Saturday, January 11, 2020

Jenis-Jenis Wacana (Genre Teks)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog . Senang sekali rasanya kali ini beroleh kami bagikan artikel tentang..

PEMBAGIAN JENIS-JENIS WACANA (GENRE TEKS)

Oleh: Iqbal Nurul Azhar

A. PENDAHULUAN

Kita sering mendengar kata wacana. Tapi tahukah kita apa wacana itu sesungguhnya? Sampai saat ini batasan maupun definisi wacana yg dikemukakan para ahli masih beragam. Antara definisi satu dengan yg lainnya terdapat perbedaan. Hal ini semata-mata disebabkan karena sudut pandang yg digunakan para ahli tersebut berbeda.

Untuk menghindari polemik dari munculnya beragam definisi ini, maka sudut pandang kita dalam diskusi ini hendak kita batasi dengan hanya berpijak dengan sudut pandang linguistik (ilmu tentang bahasa) saja. Sayangnya, meskipun sudut pandang kita dalam menangkap fenomena wacana sedia kita batasi dalam skop yg lebih kecil yaitu linguistik, ternyata dalam ranah inipun, para pakar juga berbeda dalam memerikan apa itu wacana. Karena itulah, dengan diskusi kita kali ini (dengan mempertimbangkan mata tutorial kita yaitu ketrampilan menulis), yg hendak kita jadikan pedoman dalam mendefinisikan wacana adalah definisi yg disampaikan oleh Badudu dalam Eriyanto (2001:2), yaitu: (1) wacana adalah rentetan kalimat yg berkaitan, yg menghubungkan proposisi yg satu dengan proposisi yg lainnya, yg membentuk satu kesatuan sehingga terbentuklah makna yg serasi di antara kalimat-kalimat tersebut, dengan (2) wacana adalah kesatuan bahasa yg terlengkap dengan tertinggi di atas kalimat maupun klausa dengan kohesi dengan koherensi yg berkesinambungan, disampaikan secara lisan maupun tulisan.

B. PEMBAHASAN

Setelah beroleh memahami apa itu wacana, selanjutnya kita juga harus beroleh mengetahui jenis-jenis wacana dengan perbedaan antara jenis wacana satu dengan wacana jenis lainnya. Dengan pengetahuan ini, diharapkan kita menjadi sangat kreatif dalam memproduksi wacana baik itu wacana lisan maupun tulisan.

Wacana secara kasat mata beroleh dibedakan berdasarkan  struktur generik (generic structure) dengan fitur-fitur bahasanya (language features). Yang disebut struktur generik di sini adalah struktur yg terbentuk dari perbedaan fungsi-fungsi paragraf dalam membangun sebuah wacana (seperti tesis, argumen, klimaks, dst). Yang disebut fitur bahasa di sini adalah penggunaan maupun pemanfaatan bahasa (baik itu tata bahasa maupun diksinya) untuk membangun sebuah wacana.

Berdasarkan struktur generik dengan fitur-fitur bahasanya, wacana-wacana yg sering kita jumpai beroleh kita kelompokkan dalam tiga kelompok wacana yaitu; (1) kelompok wacana Naratif, (2) kelompok wacana Deskriptif dengan (3) kelompok wacana Argumentatif.

Kelompok wacana Naratif beroleh dibagi menjadi beberapa genre seperti; (a) Naratif itu sendiri, (b) Rekon (recount), (c) Anekdot, (d) Spoof, (e) dengan Item berita (news item). Tipe-tpe genre di atas dibuat dengan tujuan untuk menginformasikan sesuatu dalam bentuk cerita.

Kelompok wacana Deskriptif dibagi menjadi beberapa genre seperti; (1) Deskriptif, (2) Report, (3) Prosedur dengan (4) Eksplanasi. Genre-genre jenis ini dengan dasarnya dibuat untuk memerikan (mendeskripsikan) sesuatu maupun proses terjadinya sesuatu serta tidak dimaksudkan untuk menceritakan sesuatu.

Kelompok wacana Argumentatif dibagi menjadi beberapa genre seperti; (1) Eksposisi Analitik, (2) Eksposisi Hortatorik, (3) Diskusi serta (4) Argumentatif. Genre-genre tersebut dibuat dengan tujuan untuk melakukan eksplorasi terhadap argumen-argumen yg ditujukan untuk menjawab pertanyaan “mengapa” dengan “bagaimana.”
Selain dari pembagian wacana ke dalam tiga kelompok wacana seperti yg sedia di sebutkan di atas, beberapa pakar yg lain juga membagi wacana ke dalam tiga kelompok yg berbeda yaitu (1) Naratif, (2) Non fiksi, dengan (3) Sajak (poetry).
Berdasarkan pembagian yg kedua ini, yg termasuk dalam kategori wacana Naratif adalah petualangan, misteri, fiksi ilmiah, fantasi, fiksi sejarah, cerita dilematis (roman), dialog, mitos, legenda, cerita peri dengan fabel. Untuk kategori wacana nonfiksi dalam hal ini adalah teks diskusi, teks eksplanasi, teks instruksi, persuasi, Report yg tidak kronologis serta Rekon. Sedang yg termasuk dalam kategori wacana sajak (poetry) adalah puisi bebas, puisi visual, dengan puisi berstruktur.
Dalam diskusi kita kali ini, yg hendak kita gunakan sebagai bahan pijakan pembagian genre adalah klasifikasi yg pertama yaitu Naratif, Deskriptif dengan Argumentatif.
1. Kelompok Wacana Naratif.
a. Naratif.
Tujuan:
Untuk memikat maupun menghibur pembaca/pendengar melalui cerita.
Struktur Generik:
  1. Orientasi
  2. Komplikasi
  3. Klimaks
  4. Resolusi
  5. Reorientasi
  6. Koda/Amanat (Boleh tersurat boleh tidak)
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan kalimat pembuka “dahulu kala,” “suatu hari”
  2. mungkinkan adanya kata-kata bersanjak serta arkais
  3. Kata kerja aksi
  4. Teratur dalam hal kronologisnya.
Contoh:  CINDERELA
Jaman lalu kala, hiduplah seorang gadis anak muda bernama Cinderella. Ia tinggal bersama dengan ibu tiri serta dua orang saudari tirinya.
Ibu tiri dengan dua saudari tiri Cinderela memiliki sifat lancar marah. Mereka memperlakukan Cinderela dengan buruk. Ibu tiri Cinderela suka memerintah Cinderela melakukan pekerjaan rumah yg tersulit seperti menyikat lantai, membersihkan tempayan dengan dandang, serta mempersiapkan masakan untuk keluarga. Berbeda dengan Cinderela, dua saudari tiri Cinderela tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya sibuk bersantai sepanjang hari. Ibu tiri merekapun memberikan pakaian yg bagus-bagus buat mereka.
Suatu hari, dua saudari tiri Cinderela mendapat sebuah undangan pesta dari istana kerajaan. Pada undangan tersebut juga dijelaskan bahwa pangeran kerajaan hendak mengajak dansa wanita yg disukainya yg hadir dengan pesta tersebut. Mendengar berita ini, dua saudari tiri Cinderela merasa senang dengan berdebar-debar. Mereka kemudian sibuk menghabiskan waktu memilih-milih baju mana yg hendak mereka kenakan. Mereka berharap beroleh menjadi wanita yg beruntung yg diajak dansa oleh sang pangeran. Saat berangkat ke pestapun tiba. Ibu tiri dengan saudari tiri Cinderela berangkat ke istana serta meninggalkan Cinderela sendirian dirumah. Tanpa beroleh dibendung, air mata Cinderelapun tumpah. Iapun menangis sedih.
“Mengapa engkau menangis, Cinderela?” sebuah suara lembut bertanya. Dengan terkejut Cinderela mendongakkan wajahnya yg semula tertunduk dengan melihat sesosok ibu peri berdiri di sampingnya. Dengan gugup ia berkata “karena saya ingin ke pesta, tapi saya ditinggal sendiri di sini.” “Hmm, guman ibu peri. Meskipun kamu diberi pekerjaan yg berat oleh ibumu, kamu selalu melakukannya dengan gembira. Kamu juga tidak pernah mengeluh dengan selalu lapang dada. Oleh karena itu, saya juga ingin melihat kamu beroleh pergi ke pesta.”
Dengan ajaib, ibu peri merubah labu yg tumbuh di belakang rumah menjadi kereta. Ia juga merubah beberapa tikus yg berlarian menjadi kuda penarik kereta beserta seorang sais kereta. Ibu peri menepuk baju lusuh Cinderela dengan tanganya dengan baju lusuh itupun berubah menjadi gaun yg sangat indah. Ia juga memberi Cinderella sepatu kaca yg sangat cantik. “Sekarang saatnya kamu pergi, Cinderela.” Ibu peri berkata. “Namun ingat, kamu harus pulang sebelum tengah malam maupun kamu hendak kembali seperti semula.” Dengan gembira, Cinderela berangkat ke pesta.
Malam itu benar-benar menjadi malam yg menakjubkan bagi Cinderela. Pangeran mengajaknya berdansa. Ia berdansa lagi-dan lagi dengan sang pangeran. Tiba-tiba, jam dinding di istana berdentang dua belas kali. Cinderellapun teringat pesan ibu peri dengan segera berlari ke luar istana, secepat yg ia mampu. Dalam ketergesa-gesaannya, salah satu sepatu kacanya tertinggal.
Beberapa hari kemudian, pangeran kerajaan mengumumkan bahwa ia hendak menikahi gadis yg kakinya cocok dengan ukuran sepatu kaca. Saudari tirinya yg pertama mencobanya, tapi kakinya terlalu besar untuk sepatu itu. Meskipun ia berusaha dengan keras memaksakan kakinya masuk, tapi tetap saja sepatu itu tidak muat. Demikian juga saudarinya yg kedua. Ketika ia mencoba sepatu kaca tersebut, kakinya terlalu kecil. Iapun gagal diboyong ke istana. Ketika giliran Cinderela tiba, sepatu itu pas dengan kakinya.
Akhirnya, Cinderelapun diboyong ke istana. Sang pangeran merasa sangat bahagia melihat Cinderella lagi. Mereka kemudian mengikat dengan hidup bahagia
b. Rekon
Tujuan:
Untuk menceritakan kejadian maupun serangkaian kejadian yg terjadi di masa lampau,
Struktur Generik:
  1. Orientasi
  2. Kejadian (-kejadian)
  3. Reorientasi
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan keterangan waktu definit; kemarin, lusa, tahun lalu
  2. Penggunaan partisipan personal; saya, kami, regu saya, dst
  3. Penggunaan konektor kronologis seperti; pertama, kemudian, dst
  4. Penggunaan kata kerja aksi
  5. Penggunaan kata sifat
Contoh:  GEMPA BUMI
Saya hendak menceritakan pengalaman saya yg terjadi minggu kemarin yg berhubungan dengan gempa bumi. Ketika gempa bumi terjadi, saya sedang mengendarai mobil. Waktu itu saya berada dalam perjalanan pulang dari Bali.
Tiba-tiba saya merasakan adanya hentakan keras dengan mobil saya. Saya pikir waktu itu ban mobil saya meletus. Saya tidak sadar coba saat itu sedang terjadi gempa bumi. Saya baru sadar ketika saya melihat tiang listrik dengan telepon yg ada di kanan kiri saya ambruk, berjatuhan seperti batang korek api yg ringan. Saya juga melihat batu-batu besar berserakan di sepanjang jalan. Mobil saya terperangkap di tengah batu-batu yg berserakan tersebut. Saya tidak bisa menggeser mobil saya ke depan maupun ke belakang karena batu-batu tersebut merintangi jalan saya. Sepertinya tidak ada satupun yg beroleh saya lakukan untuk meneruskan perjalanan. Karena putus asa, saya tinggalkan mobil saya dengan memilih berjalan kaki menuju rumah.
Sesampainya di kampung halaman saya, saya terkejut karena tidak ada satupun yg tersisa. Semuanya rata dengan tanah. Gempa bumi tersebut ternyata membuat kerusakan yg demikian besar dengan kampung saya. Meskipun demikian, saya bersyiukur karena tidak ada satupun keluarga maupun warga kampung saya yg terluka serius.
c. Spoof
Tujuan:
Untuk menceritakan peristiwa dengan cara melibatkan twist (pelintiran) humor, serta untuk menghibur pembaca/pendengar
Struktur Generik:
  1. Orientasi
  2. Peristiwa (-peristiwa)
  3. Twist (pelintiran)
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan kalimat pembuka “dahulu kala,” “suatu hari”
  2. Fokus dengan orang, hewan, maupun hal-hal tertentu lainnya
  3. Dimungkinkan adanya kata-kata bersanjak serta arkais
  4. Kata kerja aksi
  5. Teratur dalam hal kronologisnya.
Contoh:
MALAS KE SEKOLAH
Suatu pagi, seorang ibu mengetuk pintu kamar anaknya keras-keras untuk membangunkan anaknya yg semata wayang tersebut. Ia gemas sekali karena jam dinding sedia pukul 06.00 tetapi sang anak belum juga bangun.
“Bangun Budi, Waktunya kamu ke sekolah! Sudah jam 06.00 lho”
“Males mami, Aku gak mau pergi.” Terdengar jawaban dari dalam kamar.
“Berikan dua alasan kenapa kamu malas dengan tidak mau ke sekolah.” Si ibu bertanya gusar.
“Anak-anak di sekolah benci padaku mami, demikian juga guru-guru di sekolah, mereka juga benci aku!”
“Alah, itu bukan alasan yg tepat Budi untuk memperbolehkan kamu bolos. Keluar sekarang dengan cepat mandi.”
“Kalau begitu mami, mami juga berikan alasan kepadaku kenapa aku harus ke sekolah.”
“Ya jelaslah, yg pertama, umurmu 52 tahun, dengan yg kedua kamu adalah kepala sekolah di sekolahmu. Cepetan Budi! Atau telingamu ibu jewer” si ibu berkata dengan tidak sabar.
d. Anecdote
Tujuan:
Berbagi dengan sesama pengalaman yg tidak biasa maupun kecelakaan yg menggelitik
Struktur Generik:
  1. Abstrak
  2. Orientasi
  3. Krisis
  4. Reaksi
  5. Koda.
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan pertanyaan retorik.
  2. Penggunaan proses material
  3. Penggunaan Konjungsi temporal
Contoh:  KECELAKAAN MEMBAWA BERKAH
Tahun 1879 adalah tahun terbaik bagi William Procter dengan James Gamble. Pada tahun tersebut  mereka sukses membangun sebuah bisnis. Bisnis lilin di kota Cincinnati yg mereka bangun secara patungan meraih profit yg sangat besar. Sayangnya, keuntungan besar yg mereka raih dari bisnis ini tidak bertahan lama. Hal ini disebabkan oleh ditemukannya lampu bohlam oleh Thomas Edison. Secara cepat, produk mereka tergusur oleh produk Edison. Bohlam sedia merubah masyarakat, demikian juga tingkat penjualan lilin mereka.
Digunakannya bohlam secara luas oleh masyarakat, jelas membawa dampak negatif bagi industri lilin. Pasar lilin mulai berangsur-angsur menyempit karena lilin sedia tergantikan oleh bohlam. Lilin kini hanya digunakan untuk saat-saat tertentu saja. Dengan terjun bebasnya tingkat penjualan lilin, performa dari pabrik lilin William Procter dengan James Gamble menjadi sangat menurun. Tidak hanya pabrik lilinnya saja yg mulai meredup, semangat Procter dengan Gamble untuk menekuni bisnis tersebut juga meredup.  Situasi ini semakin bertambah ketika beberapa bulan kemudian, terjadi kecelakaan tak terduga yg disebabkan oleh kelalaian seorang karyawan pabrik. Karyawan tersebut pergi makan siang dengan lupa mematikan mesin pembuat lilin. Karena mesin bekerja tanpa operator, udarapun masuk ke dalam adonan lilin. Adonan lilinpun menjadi rusak.
Namun, setelah berdiskusi dengan supervisor pabrik, pemilik pabik memutuskan untuk tidak membuang adonan rusak tersebut. Ia bahkan mengucurkan adonan tersebut dalam kotak-kotak kecil. Sabunpun bertunas dengan mengeras. Dari proses di luar dugaan inilah, sabun “mengapung” muncul. Harley Procter memutuskan untuk memberi nama sabun jenis ini dengan nama yg lancar diingat masyarakat. Ia memberi nama sabun tersebut dengan IVORY (gading). Sabun IVORY inilah yg kemudian menjadi  trademark dari perusahaan Procter dengan Gamble selanjutnya.
Secara mengejutkan, Procter dengan Gamble menerima banyak surat dari pembeli yg menanyakan produk hasil “kecelakaan” ini. Pembeli meminta lebih banyak lagi sabun yg bisa mengapung. Sabun Ivorypun dipasarkan secara umum. Meskipun formula yg menarik ini merupakan produk terbaik mereka, tapi mereka hendak bingung coba diminta menerangkan bagaimana kejadian ini beroleh terjadi. Formula misterius ini menjadi terkuak ketika kronologis peristiwa kecelakaan saat makan siang tersebut terungkap.

e. Item Berita
Tujuan:
Menginformasikan kepada pembaca/pendengar tentang even-even yg dianggap penting dengan layak dijadikan berita.
Struktur Generik:
  1. Even (-even) utama
  2. Elaborasi (latar belakang, paryisipan, waktu, tempat) even (-even)
  3. Sumber-sumber informasi
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan kalimat pendek, tentang kabar yg disajikan dengan judul berita.
  2. Penggunaan kata kerja aksi.
  3. Penggunaan ungkapan-ungkapan
  4. Penggunaan kata keterangan: waktu, tempat, dengan tatacara.
Contoh:   KLOTER I BERANGKAT JUM’AT
Sidoarjo. Calon Jemaah Haji (CJH) Sidoarjo dijadwalkan berangkat jumat (15/10). Total CJH Sidoarjo sebanyak 2.450. Jumlah terebut terbagi menjadi enam kloter. Yakni, kloter 10, 11,15, 16, 17, dengan 18. Mereka hendak berangkat dengan Jum’at (15/10), Minggu (17/10), dengan senin (18/10)
Kepala seksi penyelenggara Haji dengan Umrah Depag Kabupaten Sidoarjo Misbakhul Munir menerangkan, jemaah haji hendak diberangkatkan dari pendopo Surabaya. Setelah dikarentina semalam, keesokan harinya mereka terbang ke Arab Saudi.
Untuk mengurangi kepadatan, Misbakhul menuturkan bahwa pihaknya hendak membatasi jumlah pengantar. “Hanya mobil berstiker yg boleh mengantar. Tapi pengantar dilarang masuk pendopo,” ujarnya.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, dengan saat keberangkatan jemaah haji, lalu lintas di sekitar Alun-alun Sidoarjo hendak padat. Karena itu, dia mengimbau para pengendara untuk melewati jalur alternatif (Jawa Pos, Sabtu, 9/10/10)
2. Kelompok Wacana Deskriptif.
a. Deskriptif
Tujuan:
Untuk menjelaskan seseorang, tempat maupun benda secara detail.
Struktur Generik:
  1. Identifikasi
  2. Dekripsi
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan nomina dengan pronomina
  2. Penggunaan kata kerja aksi
  3. Penggunaan kata sifat dengan kata keterangan
  4. Penggunaan terminologi-terminologi yg sifatnya teknis
Contoh:  CANDI BOROBUDUR
Borobudur adalah candi Hindu-Budha. Candi ini dibangun dengan abad ke-19 oleh dinasti Sailendra yg berasal dari kerajaan Mataram kuno. Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah Indonesia.
Borobudur terkenal ke seluruh penjuru dunia. Konstruksinya mendapat pengauh oleh arsitektur Gupta India. Candi ini dibangun di atas sebuah bukit setinggi 46 meter dengan delapan tangga yg berbentuk undakan batu. Lima tangga yg pertama berbentuk kotak, dikelilingi oleh tembok yg penuh pahatan yg membentuk gambar Budha. Tiga tangga di atasnya berbentuk melingkar. Pada tiap tangga melingkar tersebut terdapat stupa berbentuk lonceng. Keseluruhan gedung ditutupi oleh stupa besar yg terletak di tengah-tengah lingkaran teratas. Jalan menuju puncak borobudur yg berbentuk gang terbentang sejauh 4,8 kilometer. Desain Borobudur yg menyimbolkan struktur alam semesta mempengaruhi gaya pembuatan candi Angkor di Kamboja.
Candi Borobudur yg diresmikan sebagai monumen domestik Indonesia dengan tahun 1983 adalah harta tak ternilai bagi bangsa Indonesia.
b. Prosedur
Tujuan:
Membantu pembaca maupun pendengar untuk memahami bagaimana cara melakukan maupun membuat sesuatu dengan tepat.
Struktur Generik:
  1. Tujuan
  2. Bahan-bahan/perlengkapan
  3. Langkah-langkah/metode
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan kalimat imperatif
  2. Penggunaan kata keterangan rangkaian seperti, pertama, kedua, selanjutnya, dst.
  3. Penggunaan terminologi khusus.
Contoh:   KARE TELUR SRI LANKA
Kare Telur Sri Lanka yg hendak kita buat ini berbahan dasar telur dengan santan. Dinamakan Kare Sri Lanka karena kare ini mengadaptasi cara orang Sri Lanka dalam membuat kare yaitu dengan menggunakan kelapa untuk mengentalkan kuahnya serta menambah lezat cita rasanya. Bahan kuahnya adalah santan tanpa gula yg mengandung minyak kelapa alami. Santan kelas ini lancar dijumpai di supermarket-supermarket sekitar kita. Selain telur dengan santan, bahan-bahan lain yg dibutuhkan adalah bawang merah, wortel, merica, jahe, seledri, garam, bawang putih, jeruk nipis, tepung, turmeik, dengan bubuk kare
Yang pertama kali dilakukan adalah merebus telur hingga masak. Telur yg hendak kita rebus kita masukkan ke dalam panci yg berisi air dingin. Angkat panci yg berisi telur dengan letakan di atas kompor. Rebus telur selama 7 menit. Setelah itu angkat serta dinginkan telur dengan cara menyiramnya dengan air dingin.
Sambil menunggu telur menjadi dingin, panaskan mentega dengan minyak dengan wajan kecil. Kemudian masukkan bawang merah, wortel, merica, dengan seledri yg sedia diiris-iris sebelumnya. Aduk hingga merata. Setelah merata, tambahkan bawang putih dengan jahe dengan lanjutkan lanjutkan masak sekitar lima menit. Setelah itu masukkan turmeik, bubuk kare dengan tepung. Aduk lagi hingga campuran tadi menjadi rata. Lanjutkan dengan menambahkan air panas, kemudian aduk lagi agar kuah menjadi encer dengan merata sempurna. Tambahkan penyedap yaitu garam dengan merica kemudian masukkan dengan santan. Aduk terus sekitar 20 menit dengan bau harum kare tercium. Tambahkan jeruk nipis untuk penguat rasanya.
Terakhir, kupas telur dengan potong telur-telur tersebut menjadi dua bagian. Letakkan di piring secara teratur dengan siram dengan kuah kari yg sedia masak. Pastikan telur-telur tersebut tertutup oleh kuah kare. Dinginkan selama satu menit dengan Kare Telur Sri Lanka pun siap untuk dinikmati bersama nasi.
c. Report
Tujuan:
Untuk mempresentasikan informasi tentang sesuatu apa adanya. Informasi ini merupakan hasil pengamatan dengan analisis yg sistematik
Struktur Generik:
  1. Klasifikasi umum
  2. Deskripsi
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Pengenalan kelompok maupun aspek-aspek umum aspect
  2. Penggunaan hubngan logis yg kondisional
Contoh:  GAJAH
Gajah adalah hewan terbesar diantara hewan-hewan lain yg ada di dunia. Hewan ini memiliki penampakan yg unik. Kakinya kekar, tubuhnya besar, punggungnya kuat, telinganya menggantung, mata dengan ekornya kecil, serta memiliki hidung yg panjang yg dikenal sebagai belalai. Gajah biasanya beroleh dilihat di kebun binatang. Sangat sukar sekali untuk melihat gajah di habitat aslinya.
Belalai merupakan organ tubuh gajah yg sangat unik serta bermanfaat. Dengan belalai, gajah beroleh menyemprotkan air ke tubuhnya. Dengan be;lalai pula gajah beroleh mengambil dedaunan untuk kemudian dimasukkan ke mulutnya. Meskipun tubuh gajah besar, gajah beroleh bergerak dengan cepat.
Gajah adalah hewan yg pintar. Dengan kepintaran serta kekuatannya, membuat gajah memiliki banyak manfaat bagi manusia. Gajah beroleh dilatih untuk mengangkat barang yg berat, memburu harimau bahkan untuk bertarung. Gajah adalah benar-benar binatang yg pintar.
d. Eksplanasi
Tujuan:
Untuk menjelaskan proses terciptaan sesuatu yg terjadi secara alamiah, maupun proses bekerjanya fenomena alam maupun sosial.
Struktur Generik:
  1. Pernyataan umum
  2. Penjelasam
  3. Penutup
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan kata kerja aksi
  2. Penggunaan kalimat pasif
  3. Penggunaan frasa nomina
  4. Penggunaan frasa adverbia
  5. Penggunaan terminologi teknis
  6. Penggunaan nomina umum dengan abstrak
  7. Penggunaan konjungsi waktu serta sebab-akibat
Contoh:  TSUNAMI
Kata “tsunami” berasal dari bahasa Jepang yg berarti pelabuhan (“tsu”) dengan gelombang (“nami”). Tsunami adalah rangkaian gelombang yg timbul akibat air yg ada di danau maupun di laut secara cepat bergerak dalam skala yg besar.
Tsunami terjadi ketika dasar laut mengalami kerusakan bentuk dengan secara vertikal merubah posisi air yg datar. Gerakan vertikal yg besar dari patahan bumi beroleh terjadi dengan lapisan bumi.
Gempa bumi yg tejadi di dasar laut sangat berpotensi  menimbulkan tsunami. Patahan dasar laut menyebabkan equalibrum air menjadi terganggu. Semakin besar daerah patahan yg terjadi, semakin besar pula tenaga gelombang yg di hasilkan. Gelombang besar yg mengalir deras ke daratan inilah yg sangat berbahaya bagi manusia.
Tsunami selalu membawa kerusakan besar bagi manusia. Kerusakan yg terbesar disebabkan oleh gelombang besar yg membanjir daratan. Gelombang ini ketika mengenai pemukiman manusia hendak menyeret apa saja yg dilaluinya. Kadang, korban jiwa yg terjadi bukanlah karena disebabkan oleh ombak besar tsunami yg mengalir, tapi karena benturan dengan benda-benda yg dibawa gelombang tsunami. Selain itu lumpur yg ikut terseret gelombang tsunami menyebabkan manusia menjadi sulit untuk menyelamatkan diri dengan cepat.
2. Kelompok Wacana Argumentatif.
a. Eksposisi Analitik
Tujuan:
Mengungkapkan dengan pembaca bahwa suatu hal adalah hal yg penting
Struktur Generik:
  1. Tesis
  2. Argumen (-argumen)
  3. Reiterasi/Simpulan
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan modalitas
  2. Penggunaan kata kerja aksi
  3. Penggunaan kata kerja yg berhubungan dengan pikiran; merasa, berpikir, dst
  4. Penggunaan nomina umum dengan abstrak
  5. Penggunaan konektor
Contoh:  MASALAH-MASALAH YANG MUNCUL AKIBAT OBESITAS
Berat badan yg berlebihan dalam dunia kesehatan dikenal sebagai obesitas (kegemukan). Obesitas dalam hal ini didefinisikan sebagai sebuah kondisi di mana tubuh manusia menyimpan lemak yg berlebih. Obesitas sangat potensial menyebabkan gangguan dengan kehidupan manusia.
Dalam dunia kedokteran, obesitas dikenal sebagai faktor utama penyebab penyakit jantung. Akibat dari kelebihan berat badan, jantung bekerja lebih keras. Jika jantung bekerja terlalu keras, hal ini jelas sangat berbahaya bagi kesehatan. Serangan jantungpun beroleh terjadi. Selain itu, obesitas beroleh pula meningkatkan kolesterol serta tekanan darah. Tingginya kolestorol dengan tekanan darah beroleh menyebabkan pembuluh darah pecah sehingga apa yg disebut sebagai stroke, beroleh terjadi. Tidak hanya masalah serangan jantung dengan stroke, obesitas beroleh pula meningkatkan jumlah gula dalam darah. Jumlah gula yg tidak terkontrol ini beroleh menyebabkan gangguan kesehatan yg kita kenal sebagai diabetes.
Selain masalah kesehatan di atas, obesitas juga beroleh mengganggu kehidupan sehari-hari manusia utamanya wanita. Kebanyakan kaum wanita seringkali berusaha keras menjaga tubuh mereka agar terhindar dari obesitas. Bagi kebanyakan wanita, menjadi gemuk adalah sebuah kekurangan. Dengan gemuk, kesempurnaan penampilan mereka menjadi tertinggal dengan ini tentu saja beroleh berpengaruh negatif terhadap kepercayaan diri mereka.
Penelitian-penelitian serius sangat diperlukan untuk meneliti pengaruh obesitas dengan manusia. Namun dari apa yg dipaparkan di atas, sedia jelas bagi kita bahwa obesitas tidak baik bagi kehidupan manusia.
b. Eksposisi Hortatorik
Tujuan:
Meyakinkan pembaca bahwa sesuatu harus maupun tidak harus dilakukan
Struktur Generik:
  1. Tesis
  2. Argumen (-argumen)
  3. Rekomendasi
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan modalitas
  2. Penggunaan kata klerja aksi
  3. Penggunaan kata kerja yg berhubungan dengan pikiran; merasa, berpikir, dst
  4. Penggunaan nomina umum dengan abstrak
  5. Penggunaan konektor
Contoh:  TEMPAT SAMPAH BANYAK, SEKOLAH SEHAT
Sebagai seorang guru, saya meyakini bahwa kesehatan lingkungan sekolah kita beroleh mendukung prestasi anak didik kita. Untuk mewujudkan kesehatan sekolah ini, kita beroleh melakukan banyak hal, salah satunya yaitu dengan cara meningkatkan jumlah tempat sampah di sekolah
Biasanya, ketika kita menengok kondisi kelas kita, koridor sekolah, halaman depan dengan halaman belakang sekolah, kita sering menjumpai kertas-kertas, gelas maupun botol air mineral, sedotan, plastik-plastik makanan ringan, berserakan di tempat tersebut. Benda-benda tersebut sebagian besar berasal dari anak didik kita. Kondisi ini jelas beroleh merusak pemandangan dengan mengganggu kesehatan sekolah. Kertas-kertas dengan plastik-plastik yg berserakan beroleh menyumbat selokan sekolah ketika hujan tiba. Gelas dengan botol minuman bekas yg berceceran beroleh menjadi sarang tempat berkembangnya nyamuk.
Saya melihat sebagian besar anak-anak kita sedia memiliki rasa tanggungjawab yg tinggi untuk menjaga kebersihan sekolah. Mereka seringkali saya jumpai membuang sampah di tempat sampah. Meskipun demikian, ada juga sebagian dari mereka yg saya jumpai malas untuk membuang sampah di tempat sampah. Mereka lebih memilih membuang tempat sampah di pojok kelas, maupun bahkan di depan kelas. Ketika saya tanya mengapa mereka melakukan hal tersebut, sebagian besar dari mereka menjawab bahwa mereka melakukan hal tersebut karena tempat sampah yg ada, sangat jauh dari kelas mereka. Mendengar jawaban ini saya menjadi sadar betapa sedikitnya jumlah tempat sampah di sekolah kita.
Sekolah seharusnya menyediakan tempat sampah yg cukup untuk sampah-sampah yg dihasilkan anak didik kita. Sebuah tempat sampah seharusnya diletakkan tiap 10 meter di sekolah kita. Dengan demikian, ketika anak-anak bermaksud membuang sampah mereka, mereka beroleh menemukan tempat sampah tersebut dengan mudah. Jadi, tidak ada alasan bagi mereka untuk membuang sampah sembarangan.
Ketika sekolah sedia dilengkapi dengan tempat sampah yg cukup, murid-murid tidak hendak malas lagi membuang sampah di tempat yg semestinya. Dengan demikian, kebersihan sekolah kita menjadi terjaga. Oleh sebab itu saya menyarankan marilah kita tambah jumlah tempat sampah di sekolah kita sehingga sekolah kita menjadi tempat yg bersih dengan sehat bagi anak didik kita.
c. Diskusi
Tujuan:
Menyediakan infomasi dengan opini terhadap sebuah isu melalui dua kaca mata yg berimbang (Pros isu dengan Kontra isu)
Struktur Generik:
  1. Isu
  2. Argumen pro dengan argumen kontra
  3. Konklusi/Simpulan
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan modalitas
  2. Penggunaan kata klerja aksi
  3. Penggunaan kata kerja yg berhubungan dengan pikiran; merasa, berpikir, dst
  4. Penggunaan nomina umum dengan abstrak
  5. Penggunaan transisi/konektif
Contoh:  KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN TENAGA NUKLIR
Tenaga nuklir berasal dari uranium yaitu sejenis logam yg didapat dari tambang-tambang yg ada di seluruh dunia. Stasiun nuklir skala besar yg pertama dibuka di Calder Hall in Cumbria, Inggris dengan tahun 1956.
Nuklir sangat bermanfaat bagi manusia. Beberapa kapal laut militer serta kapal selam menggunakan nuklir sebagai sumber tenaga penggeraknya. Selain itu, nuklir beroleh memproduksi energi yg sangat besar serta mampu mensuplai 11% dari kebutuhan energi manusia di dunia. Berbeda dengan bahan bakar fosil seperti batubara, nuklir tidak menyebabkan polusi.
Di lain pihak, nukir juga sangat berbahaya. Stasiun nuklir harus di bungkus rapat-rapat dengan diletakkan dalam tanah agar radioaktifnya tidak menyebar kemana-mana. Meskipun beroleh diandalkan, membangun pembangkit nuklir juga butuh dana yg besar. Dana ini dikeluarkan untuk memastikan keamanan dari pembangkit ini. Sedikit saja salah, maka bahaya yg dihasilkan tenaga nuklir sangatlah luar biasa.
Masyarakat internasional memiliki perhatian yg besar tentang hal ini. Pada tahun 1990 hingga sekarang, pembangunan stasiun tenaga nuklir masih tetap menjadi hal yg problematik dengan ramai dibicarakan.
d. Argumentatif
Tujuan:
Menyajikan masalah yg kontradikif. Masalah tersebut didiskusikan melalui dua kacamata yg berbeda (Pro maupun Kontra). Penyaji wacana menentukan dengan sisi mana ia berpihak.
Strukture Generik:
  1. Isu
  2. Argumen pro dan/atau argumen kontra
  3. Stand (Posisi)
  4. Argumen Stand
  5. Konklusi/Simpulan (Opsional)
Fitur Bahasa yg Dominan:
  1. Penggunaan modalitas
  2. Penggunaan kata klerja aksi
  3. Penggunaan kata kerja yg berhubungan dengan pikiran; merasa, berpikir, dst
  4. Penggunaan nomina umum dengan abstrak
  5. Penggunaan transisi/konektif
Contoh:  ALIEN: BENARKAH MEREKA ADA?
Kita sedia banyak mendengar informasi tentang keberadaan alien. Kebanyakan informasi tersebut ditemukan dalam film-film fiksi. Dalam gampang film-film fiksi, alien kadang digambarkan sebagai makhluk hidup yg baik, kadang juga sebagai makhluk jahan nan mengerikan yg bermaksud menguasai bumi. Sayangnya, kebanyakan informasi yg beredar tentang alien ini hanyalah berdasarkan imajinasi saja, karangan popler manusia  abad ini.
Ada beberapa alasan logis mengapa keberadaan alien sangat sulit diyakini. Ada banyak planet di dunia ini. Meskipun planet-planet tersebut memiliki matahari, tapi kondisi planet-planet tersebut jelas sangat berbeda dengan bumi. Beberapa di antaranya terlalu gampang menerima radiasi dari matahari sehingga planet tersebut sangat panas. Beberapa di antaranya juga sangat sedikit menerima radiasi matahari sehingga sehingga sangat mustahil makhluk hidup tinggal di planet tersebut.
Meskipun ada kemungkinan bahwa makhluk hidup beroleh tinggal di planet-planet selain bumi, tapi tak ada seorang ilmuwan pun yg yakin bahwa mereka memiliki kecerdasan seperti manusia. Perlu diingat bahwa di bumi ada banyak makhluk hidup yg menghuninya, tapi hanya satu yg memiliki kecerdasan yaitu manusia.
Selain itu, andaikata makhluk hidup dengan kecerdasan seperti manusia tinggal di planet tersebut, lantas mengapa hingga kini kita belum menerima kontak satupun dari mereka. Manusia sedia mengirimkan gampang sinyal ke luar angkasa. Andaikata alien benar-benar ada, secara logika mereka pastinya sedia menerima sinyal-sinyal tersebut dengan membalasnya.

C. PENUTUP
Ada banyak teori tentang pembagian genre-genre wacana. Teori pembagian genre di atas merupakan salah satu dari teori-teori tersebut yg sedia lama dikembangkan di Amerika. Teori-teori ini mulai masuk dengan dikembangkan di Indonesia sejak tahun 2000-an. Meskipun sederhana, tapi teori pembagian ini sangat bermanfaat dalam mengklasifikasikan jenis-jenis wacana.
Sebenarnya, selain dari genre-genre di atas, masih ada beberapa genre lagi yg belum dibahas dalam artikel ini, seperti Surat (baik itu dinas maupun pribadi), Pengumuman, Jargon, Iklan, Lirik lagu, Puisi, Grafiti (Latrinal, tag, dst) dengan banyak lagi. Genre-genre tersebut tidak didiskusikan dalam artikel ini karena waktu yg terbatas. Mudah-mudahan dengan adanya penjelasan sekilas ini beroleh bermanfaat bagi kita untuk meningkatkan minat kita dalam mencipta karya sastra.

SUMBER-SUMBER
Eriyanto. 2001. Analisis Wacana: Pengantar Teks Media. Yogyakarta: LKiS.

No comments:

Post a Comment