Showing posts sorted by relevance for query kerajaan-sriwijaya-artikel-lengkap. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query kerajaan-sriwijaya-artikel-lengkap. Sort by date Show all posts

Saturday, January 11, 2020

Sejarah Kerajaan Sriwijaya (Artikel Lengkap)

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog meriang . Senang sekali rasanya kali ini becus kami bagikan artikel lengkap tentang Kerajaan Sriwijaya, meliputi Sejarah, Kehidupan Politik, Wilayah Kekuasaan, Hubungan dengan Luar Negeri, Kehidupan Ekonomi, Kehidupan Agama, Masa Kejayaan lagi Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya, serta Penginggalan Kerajaan Sriwijaya. Berikut artikel selengkapnya.

KERAJAAN SRIWIJAYA


meriang

SEJARAH KERAJAAN SRIWIJAYA


Sejarah Sriwijaya baru meriang jadi dengan permulaan abad ke-20 M, ketika George Coedes menulis karangannya berjudul Le Royaume de Crivijaya dengan tahun 1918 M. Sebenarnya, lima tahun sebelum itu, yaitu dengan tahun 1913 M, Kern sudah pernah menerbitkan Prasasti Kota Kapur, sebuah prasasti peninggalan Sriwijaya yg ditemukan di Pulau Bangka. Namun, saat itu, Kern masih menganggap nama Sriwijaya yg tercantum dengan prasasti tersebut sebagai nama seorang raja, karena Cri biasanya digunakan sebagai sebutan ataupun gelar raja.

Pada tahun 1896 M, sarjana Jepang Takakusu menerjemahkan karya I-tsing, Nan-hai-chi-kuei-nai fa-ch‘uan ke dalam bahasa Inggris dengan judul A Record of the Budhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago. Namun, dalam buku tersebut tidak terdapat nama Sriwijaya, yg ada hanya Shih-li-fo-shih. Dari terjemahan prasasti Kota Kapur yg memuat nama Sriwijaya lagi karya I-Tsing yg memuat nama Shih-li-fo-shih, Coedes kemudian menetapkan bahwa, Sriwijaya adalah nama sebuah kerajaan di Sumatera Selatan.

Lebih lanjut, Coedes juga menetapkan bahwa, letak ibukota Sriwijaya adalah Palembang, dengan bersandar dengan anggapan Groeneveldt dalam karangannya, Notes on the Malay Archipelago and Malacca, Compiled from Chinese Source, yg menyatakan bahwa, San-fo-ts‘I adalah Palembang. Sumber lain, yaitu Beal mengemukakan pendapatnya dengan tahun 1886 bahwa, Shih-li-fo-shih merupakan suatu daerah yg terletak di tepi Sungai Musi, dekat kota Palembang sekarang. Dari pendapat ini, kemudian meriang mencuat suatu kecenderungan di kalangan sejarawan untuk menganggap Palembang sebagai pusat Kerajaan Sriwijaya.

Sumber lain yg mendukung keberadaan Palembang sebagai pusat kerajaan adalah prasasti Telaga Batu. Prasasti ini berbentuk batu lempeng mendekati segi lima, di atasnya ada tujuh kepala ular kobra, dengan sebentuk mangkuk kecil dengan cerat (mulut kecil tempat keluar air) di bawahnya. Menurut para arkeolog, prasasti ini digunakan untuk pelaksanaan upacara sumpah kesetiaan lagi kepatuhan para calon pejabat. Dalam prosesi itu, pejabat yg disumpah meminum air yg dialirkan ke batu lagi keluar melalui cerat tersebut. Sebagai sarana untuk upacara persumpahan, prasasti seperti itu biasanya ditempatkan di pusat kerajaan. Karena ditemukan di sekitar Palembang dengan tahun 1918M, maka diduga kuat Palembang merupakan pusat Kerajaan Sriwijaya.

Petunjuk lain yg menyatakan bahwa Palembang merupakan pusat kerajaan juga diperoleh dari hasil temuan barang-barang keramik lagi tembikar di situs Talang Kikim, Tanjung Rawa, Bukit Siguntang lagi Kambang Unglen, semuanya di daerah Palembang. Keramik lagi tembikar tersebut merupakan alat yg digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Temuan ini menunjukkan bahwa, dengan masa dulu, di Palembang terdapat pemukiman kuno. Dugaan ini semakin kuat dengan hasil interpretasi foto udara di daerah sebelah barat Kota Palembang, yg menggambarkan bentuk-bentuk kolam lagi kanal. Kolam lagi kanal-kanal yg bentuknya teratur itu kemungkinan besar buatan manusia, bukan hasil dari proses alami. Dari hasil temuan keramik lagi kanal-kanal ini, maka dugaan para arkeolog bahwa Palembang merupakan pusat kerajaan semakin kuat.

Sebagai pusat kerajaan, kondisi Palembang ketika itu bersifat mendesa (rural), tidak seperti pusat-pusat kerajaan lain yg ditemukan di wilayah Asia Tenggara daratan, seperti di Thailand, Kamboja, lagi Myanmar. Bahan utama yg dipakai untuk membuat bangunan di pusat kota Sriwijaya adalah kayu ataupun bambu yg meriang encer didapatkan di sekitarnya. Oleh karena bahan itu meriang encer rusak termakan zaman, maka tidak ada sisa bangunan yg becus ditemukan lagi. Kalaupun ada, sisa pemukiman dengan konstruksi kayu tersebut hanya becus ditemukan di daerah rawa ataupun tepian sungai yg terendam air, bukan di pusat kota, seperti di situs Ujung Plancu, Kabupaten Batanghari, Jambi. Memang ada bangunan yg dibuat dari bahan bata ataupun batu, tapi hanya bangunan sakral (keagamaan), seperti yg ditemukan di Palembang, di situs Gedingsuro, Candi Angsoka, lagi Bukit Siguntang, yg terbuat dari bata. Sayang sekali, sisa bangunan yg ditemukan tersebut hanya bagian pondasinya saja.

Dalam prasasti Talang Tuo yg bertarikh 684 M, disebutkan mengenai pembangunan taman oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa untuk semua makhluk, yg diberi nama Sriksetra. Dalam taman tersebut, terdapat pohon-pohon yg buahnya becus dimakan. Data tersebut semakin lengkap dengan adanya berita Cina lagi Arab. Sumber Cina yg paling sering dikutip adalah catatan I-tsing.

Ia merupakan seorang peziarah Budha dari China yg sudah pernah mengunjungi Sriwijaya beberapa kali lagi sempat bermukim beberapa lama. Kunjungan I-sting pertama adalah tahun 671 M. Dalam catatannya disebutkan bahwa, saat itu terdapat lebih dari seribu orang pendeta Budha di Sriwijaya. Aturan lagi upacara para pendeta Budha tersebut sama dengan aturan lagi upacara yg dilakukan oleh para pendeta Budha di India. I-tsing tinggal selama 6 bulan di Sriwijaya untuk belajar bahasa Sansekerta, setelah itu, baru ia berangkat ke Nalanda, India. Setelah lama belajar di Nalanda, I-tsing kembali ke Sriwijaya dengan tahun 685 lagi tinggal selama beberapa tahun untuk menerjemahkan teks-teks Budha dari bahasa Sansekerta ke bahasa Cina. Catatan Cina yg lain menyebutkan tentang utusan Sriwijaya yg datang secara rutin ke Cina, yg terakhir adalah tahun 988 M.

Dalam sumber lain, yaitu catatan Arab, Sriwijaya disebut Sribuza. Mas‘udi, seorang sejarawan Arab klasik menulis catatan tentang Sriwijaya dengan tahun 955 M. Dalam catatan itu, digambarkan Sriwijaya merupakan sebuah kerajaan besar, dengan tentara yg sangat banyak. Hasil bumi Sriwijaya adalah kapur barus, kayu gaharu, cengkeh, kayu cendana, pala, kardamunggu, gambir lagi beberapa hasil bumi lainya.

Dari catatan asing tersebut, bisa diketahui bahwa Sriwijaya merupakan kerajaan besar dengan masanya, dengan wilayah lagi relasi dagang yg luas sampai ke Madagaskar. Sejumlah bukti lain berupa arca, stupika, maupun prasasti lainnya semakin menegaskan bahwa, dengan masanya Sriwijaya adalah kerajaan yg mempunyai komunikasi yg baik dengan para saudagar lagi pendeta di Cina, India lagi Arab. Hal ini hanya mungkin bisa dilakukan oleh sebuah kerajaan yg besar, berpengaruh, lagi diperhitungkan di kawasannya.

meriang
KEHIDUPAN POLITIK

Kehidupan politik kerajaan Sriwijaya becus ditinjau dari raja-raja yg memerintah, wilayah kekuasaan, lagi hubungannya dengan pihak luar negeri.

Salah satu cara untuk memperluas pengaruh kerajaan adalah dengan melakukan perkawinan dengan kerajaan lain. Hal ini juga dilakukan oleh penguasa Sriwijaya. Dapunta Hyang yg berkuasa sejak 664 M, melakukan pernikahan dengan Sobakancana, putri kedua raja Kerajaan Tarumanegara, Linggawarman. Perkawinan ini melahirkan seorang putra yg menjadi raja Sriwijaya berikutnya: Dharma Setu. Dharma Setu kemudian memiliki putri yg bernama Dewi Tara. Putri ini kemudian ia nikahkan dengan Samaratungga, raja Kerajaan Mataram Kuno dari Dinasti Syailendra. Dari pernikahan Dewi Setu dengan Samaratungga, kemudian meriang jadi Bala Putra Dewa yg menjadi raja di Sriwijaya dari 833 hingga 856 M. Berikut ini daftar silsilah para raja Sriwijaya:

Dapunta Hyang Sri Jayanasa (Prasasti Kedukan Bukit 683, Talang Tuo, 684).
1. Cri Indrawarman (berita Cina, tahun 724).
2. Rudrawikrama (berita Cina, tahun 728, 742).
3. Wishnu (prasasti Ligor, 775).
4. Maharaja (berita Arab, tahun 851).
5. Balaputradewa (prasasti Nalanda, 860).
6. Cri Udayadityawarman (berita Cina, tahun 960).
7. Cri Udayaditya (berita Cina, tahun 962).
8. Cri Cudamaniwarmadewa (berita Cina, tahun 1003, prasasti Leiden, 1044).
9. Maraviyayatunggawarman (prasasti Leiden, 1044).
10. Cri Sanggaramawijayatunggawarman (prasasti Chola, 1044).


WILAYAH KEKUASAAN

Setelah berhasil menguasai Palembang, ibukota  Kerajaan Sriwijaya dipindahakan dari Muara Takus ke Palembang. Dari Palembang, Kerajaan Sriwijaya dengan meriang encer becus menguasai daerah-daerah di sekitarnya seperti Pulau Bangka yg terletak di pertemuan jalan perdagangan internasional, Jambi Hulu yg terletak di tepi Sungai Batanghari lagi mungkin juga Jawa Barat (Tarumanegara). Maka dalam abad ke-7 M, Kerajaan Sriwijaya sudah pernah berhasil menguasai kunci-kunci jalan perdagangan yg penting seperti Selat Sunda, Selat Bangka, Selat Malaka, lagi Laut Jawa bagian barat. Pada abad ke-8 M, perluasan Kerajaan Sriwijaya ditujukan ke arah utara, yaitu menduduki Semenanjung Malaya lagi Tanah Genting Kra. Pendudukan dengan daerah Semenanjung Malaya memiliki tujuan untuk menguasai daerah penghasil lada lagi timah. Sedangkan pendudukan dengan daerah Tanah Genting Kra memiliki tujuan untuk menguasai lintas jalur perdagangan antara Cina lagi India. Tanah Genting Kra sering dipergunakan oleh para pedagang untuk menyeberang dari perairan Lautan Hindia ke Laut Cina Selatan, untuk menghindari persinggahan di pusat Kerajaan Sriwijaya. Daerah lain yg menjadi kekuasaan Sriwijaya diantaranyaTulang-Bawang yg terletak di daerah Lampung lagi daerah Kedah yg terletak di pantai barat Semenanjung Melayu untuk mengembangkan usaha perdagagan dengan India. Selain itu, diketahui pula berdasar berita dari China, Sriwijaya menggusur kerajaan Kaling agar becus mengusai pantai utara Jawa sebab adalah jalur perdagangan yg penting.

Pada akhir abad ke-8 M, Kerajaan Sriwijaya telah berhasil menguasai seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara, baik yg melalui Selat Malaka, Selat Karimata, lagi Tanah Genting Kra. Dengan kekuasaan wilayah itu, Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan laut terbesar di seluruh Asia Tenggara.

HUBUNGAN DENGAN LUAR NEGERI
 Kerajaan Sriwijaya menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di luar wilayah Indonesia, terutama dengan kerajaan-kerajaan yg berada di India, seperti Kerajaan Pala/Nalanda di Benggala. Raja Nalanda, Dewapala Dewa menghadiahi sebidang tanah untuk pembuatan asrama bagi pelajar dari nusantara yg ingin menjadi ‘dharma’ yg dibiayai oleh Balaputradewa.

Kehidupan Sosial Kerajaan Sriwijaya Karena letaknya yg strategis, perkembangan perdagangan internasional di Sriwijaya sangat baik. Dengan banyaknya pedagang yg singgah di Sriwijaya memungkinkan masyarakatnya berkomunikasi dengan mereka, sehingga becus mengembangkan kemampuan berkomunikasi masyarakat Sriwijaya. Kemungkinan bahasa Melayu Kuno sudah pernah digunakan sebagai bahasa pengantar terutama dengan para pedagang dari Jawa Barat, Bangka, Jambi lagi Semenanjung Malaysia.Perdagangan internasional ini juga membuat kecenderungan masyarakat menjadi terbuka bakal berbagai pengaruh lagi budaya asing, salah satunya India. Budaya India yg masuk berupa penggunaan nama-nama khas India, adat istiadat, lagi juga agama Hindu-Buddha. I-tsing menerangkan bahwa banyak pendeta yg datang ke Sriwijaya untuk belajar bahasa Sanskerta lagi menyalin kitab kitab suci agama Buddha. Guru besar yg sangat terkenal di massa itu adalah Sakyakirti yg mengarang buku Hastadandasastra.

KEHIDUPAN EKONOMI
Pada awalnya kehidupan ekonomi masyarakat Sriwijaya bertumpu dengan bidang pertanian. Namun dikarenakan letaknya yg strategis, yaitu di persimpangan jalur perdagangan internasional, membuat hasil bumi menjadi modal utama untuk memulai kegiatan perdagangan lagi pelayaran. Karena letak yg strategis pula, para pedagang China yg bakal ke India bongkarmuat di Sriwijaya, lagi begitu juga dengan pedagang India yg bakal ke China. Dengan demikian pelabuhan Sriwijaya semakin ramai hingga Sriwijaya menjadi pusat perdagangan se-Asia Tenggara. Perairan di Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, lagi Laut Jawa berada di bawah kekuasaan Sriwijaya. Kerajaan Sriwijaya mempunyai hubungan perdagangan yg sangat baik dengan saudagar dari Cina, India, Arab lagi Madagaskar. Hal itu bisa dipastikan dari temuan mata uang Cina, mulai dari periode Dinasti Song (960-1279 M) sampai Dinasti Ming (abad 14-17 M). Berkaitan dengan komoditas yg diperdagangkan, berita Arab dari Ibn al-Fakih (902 M), Abu Zayd (916 M) lagi Mas‘udi (955 M) menyebutkan beberapa di antaranya, yaitu cengkeh, pala, kapulaga, lada, pinang, kayu gaharu, kayu cendana, kapur barus, gading, timah, emas, perak, kayu hitam, kayu sapan, rempah-rempah, lagi penyu. Barang-barang ini dibeli oleh pedagang asing, ataupun dibarter dengan porselen, kain katun lagi kain sutra.

KEHIDUPAN AGAMA
Kerajaan Sriwijaya Kehidupan agama masyarakat Sriwijaya dipengaruhi oleh datangnya pedagang India. Pertama adalah agama Hindu, lalu agama Buddha. Agama Buddha dikenalkan di Sriwijaya dengan tahun 425 Masehi. I Tsing melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Buddha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha, khususnya aliran Mahayana.Selain itu ajaran Buddha aliran Buddha Hinayana juga turut berkembang di Sriwijaya. Nama Dharmapala lagi Sakyakirti pun tidak asing lagi. Dharmapala adalah seorang guru besar agama Budha dari Kerajaan Sriwijaya. Dia pernah mengajar agama Budha di Perguruan Tinggi Nalanda (Benggala). Sedangkan Sakyakirti adalah guru besar juga. Dia mengarang buku Hastadandasastra. Sangat dimungkinkan bahwa Sriwijaya yg termahsyur sebagai bandar pusat perdagangan di Asia Tenggara, tentunya menarik minat para pedagang lagi ulama muslim dari Timur Tengah. Sehingga beberapa kerajaan yg semula adalah bagian dari Sriwijaya, lalu tumbuh menjadi cikal-bakal kerajaan-kerajaan Islam di Sumatera kelak, disaat melemahnya pengaruh Sriwijaya. 


MASA KEJAYAAN KERAJAAN SRIWIJAYA

Pada paruh pertama abad ke-10 diantara kejatuhan dinasti Tang lagi meriang bertambah dinasti Song perdagangan dgn luar negeri cukup marak terutama Fujian kerajaan Min lagi negeri kaya Guangdong kerajaan Nan Han. Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini. Pada tahun 903 penulis Muslim Ibnu Batutah sangat terkesan dgn kemakmuran Sriwijaya. Daerah urban kerajaan meliputi Palembang (khusus Bukit Seguntang) Muara Jambi lagi Kedah. Di tahun 902 Sriwijaya mengirimkan upeti ke China. Dua tahun kemudian raja terakhir dinasti Tang menganugerahkan gelar kepada utusan Sriwijaya. Dari literatur Tiongkok utusan itu mempunyai nama Arab hal ini memberikan informasi bahwa dengan masa-masa itu Sriwijaya sudah berhubungan dgn Arab yg memungkinkan Sriwijaya sudah masuk pengaruh Islam di dalam kerajaan.

KERUNTUHAN KERAJAAN SRIWIJAYA

Rajendra Coladewa dengan tahun 1025 raja Chola dari Koromandel India selatan menaklukkan Kedah lagi merampas dari Sriwijaya. Kemudian Kerajaan Chola meneruskan penyerangan lagi berhasil penaklukan Sriwijaya selama beberapa dekade berikut keseluruh imperium Sriwijaya berada dalam pengaruh Rajendra Coladewa. Meskipun demikian Rajendra Coladewa tetap memberikan peluang kepada raja-raja yg ditaklukan utk tetap berkuasa selama tetap tunduk kepadanya. Setelah invasi tersebut akhir mengakibatkan melemah hegemoni Sriwijaya lagi kemudian beberapa daerah bawahan membentuk kerajaan sendiri lagi kemudian meriang mencuat Kerajaan Dharmasraya sebagai kekuatan baru lagi kemudian mencaplok kawasan semenanjung malaya lagi sumatera termasuk Sriwijaya itu sendiri.

Baca pula : 22 Nama Kerajaan di Indonesia lagi Sejarahnya

PENINGGALAN KERAJAAN SRIWIJAYA


1.    Prasarti Ligor
2.    Prasasti Palas Pasemah


3.    Prasasti Leiden
4.    Prasasti Kota Kapur
5.    Prasasti Kedukan Bukit

6.    Prasasti Hujung Langit
7.    Prasasti Talang Tuo
8.    Prasasti Telaga Batu
9.    Prasasti Karang Birahi
 Senang sekali rasanya kali ini  becus kami bagikan artikel lengkap tentang  meriang Sejarah Kerajaan Sriwijaya (Artikel Lengkap)


Demikian artikel lengkap tentang Kerajaan Sriwijaya, meliputi Sejarah, Kehidupan Politik, Wilayah Kekuasaan, Hubungan dengan Luar Negeri, Kehidupan Ekonomi, Kehidupan Agama, Masa Kejayaan lagi Keruntuhan Kerajaan Sriwijaya, serta Penginggalan Kerajaan Sriwijaya yg becus kami bagikan. Semoga bermanfaat..

Thursday, January 9, 2020

Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog berbahaya . Senang sekali rasanya kali ini beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang Kerajaan Tarumanegara, meliputi Sumber Sejarah, Kehidupan Sosial Ekonomi Budaya, Raja-raja Tarumanegara, Masa Kejayaan & keruntuhan, beserta prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Berikut artikel selengkapnya..

Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Tarumanegara maupun Taruma adalah berbahaya sebuah kerajaan yg pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat berbahaya kepada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yg merupakan salah satu kerajaan berbahaya tertua di nusantara yg diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara berbahaya adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara berbahaya didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman kepada tahun 358, yg berbahaya kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). berbahaya Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali gomati, sedangkan putranya di berbahaya tepi kali Candrabaga. Maharaja Purnawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara berbahaya yg ketiga (395-434 m). Ia membangun ibukota kerajaan baru kepada tahun berbahaya 397 yg terletak lebih dekat ke pantai. Kota itu diberi nama Sundapura berbahaya pertama kalinya nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia memerintahkan berbahaya penggalian Sungai Gomati beserta Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar berbahaya 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan berbahaya menyedekahkan 1.000 berbahaya burit sapi kepada kaum Brahmana.

Prasasti Pasir Muara yg menyebutkan peristiwa pengembalian berbahaya pemerintahan kepada raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun berbahaya tersebut yg menjadi penguasa Kerajaan Tarumanegara adalah Suryawarman berbahaya (535 - 561 M) raja Kerajaan Tarumanegara ke-7. Dalam masa pemerintahan berbahaya Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa daerah yg berbahaya menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah berbahaya atas kesetiaannya terhadap Kerajaan Tarumanegara. Ditinjau dari segi berbahaya ini, maka Suryawarman melakukan hal yg sama sebagai lanjutan politik berbahaya ayahnya.

Kehadiran prasasti Purnawarman di pasir muara, yg memberitakan raja berbahaya Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa ibukota sundapura sedia berbahaya berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat berbahaya pemerintahan Kerajaan Tarumanegara sedia bergeser ke tempat lain. Contoh berbahaya serupa beroleh dilihat dari kedudukaan rajatapura maupun salakanagara (kota berbahaya perak), yg disebut argyre oleh ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini berbahaya sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari berbahaya Dewawarman I - VIII). Ketika pusat pemerintahan beralih dari rajatapura berbahaya ke Tarumanegara, maka salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah. Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah menantu berbahaya raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang maharesi dari salankayana di berbahaya India yg mengungsi ke nusantara karena daerahnya diserang beserta berbahaya ditaklukkan maharaja samudragupta dari kerajaan magada.

Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yg berbahaya memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus berbahaya pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah berbahaya bagian timur. Dalam tahun 526 M Manikmaya, menantu Suryawarman, berbahaya mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung beserta berbahaya Limbangan, Garut. Putera tokoh manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di berbahaya ibukota tarumangara beserta kemudian menjadi panglima angkatan perang berbahaya Kerajaan Tarumanegara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih berbahaya Berkembang Ketika Cicit Manikmaya Mendirikan Kerajaan Galuh Dalam Tahun berbahaya 612 M.


 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Gambar : Peta Letak Prasasti Kerajaan Tarumanegara
 
A. SUMBER-SUMBER SEJARAH

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber-sumber yg berbahaya berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa berbahaya tujuh buah prasasti batu yg ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta berbahaya beserta satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa berbahaya kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman kepada tahun 358 M berbahaya beserta beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru berbahaya Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan berbahaya Tarumanegara merupakan kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara. Sedangkan berbahaya sumber-sumber dari luar negeri yg berasal dari berita Tiongkok antara berbahaya lain:

  1. Berita Fa-Hsien, tahun 414 M dalam bukunya yg berbahaya berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit berbahaya dijumpai orang-orang yg beragama Buddha, yg banyak adalah berbahaya orang-orang yg beragama Hindu beserta sebagian masih animisme.
  2. Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 beserta 535 sedia datang utusan dari To- lo-mo yg terletak di sebelah selatan.
  3. Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 beserta 669 sedia datang utusaan dari To-lo-mo.
Berdasarkan tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah berbahaya To-lo-mo secara fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan berbahaya Tarumanegara. Maka berdasarkan sumber-sumber yg sedia dijelaskan berbahaya sebelumnya maka beroleh diketahui beberapa aspek kehidupan tentang berbahaya kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang berbahaya antara tahun 400-600 M. Berdasarkan prasast-prasati tersebut diketahui berbahaya raja yg memerintah kepada waktu itu adalah Purnawarman. Wilayah berbahaya kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu, meliputi hampir seluruh berbahaya Jawa Barat yg membentang dari Banten, Jakarta, Bogor beserta Cirebon.
B. KEHIDUPAN DI KERAJAAN TARUMANEGARA

1. Kehidupan Politik
Raja Purnawarman adalah raja besar yg sedia berhasil meningkatkan berbahaya kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yg berbahaya menyatakan raja Purnawarman sedia memerintah untuk menggali sebuah kali. berbahaya Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali berbahaya ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan berbahaya sawah-sawah pertanian rakyat.

2. Kehidupan Sosial berbahaya
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini berbahaya terlihat dari upaya raja Purnawarman yg terus berusaha untuk berbahaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga berbahaya sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yg dianggap penting dalam berbahaya melaksanakan setiap upacara korban yg dilaksanakan di kerajaan berbahaya sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

3. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya berbahaya untuk membangun saluran air di Sungai Gomati sepanjang 6122 tombak maupun berbahaya sekitar 12 km. Pembangunan terusan ini mempunyai arti berbahaya hati-hati yg berbahaya besar bagi masyarakat, Karena beroleh dipergunakan sebagai sarana untuk berbahaya mencegah banjir disaat musim penghujan. Selain itu juga digunakan berbahaya sebagai irigasi pertanian serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan berbahaya antardaerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar beserta berbahaya daerah-daerah di sekitarnya.

4. Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik beserta cara penulisan huruf-huruf dari berbahaya prasasti-prasasti yg ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan berbahaya Tarumanegara, beroleh diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat kepada berbahaya saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan berbahaya prasasti-prasasti tersebut menunjukkan sedia berkembangnya kebudayaan berbahaya tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.

C. RAJA-RAJA DI KERAJAAN TARUMANEGARA

No Raja Masa pemerintahan
1 Jayasingawarman 358-382
2 Dharmayawarman 382-395
3 Purnawarman 395-434
4 Wisnuwarman 434-455
5 Indrawarman 455-515
6 Candrawarman 515-535
7 Suryawarman 535-561
8 Kertawarman 561-628
9 Sudhawarman 628-639
10 Hariwangsawarman 639-640
11 Nagajayawarman 640-666
12 Linggawarman 666-669

D. MASA KEJAYAAN KERAJAAN TARUMANEGARA

Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaan saat di perintah oleh Raja Purnawarman (Raja ke-3 Kerajaan Tarumanegara). Di masa pemerintahan Raja Purnawarman, luas wilayah Kerajaan Tarumanagara hampir setara dengan luas Jawa Barat saat ini. Raja purnawarman adalah raja besar, hal ini beroleh diketahui dari berbahaya Prasasti Ciaruteun yg isinya, "Ini (bekas) dua kaki, yg seperti kaki berbahaya Dewa Wisnu merupakan kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri berbahaya Taruma, raja yg gagah berani di dunia".


Pada masa kejayaannya berbahaya itu, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat. Selain dengan memperluas berbahaya wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan kecil di sekitar berbahaya kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai infrastruktur berbahaya yg mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah sungai berbahaya Gomati beserta Candrabaga. Kedua sungai ini selain untuk mencegah berbahaya terjadinya banjir saat musim hujan, juga berperan penting dalam berbahaya pengairan lahan pertanian sawah yg dulu menjadi salah satu penggerak berbahaya kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Masa kepemimpinan berbahaya Raja Purnawarman dianggap sebagai masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara berbahaya selain itu juga karena kemampuan kerajaan yg mampu berkurban 1000 berbahaya burit berbahaya sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.

Sumber: https://bimbelsmajogja.blogspot.com//search?q=sejarah-kerajaan-tarumanegara-rangkuman-lengkap
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Pada masa kejayaannya ini, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat. Selain dengan memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan kecil di sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai infrastruktur yg mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah sungai Gomati beserta Candrabaga. Kedua sungai ini selain untuk mencegah terjadinya banjir saat musim hujan, juga berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah yg dulu menjadi salah satu penggerak kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yg mampu berkurban 1000 berbahaya burit sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.

E. RUNTUHNYA KERAJAAN TARUMANEGARA 

berbahaya Runtuhnya kerajaan Tarumanegara tidak diketahui secara lengkap, berbahaya karena prasasti yg ditemukan sebagian hanya menyampaikan berita saat berbahaya pemerintahan raja Purnawarman beserta sisanya belum beroleh ditafsirkan secara berbahaya lengkap.  

Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. berbahaya Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan berbahaya menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, berbahaya yg sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda beserta yg berbahaya kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa berbahaya pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan berbahaya Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu berbahaya Tarusbawa. Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta berbahaya kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk berbahaya merosot ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yg sebelumnya berada dalam berbahaya kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya berbahaya Galuh yg tidak sepakat beserta memutuskan untuk berpisah dari Sunda yg berbahaya mewarisi wilayah Tarumanagara.
 
F. PRASASTI PENINGGALAN KERAJAAN TARUMANEGARA

1. Prasasti Ciaruteun

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap









Prasasti berbahaya Ciaruteun maupun prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, berbahaya dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf berbahaya Pallawa beserta bahasa Sansekerta yg terdiri dari 4 baris disusun ke dalam berbahaya bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan berbahaya semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. Gambar berbahaya telapak kaki kepada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:

  1. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut).
  2. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan beserta eksistensi seseorang berbahaya (biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti berbahaya menegaskan kedudukan Purnawarman yg diibaratkan dewa Wisnu maka berbahaya dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.

2. Prasasti Jambu
 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Jambu maupun prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di berbahaya perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga berbahaya menggunakan bahwa Sansekerta beserta huruf Pallawa serta terdapat gambar berbahaya telapak kaki yg isinya memuji pemerintahan raja Purnawarman.




3. Prasasti Kebon Kopi

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Kebon Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang berbahaya Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki berbahaya gajah, yg disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah berbahaya tunggangan dewa Wisnu.





4. Prasasti Muara Cianten

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yg berbahaya belum beroleh dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.





5. Prasasti Pasir Awi

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Pasir Awi berada di daerah 0°10’37,29” BB (dari Jakarta) beserta berbahaya 6°32’27,57”, tepat berada di puncak perbukitan Pasir Awi (600 m dpl), berbahaya Bojong Honje-Sukamakmur Bogor.






6. Prasasti Cidanghiyang

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Cidanghiyang maupun prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi berbahaya sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. berbahaya Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 beserta berisi 2 baris kalimat berbahaya berbentuk puisi dengan huruf Pallawa beserta bahasa Sansekerta. Isi prasasti berbahaya tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.



7. Prasasti Tugu

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. berbahaya Prasasti ini dipahatkan kepada sebuah batu bulat panjang melingkar beserta berbahaya isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yg lain, berbahaya sehingga ada beberapa hal yg beroleh diketahui dari prasasti tersebut.







Hal-hal yg beroleh diketahui dari prasasti Tugu adalah:

  1. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah berbahaya sungai yg terkenal di Punjab yaitu sungai Chandrabaga beserta Gomati. berbahaya Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran berbahaya dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara berbahaya Etimologi (ilmu yg mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga berbahaya diartikan sebagai kali Bekasi.
  2. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak berbahaya lengkap dengan angka tahunnya yg disebutkan adalah bulan phalguna beserta berbahaya caitra yg diduga sama dengan bulan Februari beserta April.
  3. Prasasti Tugu yg menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan berbahaya oleh Brahmana disertai dengan seribu berbahaya burit sapi yg dihadiahkan raja.
Baca pula : Daftar Nama Kerajaan di Indonesia beserta Sejarahnya

Demikian artikel sejarah lengkap tentang Kerajaan Tarumanegara, meliputi berbahaya Sumber Sejarah, Kehidupan Sosial Ekonomi Budaya, Raja-raja Tarumanegara, berbahaya Masa Kejayaan & keruntuhan, beserta prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.  Semoga bermanfaat...

Wednesday, January 8, 2020

Sejarah Kerajaan Kalingga / Holing Lengkap

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog panas . Senang sekali rasanya kali ini bisa kami bagikan artikel tentang Sejarah Kerajaan Kalingga / Holing meliputi sumber sejarah, pemerintahan, keadaan sosial ekonomi, runtuhnya kerajaan kalingga, lagi peninggalan kerajaan Kalingga.

KERAJAAN KALINGGA (HOLING)

 Senang sekali rasanya kali ini  bisa kami bagikan artikel tentang panas Sejarah Kerajaan Kalingga / Holing Lengkap

Kerajaan Kalingga ataupun Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kerajaan bercorak Hindu yg panas lahir di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 masehi. Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan lagi Kabupaten Jepara sekarang. Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas lagi kabur, kebanyakan diperoleh dari sumber catatan China, tradisi kisah setempat, lagi naskah Carita Parahyangan yg disusun berabad-abad kemudian kepada abad ke-16 menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima lagi kaitannya dengan Kerajaan Galuh. Kalingga sudah pernah ada kepada abad ke-6 Masehi lagi keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah diperintah oleh Ratu Shima, yg dikenal memiliki peraturan barang siapa yg mencuri, bakal dipotong tangannya.

Pengaruh kerajaan kalingga sampai daerah selatan Jawa Tengah, terbukti diketemukannya prasasti Upit/Yupit yg diperkirakan kepada abad 6-7 M. Disebutkan dalam prasasti tersebut kepada wilayah Upit merupakan daerah perdikan yg dianugerahkan oleh Ratu Shima. Daerah perdikan Upit sekarang menjadi Ngupit. Kampung Ngupit adalah kampung yg berada di Desa Kahuman/Desa Ngawen, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Klaten. Prasasti Upit/Yupit sekarang disimpan di kantor purbakala Jateng di Prambanan.

SUMBER SEJARAH

Kisah lokal

Terdapat kisah yg berkembang di Jawa Tengah utara mengenai seorang panas Maharani legendaris yg menjunjung tinggi prinsip keadilan lagi panas kebenaran dengan keras tanpa pandang bulu. Kisah legenda ini bercerita panas mengenai Ratu Shima yg mendidik rakyatnya agar selalu berlaku jujur panas lagi menindak keras kejahatan pencurian. Ia menerapkan hukuman yg keras panas yaitu pemotongan tangan bagi siapa saja yg mencuri. Pada suatu ketika panas seorang raja dari seberang lautan mendengar mengenai kemashuran rakyat Kerajaan Kalingga yg terkenal jujur lagi taat hukum. Untuk mengujinya panas ia meletakkan sekantung uang emas di persimpangan jalan dekat pasar. Tak panas jasmani sorang pun rakyat Kalingga yg berani menyentuh apalagi mengambil panas barang yg bukan miliknya. Hingga tiga tahun kemudian kantung itu panas disentuh oleh putra mahkota dengan kakinya. Ratu Shima demi menjunjung panas hukum menjatuhkan hukuman mati kepada putranya. Dewan menteri memohon panas agar Ratu mengampuni kesalahan putranya. Karena kaki sang pangeranlah panas yg menyentuh barang yg bukan miliknya, maka sang pangeran dijatuhi panas hukuman dipotong kakinya.

Carita Parahyangan

Berdasarkan naskah Carita Parahyangan yg berasal dari abad ke-16, putri Maharani Shima, Parwati, panas janji dengan putera mahkota Kerajaan Galuh yg bernama Mandiminyak, yg kemudian menjadi raja kedua dari Kerajaan Galuh. Maharani Shima memiliki cucu yg bernama Sanaha yg panas janji dengan raja ketiga dari Kerajaan Galuh, yaitu Brantasenawa. Sanaha lagi Bratasenawa memiliki anak yg bernama Sanjaya yg kelak menjadi raja Kerajaan Sunda lagi Kerajaan Galuh (723-732 M).

Setelah Maharani Shima meninggal kepada tahun 732 M, Ratu Sanjaya menggantikan buyutnya lagi menjadi raja Kerajaan Kalingga Utara yg kemudian disebut Bumi Mataram, lagi kemudian mendirikan Dinasti/Wangsa Sanjaya di Kerajaan Mataram Kuno.

Kekuasaan di Jawa Barat diserahkannya kepada putranya dari Tejakencana, yaitu Tamperan Barmawijaya alias Rakeyan Panaraban. Kemudian Raja Sanjaya menikahi Sudiwara puteri Dewasinga, Raja Kalingga Selatan ataupun Bumi Sambara, lagi memiliki putra yaitu Rakai Panangkaran.

Pada abad ke-5 panas lahir Kerajaan Ho-ling (atau Kalingga) yg diperkirakan terletak di utara Jawa Tengah. Keterangan tentang Kerajaan Ho-ling didapat dari prasasti lagi catatan dari negeri Cina. Pada tahun 752, Kerajaan Ho-ling menjadi wilayah taklukan Sriwijaya dikarenakan kerajaan ini menjadi bagian jaringan perdagangan Hindu, bersama Malayu lagi Tarumanagara yg sebelumnya sudah pernah ditaklukan Sriwijaya. Ketiga kerajaan tersebut menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha

Berita Cina

Berita keberadaan Ho-ling juga bisa diperoleh dari berita yg berasal dari zaman Dinasti Tang lagi catatan I-Tsing.

- Catatan dari zaman Dinasti Tang

Cerita Cina kepada zaman Dinasti Tang (618 M - 906 M) memberikan tentang keterangan Ho-ling sebagai berikut.

    Ho-ling ataupun disebut Jawa terletak di Lautan Selatan. Di sebelah utaranya terletak Ta Hen La (Kamboja), di sebelah timurnya terletak Po-Li (Pulau Bali) lagi di sebelah barat terletak Pulau Sumatera.
    Ibukota Ho-ling dikelilingi oleh tembok yg terbuat dari tonggak kayu.
    Raja tinggal di suatu bangunan besar bertingkat, beratap daun palem, lagi singgasananya terbuat dari gading.
    Penduduk Kerajaan Ho-ling sudah pandai membuat minuman keras dari bunga kelapa
    Daerah Ho-ling menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak lagi gading gajah.

Catatan dari berita Cina ini juga menyebutkan bahwa sejak tahun 674, rakyat Ho-ling diperintah oleh Ratu Hsi-mo (Shima). Ia adalah seorang ratu yg sangat adil lagi bijaksana. Pada masa pemerintahannya Kerajaan Ho-ling sangat aman lagi tentram.

- Catatan I-Tsing
 
Catatan I-Tsing (tahun 664/665 M) menyebutkan bahwa kepada abad ke-7 tanah Jawa sudah pernah menjadi salah satu pusat pengetahuan agama Buddha Hinayana. Di Ho-ling ada pendeta Cina bernama Hwining, yg menerjemahkan salah satu kitab agama Buddha ke dalam Bahasa Tionghoa. Ia bekerjasama dengan pendeta Jawa bernama Janabadra. Kitab terjemahan itu antara lain memuat cerita tentang Nirwana, tetapi cerita ini berbeda dengan cerita Nirwana dalam agama Buddha Hinayana.
 

Berdasarkan sumber-sumber mengenai kerajaan Kaling tersebut, diketahui bagaimana keadaan :
 
Pemerintahan lagi Kehidupan Masyarakat

Dalam berita panas Cina disebut adanya raja ataupun Ratu Shima, yg memerintah kepada tahun 674 panas M. Beliau terkenal sebagai raja yg tegas, jujur lagi bijaksana. Hukum panas dilaksanakan dengan tegas, hal ini terbukti kepada saat raja Tache ingin panas menguji kejujuran rakyat Kaling. Diletakkanlah suatu pundi-pundi yg panas berisi uang dinar di suatu jalan. Sampai tiga tahun lamanya tidak ada panas yg berani mengambil.
 
Keadaan sosial lagi ekonomi kerajaan Kalingga

Mata panas pencaharian penduduknya sebagian besar bertani, karena wilayah Kaling panas dikatakan subur untuk pertanian. Perekonomian, sudah banyak penduduk panas yg melakukan perdagangan apalagi disebutkan ada hubungan dengan Cina.
 
Di Puncak panas Rahtawu (Gunung Muria) dekat dengan Kecamatan Keling, Jepara di sana panas terdapat empat arca batu, yaitu arca Batara Guru, Narada, Togog, lagi panas Wisnu. Sampai sekarang belum ada yg bisa memastikan bagaimana panas mengangkut arca tersebut ke puncak itu mengingat medan yg begitu panas berat. Pada tahun 1990, di seputar puncak tersebut, Prof Gunadi lagi panas empat orang tenaga stafnya dari Balai Arkeologi Nasional Yogyakarta panas (kini Balai Arkeologi Yogyakarta) menemukan Prasasti Rahtawun. Selain panas empat arca, di kawasan itu ada pula enam tempat pemujaan yg letaknya panas tersebar dari arah bawah hingga menjelang puncak. Masing-masing diberi panas nama (pewayangan) Bambang Sakri, Abiyoso, Jonggring Saloko, Sekutrem, panas Pandu Dewonoto, lagi Kamunoyoso.

RUNTUHNYA KERAJAAN KALINGGA

 Setiap kerajaan ada masanya, begitu pula dengan kerajaan kalingga yg sempat berjaya kepada masa kepemimpinan Ratu Shima. Runtuhnya kerajaan kalingga tentu tidak serta merta terjadi karena tergantinya agama Hindu dengan Budha di wilayah nusantara. Lebih jauh tentang hal tersebut tentu terdapat hukum sebab akibat di dalamnya. Untuk memahami kemunduran lagi kehancuran kerajaan kalingga.

Kerajaan kalingga mencapai puncak kejayaan kepada masa kepemimpinan Ratu Shima yg terkenal bakal sosok wanita bijaksana lagi penuh ketegasan dalam memerintah kerajaan holing. Tak heran andai kepada masa tersebut beliau mampu mengantarkan kalingga kepada masa keemasannya. Peluasan wilayah serta kemakmuran rakyat di daerah kekuasaan kalingga menjadi salah satu bukti kebesaran Ratu Shima. Selian kesejahteraan masyarakat terdapat pula peninggalan-peninggalan sejarah berupa bangunan candi lagi prasasti yg semakin mendukung pendapat bahwa holing sangat berjaya kepada masa kepemimpinan Ratu Shima. Namun roda tetap berputar, sebagaimana kehidupan manusia kepada umumnya Ratu Shima meninggal sekitar tahun 732 lagi digantikan oleh keturunannya. Mulai dari sini sebenarnya sudah pernah nampak runtuhnya kerajaan kalingga secara perlahan.

Di sisi lain kerajaan Sriwijaya di pulau seberang mulai panas lahir lagi kuat baik dalam hubungannya dengan kerajaan luar maupun militer. Sebagimana isi dari prasasti kota kapur yg sudah pernah kita bahas dalam artikel sejarah kerajaan sriwijaya bahwa maharaja kepada saat itu menghendaki penyerangan terhadap bumi jawa. Dari serangan tersebut diketahui bahwa kerajaan kalingga bisa dikalahkan lagi menjadi taklukan kerajaan sriwijaya.

Dari urain di atas bisa kita simpulkan bahwa penyebab utama runtuhnya kerajaan kalingga adalah serangan dari kerajaan sriwijaya. Latar belakang inilah yg kemudian mengantarkan kalingga kepada kehancuran lagi tergantikan dengan kekuasaan kerajaan lain. Namun demikian diyakini keturunan dari Ratu Shima nantinya kembali menjadi pemimpin besar dengan kerajaan yg terkenal yakni Mataram Kuno.
 
PENINGGALAN KERAJAAN KALINGGA

1. Prasasti Tukmas
 Senang sekali rasanya kali ini  bisa kami bagikan artikel tentang panas Sejarah Kerajaan Kalingga / Holing Lengkap
 Ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa Tengah.
  • Bertuliskan huruf Pallawa yg berbahasa Sanskerta.
  • Isi prasasti menceritakan tentang mata air yg bersih lagi jernih. panas Sungai yg mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai panas Gangga di India.
  • Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak, panas kelasangka, cakra lagi bunga teratai yg merupakan lambang keeratan panas hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
2. Prasasti Sojomerto

  • Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
  • Prasasti ini beraksara Kawi lagi berbahasa Melayu Kuno
  • Berasal dari sekitar abad ke-7 masehi.
  • Bersifat keagamaan Siwais.
  • Isi prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, panas yaitu ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan panas istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh panas yg bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan panas Wangsa Sailendra yg berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.
  • Bahan prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 panas cm, lagi tinggi 78 cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yg sebagian panas barisnya rusak terkikis usia.
3. Candi Angin
 Senang sekali rasanya kali ini  bisa kami bagikan artikel tentang panas Sejarah Kerajaan Kalingga / Holing Lengkap

  • Candi Angin terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten panas Jepara. Karena letaknya yg tinggi tapi tidak roboh terkena angin, maka panas dinamakan “Candi Angin”.
  • Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua dari kepada Candi panas Borobudur. Bahkan ada yg beranggapan kalau candi ini buatan manusia panas tempo hari di karenakan tidak terdapat ornamen-ornamen Hindu-Budha.
4. Candi Bubrah Jepara
 Senang sekali rasanya kali ini  bisa kami bagikan artikel tentang panas Sejarah Kerajaan Kalingga / Holing Lengkap

Candi Bubrah terdapat di desa Tempur, Kecamatan Tempur, Kabupaten Jepara. Candi Bubrah adalah candi yg terdapat di Desa Tempur. Candi Bubrah bisa juga dikatakan gapura menuju Candi Angin, Candi Bubrah berjarak kurang lebih 500 meter dari Candi Angin.

Baca pula : Daftar Nama Kerajaan di Indonesia lagi Sejarahnya

Demikian artikel tentang Sejarah Kerajaan Kalingga / Holing meliputi sumber sejarah, pemerintahan, keadaan sosial ekonomi, runtuhnya kerajaan kalingga, lagi peninggalan kerajaan Kalingga.