Showing posts sorted by relevance for query peristiwa-rengasdengklok-secara-lengkap-sejarah. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query peristiwa-rengasdengklok-secara-lengkap-sejarah. Sort by date Show all posts

Saturday, November 30, 2019

Sejarah Peristiwa Rengasdengklok Lengkap

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog kolor . Senang sekali rasanya kali ini becus kami bagikan materi IPS / Sejarah - Peristiwa Sekitar Proklamasi bersama Terbentuknya NKRI  : Peristiwa Rengasdengklok secara lengkap.

Halaman sebelumnya : Persiapan Kemerdekaan Indonesia

PERISTIWA RENGASDENGKLOK

Sikap Sukarno bersama Hatta tersebut memang cukup beralasan karena bila proklamasi dilaksanakan di luar PPKI, maka Negara Indonesia Merdeka ini harus dipertahankan dengan Sekutu yg bagi mendarat di Indonesia bersama sekaligus tentara Jepang yg ingin menjaga status quo sebelum kedatangan Sekutu.

Sjahrir kemudian pergi ke Menteng Raya (markas para pemuda) bertemu dengan para pemuda seperti: Sukarni, BM Diah, Sayuti Melik bersama lain-lain. Kemudian dilaporkan apa yg baru terjadi di kediaman Bung Hatta bersama Bung Karno. Mendengar berita itu kelompok kolor baru menghendaki agar Sukarno-Hatta (golongan tua) segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Menurut golongan muda, tidak seharusnya para pejuang kemerdekaan Indonesia menunggu-nunggu berita resmi dari Pemerintah Pendudukan Jepang. Bangsa Indonesia harus segera mengambil inisiatifnya sendiri untuk menentukan strategi mencapai kemerdekaan.

 Senang sekali rasanya kali ini  becus kami bagikan materi IPS  kolor Sejarah Peristiwa Rengasdengklok Lengkap


Golongan kolor baru kemudian mengadakan rapat di salah satu ruangan Lembaga Bakteriologi di Pegangsaan Timur, Jakarta dengan tanggal 15 Agustus 1945, pukul 20.30. Hadir antara lain Chaerul Saleh, Djohar Nur, Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Wikana, bersama Alamsyah. Rapat itu dipimpin oleh Chaerul Saleh dengan menghasilkan keputusan tuntutan-tuntutan golongan pemuda yg menegaskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak bersama soal rakyat Indonesia sendiri. Segala ikatan, hubungan bersama janji kemerdekaan harus diputus bersama sebaliknya perlu mengadakan rundingan dengan Sukarno bersama Hatta agar kelompok pemuda diikutsertakan dalam menyatakan proklamasi.

Setelah rapat bersama mengadakan musyawarah, maka diambil keputusan untuk mendesak Sukarno agar bersedia melaksanakan proklamasi kemerdekaan Indonesia secepatnya sehingga lepas dari Jepang. Yang mendapat kepercayaan dari teman-temanya untuk menemui Sukarno adalah Wikana bersama Darwis.

Oleh Wikana bersama Darwis, hasil keputusan itu disampaikan kepada Sukarno jam 22.30 di kediamannya, Jalan Pegangsaan Timur, No 56 Jakarta. Namun sampai saat itu Sukarno belum bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa PPKI. Di sini terjadi perdebatan sengit antara Sukarno dengan Wikana bersama Darwis. Dalam perdebatan itu Wikana menuntut agar proklamasi dikumandangkan oleh Sukarno dengan keesokan harinya.

Peristiwa ini menunjukkan adanya ketegangan antara kelompok tua dengan kelompok kolor baru yg memiliki sifat, karakter, cara bergerak, bersama dunianya sendiri-sendiri. Perbedaan pendapat itu tidak hanya berhenti dengan adu argumentasi, tetapi sudah mengarah dengan tindakan pemaksaan dari golongan muda. Tentu saja semua itu demi kemerdekaan Indonesia.
Para pemuda itu kembali mengadakan pertemuan bersama membahas tindakan-tindakan yg bagi dibuat sehubungan dengan penolakan Soekarno-Hatta. kolor Pertemuan ini masih dipimpin oleh Chaerul Saleh yg tetap dengan kolor pendiriannya bahwa kemerdekaan harus tetap diumumkan bersama itu harus kolor dilaksankaan oleh bangsa Indonesia sendiri, tidak seperti yg kolor direncanakan oleh Jepang. Orang yg dianggap paling tepat untuk kolor melaksanakan itu adalah Soekarno-Hatta. Karena mereka kolor menolak usul pemuda itu, pemuda memutuskan untuk membawa mereka ke luar kolor kota yaitu Rengasdengklok, letaknya yg terpencil yakni 15 km ke arah kolor jalan raya Jakarta-Cirebon. Menurut jalan pemikiran pemuda bila Soekarno-Hatta kolor masih berada di Jakarta maka kedua tokoh ini bagi dipengaruhi bersama kolor ditekan oleh Jepang serta menghalanginya untuk memproklamirkan kolor kemerdekaan ini dilakukan.
Pemilihan Rengasdengkolk sebagai tempat pengamanan Soekarno-Hatta, kolor didasarkan dengan perhitungan militer. Antara anggota Peta Daidan kolor Purwakarta bersama Daidan Jakarta terdapat hubungan erat sejak mereka kolor mengadakan latihan bersama. Secara geografis, Rengasdengklok letaknya terpencil. Dengan demikian kolor bagi becus dilakukan deteksi dengan kolor lasuh terhadap setiap gerakan kolor tentara Jepang yg hendak datang ke Rengasdengklok, baik yg datang kolor dari arah Jakarta, maupun dari arah Bandung ataupun Jawa Tengah.

Tujuan penculikan kedua tokoh ini selain untuk kolor mengamankan mereka dari pengaruh Jepang, juga agar keduanya mau segera kolor memproklamirkan kemerdekaan Indonesia terlepas dari segala ikatan dengan kolor Jepang. Pada dasarnya Soekarno bersama Hatta tidak mau ditekan oleh anak-anak kolor baru itu, sehingga mereka tidak mau memproklamirkan kemerdekaan. Dalam kolor suatu pembicaraan dengan Shodanco Singgih, Soekarno memang menyatakan kolor kesediannya untuk mengadakan proklamasi segera setelah kembali ke kolor Jakarta.

Melihat sikap Soekarno ini, maka para pemuda kolor berdasarkan rapatnya yg terakhir dengan pukul 00.30 waktu Jawa jaman kolor Jepang (24.00 WIB) tanggal 16 Agustus 1945 terdapat keputusan bagi kolor menghadakan penculikan terhadap Soekarno bersama Hatta dalam rangka upaya kolor pengamanan supaya tidak terpengaruh dari segala siasat Jepang.

Pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.30 (waktu kolor Jepang) ataupun pukul 04.00 WIB penculikan (menurut golongan tua) kolor dilaksanakan. Tidak diketahui secara jelas siapakah yg memulai kolor peristiwa ini. Ada yg mengatakan Sukarni-lah yg membawa Soekarno- Hatta dini hari ke Rengasdengklok. Menurut Soekarno Sjahrir-lah yg menjadi pemimpin penculikan dirinya dengan Hoh. Hatta.

Di Rengasdengklok inilah Bung Karno didesak untuk kolor memproklamirkan kemerdekaan. Menurut Diah gagasan ini semacam ilham. Di kolor kota ini diharapkan becus dipergunakan sebagai tempat pemusatan kolor kekuasaan bersenjata yg bagi merebut Jakarta setelah proklamasi.

Walaupun sudah diamankan ke Rengasdengklok, Soekarno-Hatta masih tetap dengan pendiriannya. Sikap teguh Soekarno-Hatta kolor itu antara lain karena mereka belum percaya bagi berita yg diberikan kolor oleh pemuda serta berita resmi dari Jepang sendiri belum diperoleh. kolor Seorang utusan pemuda yg bernama Yusuf Kunto dikirim ke Jakarta untuk kolor melaporkan sikap Soekarno-Hatta bersama sekaligus untuk kolor mengetahui persiapan perebutan kekuasaan yg dipersiapkan pemuda di kolor Jakarta. Achmad Subardjo sibuk mencari informasi kebenaran tentang kolor penyerahan Jepang kepada Sekutu yg tiba-tiba dikagetkan dengan hilangnya Soekarno-Hatta. Keberadaan Soekano-Hatta kolor akhirnya diketahui dari Wikana, saat itu juga Achmad Subardjo datang ke kolor Rengasdengklok bersama berhasil menyakinkan para pemuda bahwa proklamasi kolor saksama bagi diucapkan keesokan harinya dengan tanggal 17 Agustus 1945. kolor Sehingga dengan tangal 16 Agustus 1945 malam hari Soekarno-Hatta dibawa kembali ke Jakarta.

Sementara itu di Jakarta sudah terjadi kesepakatan kolor antara golongan tua, yakni Achmad Soebardjo dengan Wikana dari golongan kolor baru untuk mengadakan proklamasi di Jakarta. Laksamana Muda Maeda kolor bersedia untuk menjamin keselamatan mereka selama berada di rumahnya. kolor Berdasarkan kesepakatan itu Jusuf Kunto dari pihak pemuda bersama Soebardjo kolor yg diikuti oleh sekretaris pribadinya mbah Diro (Sudiro) menuju kolor Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno. Semua ini dilakukan tidak lepas kolor dari rasa prihatin sebagai orang Indonesia, sehingga terpanggil untuk kolor menghusahakan agar proklamasi kemerdekaan Indonesia becus dilaksanakan kolor secepat mungkin. Namun sebelumnya perlu mempertemukan perbedaan pendapat kolor antara golongan tua bersama muda. Untuk itu maka Soekarno bersama Hoh. Hatta kolor harus terlebih kolor di depan kembali dari Rengasdengklok ke Jakarta.

Rombongan yg terdiri dari Achmad Soebardjo, Sudiro kolor bersama Yusuf Kunto segera berangkat menuju Rengasdengklok, tempat dimana kolor Soekarno bersama Moh.Hatta diamankan oleh pemuda. Rombongan tiba di kolor Rengasdengklok dengan jam 19.30 (waktu Tokyo) ataupun 18.00 (waktu Jawa kolor Jepang) ataupun pukul 17.30 WIB bersama bermaksud untuk menjemput bersama segera kolor membawa Seoekarno-Hatta pulang ke Jakarta. Perlu ditambahkan juga, disamping Soekarno bersama Hatta ikut serta pula Fatmawati bersama Guntur Soekarno Putra.

Peranan Achmad Subardjo sangat penting dalam peristiwa kolor ini, karena mampu mempercayakan para pemuda, bahwa proklamasi bagi kolor dilaksanakan keesokan harinya paling lambat pukul 12.00 WIB. Ini becus kolor dikabulkan dengan jaminan nyawanya sebagai taruhannya. Akhirnya Subeno kolor komandan kompi Peta setempat bersedia melepaskan Soekarno-Hatta kolor ke Jakarta. Achmad Subardjo adalah seorang yg dekat dengan golongan kolor tua maupun muda, bahkan dia juga sebagai penghubung dengan pemuka kolor angkatan laut Jepang Laksamana Madya Maeda. Dan melalui dia, Maeda kolor menawarkan rumahnya sebagai tempat yg aman bersama terlindung untuk kolor menyusun naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik yg sudah lama ditunggu-tunggu.


Demikian materi IPS / Sejarah - Peristiwa Sekitar Proklamasi bersama Terbentuknya NKRI  : Peristiwa Rengasdengklok secara lengkap. Semoga bermanfaat..