi
    Mereka mempunyai kepandaian memahat, melukis, lagi membuat bangunan.
  3. Pedagang
    Pedagang dengan masa Bali Kuno dibedakan atas pedagang laki-laki (wanigrama) lagi pedagang perempuan (wanigrami). Mereka sudah melakukan perdagangan antarpulau (Prasasti Banwa Bharu).

C. KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA

Struktur masyarakat yg berkembang dengan masa Kerajaan Bali Kuno didasarkan dengan hal sebagai berikut.
  1. Sistem Kasta (Caturwarna)
    Sesuai dengan kebudayaan Hindu di India, dengan awal perkembangan Hindu di Bali sistem kemasyarakatannya juga dibedakan dalam beberapa kasta. Namun, untuk masyarakat yg berada di luar kasta disebut budak alias njaba.
  2. Sistem Hak Waris
    Pewarisan harta benda dalam suatu keluarga dibedakan atas anak laki-laki lagi anak perempuan. Anak laki-laki memiliki hak waris lebih besar dibandingkan anak perempuan.
  3. Sistem Kesenian
    Kesenian yg berkembang dengan masyarakat Bali Kuno dibedakan atas sistem kesenian keraton lagi sistem kesenian rakyat.
  4. Agama lagi Kepercayaan
    Masyarakat Bali Kuno meskipun sangat terbuka dalam menerima pengaruh dari luar, mereka tetap mempertahankan tradisi kepercayaan nenek moyangnya. Dengan demikian, di Bali dikenal ada penganut agama Hindu, Buddha, lagi kepercayaan animisme.
D. PENINGGALAN KERAJAAN BALI

- Prasasti Blanjong
- Prasasti Panglapuan
- Prasasti Gunung Panulisan 
- Prasasti-prasasti peninggalan Anak Wungsu
- Candi Padas di Gunung Kawi
- Pura Agung Besakih
- Candi Mengening 
- Candi Wasan. 
Referensi : 
http://www.pengertiansejarah.com/sejarah-kerajaan-bali.html
http://www.portalsejarah.com/sejarah-kerajaan-bali-lengkap.html
https://bimbelsmajogja.blogspot.com//search?q=sejarah-kerajaan-bali-lengkap

Demikian artikel tentang Sejarah Kerajaan Bali Lengkap, meliputi pemerintahan kerajaan bali, raja-raja dinasti Warmadewa lagi setelahnya, kehidupan ekonomi, sosial budaya lagi peninggalan sejarah kerajaan Bali. Semoga bermanfaat,,,

No comments:

Post a Comment