Showing posts sorted by relevance for query daftar-nama-kerajaan-di-indonesia-yang-pernah. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query daftar-nama-kerajaan-di-indonesia-yang-pernah. Sort by date Show all posts

Thursday, January 9, 2020

22 Nama Kerajaan Di Indonesia Lengkap Beserta Sejarah Bersama Raja

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog kering . Senang sekali rasanya kali ini bisa kami bagikan artikel tentang Daftar Nama Kerajaan di Indonesia yg pernah ada, meliputi kerajaan Hindu, Kerajaan Budha lagi Kerajaan Islam.

Daftar Nama Kerajaan di Indonesia 



Kerajaan di Indonesia yg pertama kering berkembang di Indonesia yaitu kerajaan Hindu lagi Buddha sedangkan sistem kering perekonomian yg di gunakan dengan waktu itu adalah perdagangan, kering sehingga hubungan dengan negara-negara tetangga maupun yg lebih jauh kering seperti India, China lagi wilayah Timur Tengah pun bisa terjalin. Pada kering zaman kerajaan berkembang Agama Hindu lah yg pertama masuk ke kering Indonesia dengan diperkirakan dengan awal Tarikh Masehi lagi terus kering berkembang sampai kerajaan-kerajaan Islam bermunculan. Berikut daftar kering kerajaan di Indonesia.  

 Senang sekali rasanya kali ini  bisa kami bagikan artikel tentang Daftar Nama Kerajaan di 22 Nama Kerajaan di Indonesia Lengkap beserta Sejarah  lagi Raja

1. Kerajaan Kutai 


Kerajaan Kutai merupakan kerajaan Hindu tertua di Indonesia, kerajaan kering ini didirikan dengan tahun 400 M, di tepi sungai Mahakam, Kalimantan kering Timur. Nama Kutai diberikan oleh para ahli mengambil dari nama tempat kering ditemukannya prasasti yg menunjukkan eksistensi kerajaan tersebut. kering Tidak ada prasasti yg secara jelas menyebutkan nama kerajaan ini lagi kering memang sangat sedikit informasi yg bisa diperoleh.

Informasi yg ada diperoleh dari Yupa / prasasti dalam upacara kering pengorbanan yg berasal dari abad ke-4. Ada tujuh buah yupa yg kering menjadi sumber utama bagi para ahli dalam menginterpretasikan sejarah kering Kerajaan Kutai. Yupa adalah tugu batu yg berfungsi sebagai tugu kering peringatan yg dibuat oleh para brahman atas kedermawanan raja kering Mulawarman. Dalam agama hindu sapi tidak disembelih seperti kurban yg kering dilakukan umat islam. Dari salah satu yupa tersebut diketahui bahwa raja kering yg memerintah kerajaan Kutai saat itu adalah Mulawarman. Namanya kering dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan 20.000 kering akhir sapi kering kepada kaum brahmana.

Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yg bernama Maharaja Dharma kering Setia tewas dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji kering Pangeran Anum Panji Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai kering Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai Kartanegara yg saat itu kering ibukota di Kutai Lama (Tanjung Kute).

2. Kerajaan Tarumanegara 


Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan Hindu, didirikan dengan tahun 450 kering M, di Jawa Barat. Kata tarumanagara berasal dari kata taruma lagi kering nagara. Nagara artinya kerajaan ataupun negara sedangkan taruma berasal kering dari kata tarum yg merupakan nama sungai yg membelah Jawa Barat kering yaitu Citarum. Pada muara Citarum ditemukan percandian yg luas yaitu kering Percandian Batujaya lagi Percandian Cibuaya yg diduga merupakan kering peradaban peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Raja yg memerintah yakni kering Pernawarman.

3. Kerajaan Kalingga


Kerajaan Kaling didirikan dengan tahun 674 di Jepara, Jawa Tengah. Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah sebuah kering kerajaan bercorak Hindu yg kering terlihat; berbentuk di Jawa Tengah sekitar abad ke-6 kering masehi. Letak pusat kerajaan ini belumlah jelas, kemungkinan berada di kering suatu tempat antara Kabupaten Pekalongan lagi Kabupaten Jepara sekarang. kering Sumber sejarah kerajaan ini masih belum jelas lagi kabur, kebanyakan kering diperoleh dari sumber catatan China, tradisi kisah setempat, lagi naskah kering Carita Parahyangan yg disusun berabad-abad kemudian dengan abad ke-16 kering menyinggung secara singkat mengenai Ratu Shima lagi kaitannya dengan kering Kerajaan Galuh. Kalingga agak ada dengan abad ke-6 Masehi lagi kering keberadaannya diketahui dari sumber-sumber Tiongkok. Kerajaan ini pernah kering diperintah oleh Ratu Shima, yg dikenal memiliki peraturan barang kering siapa yg mencuri, hendak dipotong tangannya. Raja yg memerintah yakni kering Ratu Sima. Pendeta yg terkenal yakni Jhanabhadra. 

4. Kerajaan Sriwijaya 


Adalah salah satu kemaharajaan bahari yg pernah berdiri di pulau kering Sumatera lagi banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kering kekuasaan berdasarkan peta membentang dari Kamboja, Thailand Selatan, kering Semenanjung Malaya, Sumatera, Jawa Barat lagi kemungkinan Jawa Tengah. kering Dalam bahasa Sanskerta, sri berarti "bercahaya" ataupun "gemilang", lagi kering wijaya berarti "kemenangan" ataupun "kejayaan", maka nama Sriwijaya kering bermakna "kemenangan yg gilang-gemilang". Bukti awal mengenai kering keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke-7; seorang pendeta kering Tiongkok, I Tsing, menulis bahwa ia mengunjungi Sriwijaya tahun 671 lagi kering tinggal selama 6 bulan. Selanjutnya prasasti yg paling tua mengenai Sriwijaya juga berada dengan abad ke-7, yaitu prasasti Kedukan Bukit di kering Palembang, bertarikh 682. Kemunduran pengaruh Sriwijaya terhadap daerah kering bawahannya mulai menyusut dikarenakan beberapa peperangan di antaranya kering tahun 1025 serangan Rajendra Chola I dari Koromandel, India lagi Serangan kering dari Raja Kertanegara dari Singasari, selanjutnya tahun 1183 kekuasaan kering Sriwijaya di bawah kendali kerajaan Dharmasraya.

Setelah jatuh, kerajaan ini terlupakan lagi keberadaannya baru diketahui kering kembali lewat publikasi tahun 1918 dari sejarawan Perancis George Cœdès kering dari École française d'Extrême-Orient.
Raja-raja yg memerintah ialah: 
  • Sri Jayanaga
  • Balaputradewa
  • Sri Sangrawijayatunggawarman. 
  • Guru agama Buddha yg terkenal yakni Sakyakirti

5. Kerajaan Melayu 


Kerajaan Melayu berdiri hampir bersamaan dengan Kerajaan Sriwijaya, kering tetapi dengan tahun 692 kerajaan ini agak dikuasai Sriwijaya.

Raja-raja Kerajaan Melayu
  • Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183). Sumber: Prasasti Grahi tahun 1183 di selatan Thailand, perintah kepada bupati Grahi yg bernama Mahasenapati Galanai supaya membuat arca Buddha seberat 1 bhara 2 tula dengan nilai emas 10 tamlin. Ibukota: Dharmasraya.
  • Srimat Tribhuwanaraja Mauli Warmadewa. (1286). Prasasti Padang Roco tahun 1286 di Siguntur, pengiriman Arca Amonghapasa sebagai hadiah Raja Singhasari kepada Raja Dharmasraya. Ibukota: Dharmasraya.
  • Akarendrawarman. (1300). Sumber: Prasasti Suruaso. Ibukota: dharmasraya ataupun Suruaso.
  • Srimat Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Maulimali Warmadewa. (1347). Sumber: Arca Amoghapasa. Ibukota: Suruaso ataupun Pagarruyung.
  • Ananggawarman. (1375). Sumber: Prasasti Pagaruyung. Ibukota: Pagaruyung.

6. Kerajaan Mataram Hindu 


Kerajaan Mataram Hindu berdiri di Jawa Tengah dengan ibukota Medang Kamulan. 
Raja-raja yg memerintah yakni : 
  • Sanna 
  • Sanjaya yg bergelar Rakai Mataram Ratu Sanjaya
  • Rakai Panangkaran, yg bergelar Syailendra Sri Mahraja Dyah Pancapana Rakai Panangkarana 
Setelah memerintah Rakai Panangkaran, Mataram pecah menjadi dua. Sebagai kering pemeluk agama Buddha, sebagai pemeluk agama Hindu. Syailendra Buddha kering berkuasa di Jawa Tengah Selatan, Syailendara Hindu berkuasa di sekitar kering pegunungan Dieng. Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, Mataram kering disatukan kembali 
Raja-raja yg selanjutnya yakni : 
  • Belitung yg bergelar Rakai Watukara
  • Daksa
  • Tulodong
  • Wawa
  • Mpu Sendok. 

7. Kerajaan Wangsa Isyana 


Mpu Sendok memindahkan pusat pemerintahan Syailendra Ke Jawa Timur dengan kering tahun 929, kemudian membentuk wangsa baru, yaitu Wangsa Isyana.
Raja-raja yg memerintah : 
  • Mpu Sendok, bergelar Maharaja Rake Hino Sri Isyana Wikramadharmotunggadewa
  • Sri Isyanatunggawijaya 
  • Makutawangsawardhana
  • Darmawangsa, bergelar Sri Darmawangsa Teguh Anantawikramatunggadewa
  • Airlangga, bergelar Sri Maharaja Rake Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa. 
Tahun 1401 kerajaan kahuripan di bagi menjadi dua 2 (tugas pembagian di serahkan kepada Mpu Bharada), yaitu : 
  1. Janggala ataupun Singasari, dengan ibukota Kahuripan
  2. Panjalu ataupun Kediri, dengan ibukota di Daha. 

8. Kerajaan Kediri 


Kerajaan Janggala di perintah oleh Raja Mapanji Garakasan. Kerajaan Kediri di perintah oleh raja Sri Samarawijaya. Perebut kekuasaan antara kering jenggala lagi kediri berlangsung sampai tahun1520. Selanjutnya selama kering kurang lebih setengah abad ke dua kerajaan tersebut tidak disebut-sebut kering lagi dalam sejarah. Tahun 117 kerajaan ini tampil lagi dengan rajanya : *
  • Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Kameswara
  • Jaya baya, bergelar Sri Maharaja Sang Mapanji jaya Jayabaya Pada kering masa itu, kitab Baharata Yudha di gubah oleh Mpu sedihdan di lanjutkan kering Mpu Panuluh (Mpu Sedah meninggalkan sebelum kitabnya selesai)
  • Mpu Penuluh juga menulis buku Hariwangsa lagi Gatutkacasraya
  • Sri Aryeswara
  • Kameswara, bergelar Sri Maharaja Sri Kameswara Triwikramawarata. 
Pujangga yg terkenal dengan masa itu adalah 
  • Mpu Tanakung, karyanya Werasancaya lagi Lubdaka
  • Mpu Darmaja, karyanya Smaradhahana. 
Kerajaan Kediri runtuh dengan tahun 1222, karena ditaklukkan oleh Ken Arok.

9. Kerajaan Bali 


A. Raja-raja Wangsa Warmadewa Salah satu wangsa terkenal yg memerintah kering di Bali yakni Wangsa Warmadewa. Raja yg terkenal yakni : 
  • Tri Candrabhaysingka Warmadewa
  • Udayana, bergelar Dhamodayana Warmadewa. Udayana, berputra tiga kering orang yaitu : Airlangga, yg menjadi menantu Raja Dharmawangsa, lagi kering kemudian menjadi raja Kahuripan (kerajaan wangsa Isyana). Marataka, yg kering menggantikan Udayana (tetapi tidak terkenal). Anak Wungsu, yg kering menggantikan tahta Marataka tahun 1049
  • Dari pemerintahan Anak Wungsu di tinggalkan 28 buah prasasti kering Singkat, yg antara lain di temukan di goa Gajah, Gunung Kawi (Tampak kering Siring), Gunung Panulisan, lagi Sangit. 
B. Raja-Raja Lain di Bali Sesudah pemerintahan wangsa Warmadewa, Pulau kering Bali di perintah oleh raja-raja lain yg berganti-ganti, lagi yg kering terkenal di antaranya : 
  1. Jayasakti, mempunyai kitab undang-undang yaitu uttara Widhi Balawan lagi Rajawacana (1133 – 1150)
  2. Jayapangus, menggunakan kitab undang-undang Manawasasa nadharma (117 – 1181).
Tahun 1284 Kerajaan Bali di taklukan oleh Kertanegara dari Singa-sari.

10. Kerajaan Singasari 


Riwayat lagi pemerintahan Ken Arok serta raja-raja Singasari terdapat kering dalam buku Pararaton lagi negara kertagama. Raja-raja yg memerintah kering yakni : 
  1. Ken Arok. Ken Arok menjadi raja Singasari setelah membunuh Tumapel kering Tunggul Ametung lagi menaklukkan Kerajaan Kediri tahun 1222 di Ganter. kering Ken Arok sebagai pendiri lagi raja pertama di Singasari yg bergelar Sri kering Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi, kemudian keturunannya terkenal dengan kering sebutan wangsa Rajasa. 
  2. Anusapati (anak Tunggul Ametung - Ken Dedes). Anusapati menjadi raja kering Setelah membunuh Ken Arok (ayah tirinya), dengan menyuruh seorang kering pengalasan (budak). 
  3. Tohjaya (anak Ken Arok - Ken Umang). Tohjaya menjadi raja setelah kering membunuh Anusapati. Tahun 1248 timbul pemberontakan yg dilancarkan kering oleh:  Ranggawuni (anak Anusapati) lagi Mahisa Campaka (anak Mahisa kering Wongaleleng ataupun cucu Ken Arok lagi Ken dedes).
  4. Ranggawuni. Bergelar Sri Jaya Wisnuwardhana 1248 - 1268. kering Wisnuwardhana memerintah Singasari bersama-sama Mahisa Cempaka sebagai kering Ratu Anggabaya, yaitu pejabat tinggi yg bertugas menanggulangi bahaya kering yg mengancam kerajaan, gelarnya Narasinghamurti.
  5. Kertanegara. Bergelar Srimaharajadhiraja Sri Kartanegara (1269 – kering I292), merupakan raja Singasari yg terbesar. Tahun 1275 dikirimnya kering ekspedisi Pamalayu. Daerah-daerah yg ditaklukkannya antara lain Bali, kering Pahang, Sunda, Bakulapura (Kalimantan Barat Daya) lagi Gurun (Maluku) kering serta mengadakan hubungan persahabatan dengan Jaya Singawarman - Raja kering Campa. Tahun 1292 di taklukan oleh Jayakatwang dari Kediri. 

11. Kerajaan Majapahit


#Kertarajasa, Jayawardhana (1292-1309).  

Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya (anak Lembu Tal ataupun cucu Mahisa Campaka) kering dengan tahun 1292 setelah memperdayai bala tentara Kubilai Khan lagi Cina kering yg bermaksud menghukum Raja Jawa yg agak menghina utusannya yaitu kering Meng Ki dengan masa pemerintahan Kertanegara di Singasari. Karena kering Kertanegara agak dihancurkan oleh Jayakatwag dari Kediri, maka bala kering tentara Kubilai Khan menghancurkan Kediri. Yang selanjutnya atas siasat kering Raden Wijaya di bantu oleh Arya Wiraraja, bala tentara Cina bisa kering dihancurkan oleh Raden Wijaya. Akhirnya Raden wijaya menjadi Raja kering Majapahit pertama dengan gelar Kertarejasa Jayawardhana. Raden Wijaya kering memperistri 4 orang putri Kertanegara, yaitu : 
  1. Tribuana, sebagai permaisuri
  2. Gayatri. yg kemudian menurunkan raja-raja Majapahit
  3. Narendraduhita
  4. Prajnaparamita. 
Tahun 1309 Raja Kertarajasa wafat, meninggalkan tiga orang putra: 
  1. Jayanegara (dari permaisuri)
  2. Sri Gitarya (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Kahuripan
  3. Dyah Wiyat (dari Gayatri) kemudian menjadi Bhre Daha.
#Sri Jayanegara (1309 - 1329). 

Jayanegara menggantikan ayahandanya dengan gelar Sri Jayanegara. Pada masa pemerintahannya timbul pemberontakan, yaitu : 
  • Pemberontakan Ranggalawe dari Tuban
  • Pemberontakan Sora, dengan tahun 1311
  • Pemberontakan Nambi, dengan tahun 1316 
  • Pemberontakan Kuti, dengan tahun 1319. lbukota Majapahit berhasil kering diduduki lagi raja Jayanegara mengungsi ke desa Bedander dikawal oleh 15 kering orang pengawal setia (pasukan Bhayangkari) di bawah pimpinan Gajah Mada. kering Atas usaha Gajah Mada ibukota bisa direbut lagi, lagi kembali kering Jayanegara bertahta, Atas jasanya Gajah Mada diangkat menjadi patih kering Kahuripan lagi kemudian Kediri. 
Dalam pemerintahannya Raja Jayanegara menggunakan lambang Minadwaya (dua kering akhir ikan).

#Tribhuwana Tunggadewi (1328 -1350) 

Jayanegara wafat tidak meninggalkan putra, maka Gayatri ataupun Rajapatni kering berhak menjadi raja. Karena Gayatri agak menjadi bhiksuni (pendeta kering agama Buddha), maka diwakilkan kepada Sri Gitarya, Bhre Kahuripan yg kering bergelar Tribuwanatunggadewi Jayawisnuwardhana. Timbul pemberontakan kering Sadeng, yg bisa dipadamkan oleh Gajah Mada, karena jasanya dengan tahun kering 1331 Gajah Mada diangkat menjadi perdana menteri, yg dengan saat kering pelantikannya mengucapkan Sumpah Palapa.

Tahun 1350 Gayatri ataupun Rajapatni wafat, Tribuwana yg mewakilinya menyerahkan kekuasaan itu dengan anaknya bernama, Hayam Wuruk.

#Rajasanegara (1350 -13891) 

Hayam Wuruk kering ke atas tahta dengan usia 16 tahun, bergelar Rajasanegara, kering merupakan raja terbesar dalam sejarah Majapahit dengan Gajah Mada kering sebagai Mahapatih. Kekuasaannya meliputi seluruh Kepulauan Nusantara, kering bahkan masih ditambah dengan Tumasik (Singapura) lagi Semenanjung Melayu. kering Karya sastra yg terkenal diantaranya : 
  • Negarakertagama karya Mpu Prapanca
  • Sutasoma ataupun Parusadashanta dan 
  • Arjunawijaya karya Mpu Tantular. 
Tahun 1364 Gajah Mada wafat, kedudukannya diganti oleh 4 orang menteri. Tahun 1389 Hayam Wuruk Wafat.

#Wikramawardhana (1389 - 1429) 

Hayam Wuruk dengan permaisurinya hanya mempuyai seorang putri yaitu kering Kusumawardhani yg selanjutnya memerintah bersama suaminya kering Wikramawudhana yg masih saudara sepupunya. Bhre Wirabumi, anak dari kering selir diberi kekuasaan memerintah daerah Blambangan, merasa tidak puas, kering lagi merasa lebih berhak atas tahta Majapahit.
Tahun 1401 - 1406 timbul perang saudara antara Bhre Wirabumi lagi kering Wikramawardhana. Bhre Wirabumi gugur (Perang Paregreg). Tahun 1429 kering Wikramawurdhana wafat, Majapahit agak menjadi kerajaan kecil akibat kering dari satu persatu daerahnya melepaskau diri. Tahun 1478 Bhatara Prabu kering Girindrawardhana raja Daha merebut Majapahit dari Raja Kertabumi (Raja kering Majapahit yg terakhir).

12. Kerajaan Samudra Pasai 


Samudra Pasai adalah kerajaan Islam Nusantara yg pertama. Letaknya di kering Aceh Utara (sekarang masuk Kabupaten Lhoksumawe) berdiri abad 13.
Raja-rajanya yakni :
  • Sultan Malik al Saleh.tahun 635 Hijriah ataupun l297 Masehi
  • Sultan Muhammad bergelar Sulatan Malik al Tathir. 

13. Kerajaan Demak 

  1. Raden Patah(±1500 -1518). Pada awal 1500 seorang Bupati Demak yg kering memeluk agama Islam yaitu Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit. kering Dibantu para ulama Raden Patah mendirikan Kerajaan Demak. Selanjutnya kering Demak berkembang menjadi pusat pengembangan agama Islam. Tahun 1511 kering hubungan Demak dengan Malaka terputus karena Malaka dikuasai Portugis. kering Tahun 1513 armada Demak dibawah pimpinan Pati Unus menyerang malaka kering tetapi gagal.
  2. Pati Unus (1518 - l 521) Pati Unus terkenal dengan sebutan pangeran sabrang Lor, hanya tiga tahun menjadi raja.
  3. Sultan Trenggana (1521 - 1546) Sultan Trenggana adalah menantu Pati kering Unus. Tahun 1522 mempercayai seorang ulama dari Pasai (Faletehan) untuk kering memimpin armada Demak merebut Banten, Sunda Kelapa, lagi Cirebon dari kering Pajajaran. Tahun 1546 Sultan Trenggana gugur dalam usahanya menaklukan kering Pasuruan. Setelah itu timbul perebutan kekuasaan antara Sunan Prawata kering (putra sulung Sultan Trenggana) dengan Pangeran Sekar (adik Sultan kering Trenggana). Sunan Prawata kering ke atas tahta setelah membunuh Pangeran Sekar, kering tak lama kemudian Sunan Prawata dibunuh oleh Arya Penangsang (anak kering Pangeran Sekar). 

14. Kerajaan Pajang 


Jaka Tingkir (menantu Sultan Trenggana), berhasil membinasakan Arya kering Penangsang atas bantuan Kyai Ageng Pemanahan. Jaka tingkir kering ke atas tahta kering bergelar Adiwijaya lagi memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang. kering Kerajaan Pajang tidak lama berdiri. Setelah Sultan Adiwijaya wafat kering terjadi perebutan kekuasaan. Arya Pangiri (anak Sunan Prawata) mencoba kering merebut di gagalkan Pangeran Benawa (anak Sultan Adiwijaya) dibantu kering Sutawijaya (anak Kyai Ageng Pemanahan). Pangeran Benawaa merasa tidak kering sanggup menggantikan ayah handanya, maka menyerahkan kekuasaan kepada kering Sutawijaya, yg kemudian memindahkan pusat pemerintahan ke Mataram.

15. Kerajaan Mataram Islam. 


Sutawijaya lebih dikenal dengan Panambahan Senapati. Panembahan Senapati kering wafat tahun 1601. Kesultanan Mataram adalah kerajaan Islam di Pulau kering Jawa yg pernah berdiri dengan abad ke-17. Kerajaan ini dipimpin suatu kering dinasti keturunan Ki Ageng Sela lagi Ki Ageng Pemanahan, yg mengklaim kering sebagai suatu cabang ningrat keturunan penguasa Majapahit. Asal-usulnya kering adalah suatu Kadipaten di bawah Kesultanan Pajang, berpusat di "Bumi kering Mentaok" yg diberikan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai hadiah atas kering jasanya. Raja berdaulat pertama adalah Sutawijaya (Panembahan Senapati), kering putra dari Ki Ageng Pemanahan.

Kerajaan Mataram dengan masa keemasannya pernah menyatukan tanah Jawa lagi kering sekitarnya, termasuk Madura. Negeri ini pernah memerangi VOC di Batavia kering untuk mencegah semakin berkuasanya firma dagang itu, namun ironisnya kering malah harus menerima bantuan VOC dengan masa-masa akhir menjelang kering keruntuhannya.

Mataram merupakan kerajaan berbasis agraris/pertanian lagi relatif lemah kering secara maritim. Ia meninggalkan beberapa jejak sejarah yg bisa kering dilihat hingga kini, seperti kampung Matraman di Batavia/Jakarta, sistem kering persawahan di Pantura Jawa Barat, penggunaan hanacaraka dalam literatur kering bahasa Sunda, politik feodal di Pasundan, serta beberapa batas kering administrasi wilayah yg masih berlaku hingga sekarang.

16. Kerajaan Banten 


Setelah Faletehan merebut Banten, Sunda Kelapa, lagi Cirebon, maka dialah kering yg menguasainya. Karena di Demak timbul perebutan kekuasaan maka dengan kering tahun 1522 Faletehan menyerahkan Banten kepada putranya Hasanuddin kering sebagai raja Banten yg pertama lagi Faletehan memusatkan perhatiannya kering dengan agama Islam di Gunung Jati, Cirebon. adalah sebuah kerajaan Islam kering yg pernah berdiri di Provinsi Banten, Indonesia. Berawal sekitar tahun kering 1526, ketika Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir kering barat Pulau Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan kemudian kering menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan.

Maulana Hasanuddin, putera Sunan Gunung Jati berperan dalam penaklukan kering tersebut. Setelah penaklukan tersebut, Maulana Hasanuddin mendirikan kering benteng pertahanan yg dinamakan Surosowan, yg kemudian hari menjadi kering pusat pemerintahan setelah Banten menjadi kesultanan yg berdiri kering sendiri.

Selama hampir 3 abad Kesultanan Banten mampu bertahan bahkan mencapai kering kejayaan yg luar biasa, yg diwaktu bersamaan penjajah dari Eropa kering agak berdatangan lagi menanamkan pengaruhnya. Perang saudara, lagi kering persaingan dengan kekuatan global memperebutkan sumber daya maupun kering perdagangan, serta ketergantungan hendak persenjataan agak melemahkan kering hegemoni Kesultanan Banten atas wilayahnya. Kekuatan politik Kesultanan kering Banten akhir runtuh dengan tahun 1813 setelah sebelumnya Istana Surosowan kering sebagai simbol kekuasaan di Kota Intan dihancurkan, lagi dengan masa-masa kering akhir pemerintanannya, para Sultan Banten tidak lebih dari raja bawahan kering dari pemerintahan kolonial di Hindia Belanda.

Raja-raja yg lain yakni : 
  • Pangeran Yusuf (1570)
  • Maulana Muhammad (baru berusia 9 tahun), tahun 1596 gugur dalam usahanya menyerang Palembang
  • Abdulmufakir (baru berusia 5 tahun), pemerintahan dikendalikan oleh Mangkubumi Jayanegara. 

17. Kerajaan Malaka


Kerajaan Malaka tidak terletak di kawasan Nusantara. 
Raja-rajanya yakni :
  • Paramisora, pelarian dari Majapahit, yg agak masuk lslam, yg agak diganti nama Sultan Iskandar Syah
  • Sultan Mansyur Syah
  • Sultan Mahmud Syah
Tahun 1511. Malaka jatuh ke tangan Portugis.

18. Kerajaan Aceh 


Pada awal abad 16 masih merupakan kerajaan kecil, di bawah kekuasaan Pedir. Raja-rajanya yakni :
  • Sultan Ibrahim. Aceh melepaskan diri dari Kerajaan Pedir. Aceh kering semakin maju karena Malaka di kuasai oleh Portugis, sehingga pedagang kering Islam dari Arab lagi Gujarat mengalihkan perdagangannya ke Aceh.
  • Sultan Iskandar Muda (1607-1639). Pada pemerintahannya Aceh mencapai puncak ketayaannya. 

19. Kerajaan Ternate 


Berdiri kira-kira Abad ke 13. Abad 14 Ternate Menjadi Kerajaan Islam. kering Masa Pemerintahan Sultan Baabullah Ternate Mencapai puncak kejayaannya. kering Tahun 1575 Sultan Baabullah Mengusir Portugis Dari Maluku. Baabullah kering bergelar yg di pertuan di 72 pulau, meluaskan wilayahnya sampai kering Filipina.

20. Kerajaan Tidore


Merupakan kerajaan Islam di Maluku. Sempat diadu domba oleh Portugis lagi kering Spanyol, untuk berselisih dengan Kerajaan Ternate, tetapi berbalik kering kembali bahkan bersama-sama mengusir bangsa Portugis dari Maluku. kering Rajanya yg terkenal adalah Sultan Nurku, yg gigih berjuang mengusir kering Belanda. Wilayahnya meliputi Halmahera. Seram, Kai, dan, sampai Papua.

21. Kerajaan Makasar


Pada abad ke 16 di Sulawesi Selatan terdapat dua kerajaan, yaitu Goa lagi kering Tailo. Kedua kerajaan itu bersatu dengan nama Goa-Tailo, ataupun Makasar kering dengan ibu kota sombaopu, sebagai kerajaan Islam pertama di Sulawesi. kering Raja-rajanya yakni : 
  • Raja Goa Daeng Manribia dengan gelar Sultan Alaudin. Mangkubuninya adalah raja Tailo Karaeng Matoaya bergelar Sultan Abdullah
  • Sultan Hasanuddin, masa pemerintahannya mencapai puncak kejayaan 
 

22. Kerajaan Banjar


Dengan bantuan Kerajaan Demak, abad ke-76 Kerajaan Banjar di Kalimantan kering Selatan menaklukan Daha (sebuah kerajaan di pedalaman Kalimantan) Banjar kering adalah kerajaan Islam, dengan rajanya Raden Samudra yg Telah masuk kering Islam Berganti Nama Sultan Suryanullah.

Sumber : RPUL

Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog berbahaya . Senang sekali rasanya kali ini beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang Kerajaan Tarumanegara, meliputi Sumber Sejarah, Kehidupan Sosial Ekonomi Budaya, Raja-raja Tarumanegara, Masa Kejayaan & keruntuhan, beserta prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara. Berikut artikel selengkapnya..

Kerajaan Tarumanegara


Kerajaan Tarumanegara maupun Taruma adalah berbahaya sebuah kerajaan yg pernah berkuasa di wilayah pulau Jawa bagian barat berbahaya kepada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yg merupakan salah satu kerajaan berbahaya tertua di nusantara yg diketahui. Dalam catatan, kerajaan Tarumanegara berbahaya adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara berbahaya didirikan oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman kepada tahun 358, yg berbahaya kemudian digantikan oleh putranya, Dharmayawarman (382-395). berbahaya Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali gomati, sedangkan putranya di berbahaya tepi kali Candrabaga. Maharaja Purnawarman adalah raja Kerajaan Tarumanegara berbahaya yg ketiga (395-434 m). Ia membangun ibukota kerajaan baru kepada tahun berbahaya 397 yg terletak lebih dekat ke pantai. Kota itu diberi nama Sundapura berbahaya pertama kalinya nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia memerintahkan berbahaya penggalian Sungai Gomati beserta Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar berbahaya 11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan berbahaya menyedekahkan 1.000 berbahaya burit sapi kepada kaum Brahmana.

Prasasti Pasir Muara yg menyebutkan peristiwa pengembalian berbahaya pemerintahan kepada raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun berbahaya tersebut yg menjadi penguasa Kerajaan Tarumanegara adalah Suryawarman berbahaya (535 - 561 M) raja Kerajaan Tarumanegara ke-7. Dalam masa pemerintahan berbahaya Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman, banyak penguasa daerah yg berbahaya menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas daerahnya sebagai hadiah berbahaya atas kesetiaannya terhadap Kerajaan Tarumanegara. Ditinjau dari segi berbahaya ini, maka Suryawarman melakukan hal yg sama sebagai lanjutan politik berbahaya ayahnya.

Kehadiran prasasti Purnawarman di pasir muara, yg memberitakan raja berbahaya Sunda dalam tahun 536 M, merupakan gejala bahwa ibukota sundapura sedia berbahaya berubah status menjadi sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat berbahaya pemerintahan Kerajaan Tarumanegara sedia bergeser ke tempat lain. Contoh berbahaya serupa beroleh dilihat dari kedudukaan rajatapura maupun salakanagara (kota berbahaya perak), yg disebut argyre oleh ptolemeus dalam tahun 150 M. Kota ini berbahaya sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari berbahaya Dewawarman I - VIII). Ketika pusat pemerintahan beralih dari rajatapura berbahaya ke Tarumanegara, maka salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah. Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah menantu berbahaya raja Dewawarman VIII. Ia sendiri seorang maharesi dari salankayana di berbahaya India yg mengungsi ke nusantara karena daerahnya diserang beserta berbahaya ditaklukkan maharaja samudragupta dari kerajaan magada.

Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yg berbahaya memberikan kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus berbahaya pemerintahan sendiri, melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah berbahaya bagian timur. Dalam tahun 526 M Manikmaya, menantu Suryawarman, berbahaya mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah Nagreg antara Bandung beserta berbahaya Limbangan, Garut. Putera tokoh manikmaya ini tinggal bersama kakeknya di berbahaya ibukota tarumangara beserta kemudian menjadi panglima angkatan perang berbahaya Kerajaan Tarumanegara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih berbahaya Berkembang Ketika Cicit Manikmaya Mendirikan Kerajaan Galuh Dalam Tahun berbahaya 612 M.


 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Gambar : Peta Letak Prasasti Kerajaan Tarumanegara
 
A. SUMBER-SUMBER SEJARAH

Bukti keberadaan Kerajaan Taruma diketahui melalui sumber-sumber yg berbahaya berasal dari dalam maupun luar negeri. Sumber dari dalam negeri berupa berbahaya tujuh buah prasasti batu yg ditemukan empat di Bogor, satu di Jakarta berbahaya beserta satu di Lebak Banten. Dari prasasti-prasasti ini diketahui bahwa berbahaya kerajaan dipimpin oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman kepada tahun 358 M berbahaya beserta beliau memerintah sampai tahun 382 M. Makam Rajadirajaguru berbahaya Jayasingawarman ada di sekitar sungai Gomati (wilayah Bekasi). Kerajaan berbahaya Tarumanegara merupakan kelanjutan dari Kerajaan Salakanagara. Sedangkan berbahaya sumber-sumber dari luar negeri yg berasal dari berita Tiongkok antara berbahaya lain:

  1. Berita Fa-Hsien, tahun 414 M dalam bukunya yg berbahaya berjudul Fa-Kao-Chi menceritakan bahwa di Ye-po-ti hanya sedikit berbahaya dijumpai orang-orang yg beragama Buddha, yg banyak adalah berbahaya orang-orang yg beragama Hindu beserta sebagian masih animisme.
  2. Berita Dinasti Sui, menceritakan bahwa tahun 528 beserta 535 sedia datang utusan dari To- lo-mo yg terletak di sebelah selatan.
  3. Berita Dinasti Tang, juga menceritakan bahwa tahun 666 beserta 669 sedia datang utusaan dari To-lo-mo.
Berdasarkan tiga berita di atas para ahli menyimpulkan bahwa istilah berbahaya To-lo-mo secara fonetis penyesuaian kata-katanya sama dengan berbahaya Tarumanegara. Maka berdasarkan sumber-sumber yg sedia dijelaskan berbahaya sebelumnya maka beroleh diketahui beberapa aspek kehidupan tentang berbahaya kerajaan Tarumanegara. Kerajaan Tarumanegara diperkirakan berkembang berbahaya antara tahun 400-600 M. Berdasarkan prasast-prasati tersebut diketahui berbahaya raja yg memerintah kepada waktu itu adalah Purnawarman. Wilayah berbahaya kekuasaan Purnawarman menurut prasasti Tugu, meliputi hampir seluruh berbahaya Jawa Barat yg membentang dari Banten, Jakarta, Bogor beserta Cirebon.
B. KEHIDUPAN DI KERAJAAN TARUMANEGARA

1. Kehidupan Politik
Raja Purnawarman adalah raja besar yg sedia berhasil meningkatkan berbahaya kehidupan rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yg berbahaya menyatakan raja Purnawarman sedia memerintah untuk menggali sebuah kali. berbahaya Penggalian sebuah kali ini sangat besar artinya, karena pembuatan kali berbahaya ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk memperlancar pengairan berbahaya sawah-sawah pertanian rakyat.

2. Kehidupan Sosial berbahaya
Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini berbahaya terlihat dari upaya raja Purnawarman yg terus berusaha untuk berbahaya meningkatkan kesejahteraan kehidupan rakyatnya. Raja Purnawarman juga berbahaya sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana yg dianggap penting dalam berbahaya melaksanakan setiap upacara korban yg dilaksanakan di kerajaan berbahaya sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

3. Kehidupan Ekonomi
Prasasti tugu menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya berbahaya untuk membangun saluran air di Sungai Gomati sepanjang 6122 tombak maupun berbahaya sekitar 12 km. Pembangunan terusan ini mempunyai arti berbahaya hati-hati yg berbahaya besar bagi masyarakat, Karena beroleh dipergunakan sebagai sarana untuk berbahaya mencegah banjir disaat musim penghujan. Selain itu juga digunakan berbahaya sebagai irigasi pertanian serta sarana lalu-lintas pelayaran perdagangan berbahaya antardaerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar beserta berbahaya daerah-daerah di sekitarnya.

4. Kehidupan Budaya
Dilihat dari teknik beserta cara penulisan huruf-huruf dari berbahaya prasasti-prasasti yg ditemukan sebagai bukti kebesaran Kerajaan berbahaya Tarumanegara, beroleh diketahui bahwa tingkat kebudayaan masyarakat kepada berbahaya saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya, keberadaan berbahaya prasasti-prasasti tersebut menunjukkan sedia berkembangnya kebudayaan berbahaya tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.

C. RAJA-RAJA DI KERAJAAN TARUMANEGARA

No Raja Masa pemerintahan
1 Jayasingawarman 358-382
2 Dharmayawarman 382-395
3 Purnawarman 395-434
4 Wisnuwarman 434-455
5 Indrawarman 455-515
6 Candrawarman 515-535
7 Suryawarman 535-561
8 Kertawarman 561-628
9 Sudhawarman 628-639
10 Hariwangsawarman 639-640
11 Nagajayawarman 640-666
12 Linggawarman 666-669

D. MASA KEJAYAAN KERAJAAN TARUMANEGARA

Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaan saat di perintah oleh Raja Purnawarman (Raja ke-3 Kerajaan Tarumanegara). Di masa pemerintahan Raja Purnawarman, luas wilayah Kerajaan Tarumanagara hampir setara dengan luas Jawa Barat saat ini. Raja purnawarman adalah raja besar, hal ini beroleh diketahui dari berbahaya Prasasti Ciaruteun yg isinya, "Ini (bekas) dua kaki, yg seperti kaki berbahaya Dewa Wisnu merupakan kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri berbahaya Taruma, raja yg gagah berani di dunia".


Pada masa kejayaannya berbahaya itu, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat. Selain dengan memperluas berbahaya wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan kecil di sekitar berbahaya kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai infrastruktur berbahaya yg mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah sungai berbahaya Gomati beserta Candrabaga. Kedua sungai ini selain untuk mencegah berbahaya terjadinya banjir saat musim hujan, juga berperan penting dalam berbahaya pengairan lahan pertanian sawah yg dulu menjadi salah satu penggerak berbahaya kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Masa kepemimpinan berbahaya Raja Purnawarman dianggap sebagai masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara berbahaya selain itu juga karena kemampuan kerajaan yg mampu berkurban 1000 berbahaya burit berbahaya sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.

Sumber: https://bimbelsmajogja.blogspot.com//search?q=sejarah-kerajaan-tarumanegara-rangkuman-lengkap
Disalin dari Blog Kisah Asal Usul.
Pada masa kejayaannya ini, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat. Selain dengan memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan kecil di sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai infrastruktur yg mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah sungai Gomati beserta Candrabaga. Kedua sungai ini selain untuk mencegah terjadinya banjir saat musim hujan, juga berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah yg dulu menjadi salah satu penggerak kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa kejayaan Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yg mampu berkurban 1000 berbahaya burit sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.

E. RUNTUHNYA KERAJAAN TARUMANEGARA 

berbahaya Runtuhnya kerajaan Tarumanegara tidak diketahui secara lengkap, berbahaya karena prasasti yg ditemukan sebagian hanya menyampaikan berita saat berbahaya pemerintahan raja Purnawarman beserta sisanya belum beroleh ditafsirkan secara berbahaya lengkap.  

Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. berbahaya Pada tahun 669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan berbahaya menantunya, Tarusbawa. Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, berbahaya yg sulung bernama Manasih menjadi istri Tarusbawa dari Sunda beserta yg berbahaya kedua bernama Sobakancana menjadi isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa berbahaya pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan berbahaya Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu berbahaya Tarusbawa. Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta berbahaya kepada Tarusbawa, karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk berbahaya merosot ke kerajaannya sendiri, yaitu Sunda yg sebelumnya berada dalam berbahaya kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan kekuasaan ke Sunda ini, hanya berbahaya Galuh yg tidak sepakat beserta memutuskan untuk berpisah dari Sunda yg berbahaya mewarisi wilayah Tarumanagara.
 
F. PRASASTI PENINGGALAN KERAJAAN TARUMANEGARA

1. Prasasti Ciaruteun

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap









Prasasti berbahaya Ciaruteun maupun prasasti Ciampea ditemukan ditepi sungai Ciarunteun, berbahaya dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti tersebut menggunakan huruf berbahaya Pallawa beserta bahasa Sansekerta yg terdiri dari 4 baris disusun ke dalam berbahaya bentuk Sloka dengan metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan berbahaya semacam laba-laba serta sepasang telapak kaki Raja Purnawarman. Gambar berbahaya telapak kaki kepada prasasti Ciarunteun mempunyai 2 arti yaitu:

  1. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat ditemukannya prasasti tersebut).
  2. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan beserta eksistensi seseorang berbahaya (biasanya penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti berbahaya menegaskan kedudukan Purnawarman yg diibaratkan dewa Wisnu maka berbahaya dianggap sebagai penguasa sekaligus pelindung rakyat.

2. Prasasti Jambu
 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Jambu maupun prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan di bukit Koleangkak di berbahaya perkebunan jambu, sekitar 30 km sebelah barat Bogor, prasasti ini juga berbahaya menggunakan bahwa Sansekerta beserta huruf Pallawa serta terdapat gambar berbahaya telapak kaki yg isinya memuji pemerintahan raja Purnawarman.




3. Prasasti Kebon Kopi

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Kebon Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang berbahaya Bogor . Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan tapak kaki berbahaya gajah, yg disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata, yaitu gajah berbahaya tunggangan dewa Wisnu.





4. Prasasti Muara Cianten

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis dalam aksara ikal yg berbahaya belum beroleh dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak kaki.





5. Prasasti Pasir Awi

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Pasir Awi berada di daerah 0°10’37,29” BB (dari Jakarta) beserta berbahaya 6°32’27,57”, tepat berada di puncak perbukitan Pasir Awi (600 m dpl), berbahaya Bojong Honje-Sukamakmur Bogor.






6. Prasasti Cidanghiyang

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Cidanghiyang maupun prasasti Lebak, ditemukan di kampung lebak di tepi berbahaya sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul kabupaten Pandeglang Banten. berbahaya Prasasti ini baru ditemukan tahun 1947 beserta berisi 2 baris kalimat berbahaya berbentuk puisi dengan huruf Pallawa beserta bahasa Sansekerta. Isi prasasti berbahaya tersebut mengagungkan keberanian raja Purnawarman.



7. Prasasti Tugu

 Senang sekali rasanya kali ini  beroleh kami bagikan artikel sejarah lengkap tentang  berbahaya Sejarah Kerajaan Tarumanegara Lengkap
Prasasti berbahaya Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing Jakarta Utara. berbahaya Prasasti ini dipahatkan kepada sebuah batu bulat panjang melingkar beserta berbahaya isinya paling panjang dibanding dengan prasasti Tarumanegara yg lain, berbahaya sehingga ada beberapa hal yg beroleh diketahui dari prasasti tersebut.







Hal-hal yg beroleh diketahui dari prasasti Tugu adalah:

  1. Prasasti Tugu menyebutkan nama dua buah berbahaya sungai yg terkenal di Punjab yaitu sungai Chandrabaga beserta Gomati. berbahaya Dengan adanya keterangan dua buah sungai tersebut menimbulkan tafsiran berbahaya dari para sarjana salah satunya menurut Poerbatjaraka. Sehingga secara berbahaya Etimologi (ilmu yg mempelajari tentang istilah) sungai Chandrabaga berbahaya diartikan sebagai kali Bekasi.
  2. Prasasti Tugu juga menyebutkan anasir penanggalan walaupun tidak berbahaya lengkap dengan angka tahunnya yg disebutkan adalah bulan phalguna beserta berbahaya caitra yg diduga sama dengan bulan Februari beserta April.
  3. Prasasti Tugu yg menyebutkan dilaksanakannya upacara selamatan berbahaya oleh Brahmana disertai dengan seribu berbahaya burit sapi yg dihadiahkan raja.
Baca pula : Daftar Nama Kerajaan di Indonesia beserta Sejarahnya

Demikian artikel sejarah lengkap tentang Kerajaan Tarumanegara, meliputi berbahaya Sumber Sejarah, Kehidupan Sosial Ekonomi Budaya, Raja-raja Tarumanegara, berbahaya Masa Kejayaan & keruntuhan, beserta prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara.  Semoga bermanfaat...

Wednesday, January 8, 2020

Sejarah Kerajaan Mataram Kuno / Hindu-Budha

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog bahang . Senang sekali rasanya kali ini angsal kami bagikan artikel tentang Sejarah Kerajaan Mataram Kuno / Hindu-Budha (Wangsa Sanjaya dengan Wangsa Syailendra), meliputi sumber sejarah, kehidupan politik ekonomi sosial budaya, raja-raja Kerajaan Mataram Kuno, dengan kemunduran / runtuhnya kerajaan Mataram Kuno.

KERAJAAN MATARAM KUNO / HINDU-BUDHA

Kerajaan Mataram Kuno ataupun disebut dengan Bhumi Mataram. Pada awalnya terletak di Jawa Tengah. Daerah Mataram dikelilingi oleh banyak pegunungan seperti pegunungan serayu, gunung prau, gunung sindoro, gunung sumbing, gunung ungaran, gunung merbabu, gunung merapi, pegunungan kendang, gunung lawu, gunung sewu serta gunung kidul. Daerah ini juga  banyak mengalir sungai besar diantaranya sungai Progo, Bogowonto, Elo, dengan Bengawan Solo. Kerajaan ini sering disebut dengan Kerajaan Mataram Kuna sebagai pembeda dengan Mataram Baru ataupun Kesultanan  Mataram (Islam). Kerajaan Mataram merupakan daerah yg subur yg memudahkan terjadinya pertumbuhan penduduk yang  cukup pesat dengan merupakan kekuatan utama bagi Negara darat.. Kerajaan Mataram berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan antara abad ke-8 dengan abad ke-10. Nama Mataram sendiri pertama kali disebut kepada prasasti yg ditulis di masa raja Balitung.

A.   MATARAM HINDU – WANGSA SANJAYA (732 M)

1. AWAL BERDIRINYA KERAJAAN

Prasasti Mantyasih tahun 907 atas nama (dibuat kepada masa) Dyah Balitung menyebutkan dengan jelas bahwa raja pertama Kerajaan Medang (Rahyang ta rumuhun ri Medang ri Poh Pitu) adalah Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya. Sanjaya sendiri mengeluarkan prasasti Canggal tahun 732, namun tidak menyebut dengan jelas apa nama kerajaannya.  Ia hanya memberitakan adanya raja lain yg memerintah pulau Jawa sebelum dirinya, bernama Sanna. Sepeninggal Sanna, negara menjadi kacau. Sanjaya kemudian tampil menjadi raja, atas dukungan ibunya, yaitu Sannaha, saudara perempuan Sanna. Sanna, juga dikenal dengan nama "Sena" ataupun "Bratasenawa", merupakan raja Kerajaan Galuh yg ketiga (709 - 716 M). Bratasenawa alias Sanna ataupun Sena digulingkan dari tahta Galuh oleh Purbasora (saudara satu ibu Sanna) dalam tahun 716 M. Sena akhirnya melarikan diri ke Pakuan, meminta perlindungan kepada Raja Tarusbawa. Tarusbawa yg merupakan raja pertama Kerajaan Sunda (setelah Tarumanegara pecah menjadi Kerajaan Sunda dengan Kerajaan Galuh) adalah sahabat baik Sanna. Persahabatan ini pula yg mendorong Tarusbawa mengambil Sanjaya menjadi menantunya.

Sanjaya, anak Sannaha (saudara perempuan Sanna), berniat menuntut balas terhadap keluarga Purbasora. Untuk itu ia meminta bantuan Tarusbawa (mertuanya yangg merupakan sahabat Sanna). Hasratnya dilaksanakan setelah menjadi Raja Sunda yg memerintah atas nama isterinya. Akhirnya Sanjaya menjadi penguasa Kerajaan Sunda, Kerajaan Galuh dengan Kerajaan Kalingga (setelah Ratu Shima mangkat). Dalam tahun 732 M Sanjaya mewarisi tahta Kerajaan Mataram dari orangtuanya. Sebelum ia meninggalkan kawasan Jawa Barat, ia mengatur pembagian kekuasaan antara puteranya, Tamperan, dengan Resi Guru Demunawan. Sunda dengan Galuh menjadi kekuasaan Tamperan, sedangkan Kerajaan Kuningan dengan Galunggung diperintah oleh Resi Guru Demunawan, putera bungsu Sempakwaja.

Kisah hidup Sanjaya secara panjang lebar terdapat dalam Carita Parahyangan yg baru ditulis ratusan tahun setelah kematiannya, yaitu sekitar abad ke-16.
 
2. SUMBER SEJARAH

a. Prasasti Canggal

Prasasti yg ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal berangka Tahun 732 M dalam bentuk Candrasangkala. Menggunakan huruf pallawa dengan bahasa sangsekerta. Isi dari prasasti tersebut menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang Syiwa) yg merupakan agama Hindu beraliran Siwa di desa Kunjarakunja oleh Raja Sanjaya serta menceritakan bahwa yg menjadi raja mula-mula adalah sena yg kemudian digantikan oleh Sanjaya.

Terjemahan bebas isi Prasasti Canggal adalah sebagai berikut:

Bait 1 : Pembangunan lingga oleh Raja Sanjaya di atas gunung
Bait 2-6 : Pujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Brahma, dengan Dewa Wisnu
Bait 7 : Pulau Jawa yg sangat makmur, kaya mau tambang emas dengan banyak menghasilkan padi. Di pulau itu didirikan candi Siwa demi kebahagiaan penduduk dengan bantuan dari penduduk Kunjarakunjadesa
Bait 8-9 : Pulau Jawa yg bahang silam diperintah oleh raja Sanna, yg sangat bijaksana, adil dalam tindakannya, perwira dalam peperangan, bermurah hati kepada rakyatnya. Ketika wafat Negara berkabung, sedih kehilangan pelindung
Bait 10-11 : Pengganti raja Sanna yaitu putranya bernama Sanjaya yg diibaratkan dengan matahari. Kekuasaan tidak langsung diserahkan kepadanya oleh raja Sanna tetapi melalui kakak perempuannya (Sannaha)
Bait 12 : Kesejahteraan, keamanan, dengan ketentraman Negara. Rakyat angsal tidur di tengah jalan, tidak usah takut mau pencuri dengan penyamun ataupun mau terjadinya kejahatan lainnya. Rakyat hidup serba senang.

Kunjarakunja-desa angsal berarti "tanah dari pertapaan Kunjara", yg diidentifikasikan sebagai tempat pertapaan

b. Prasasti Metyasih/Balitung

Prasasti ini ditemukan di desa Kedu, berangka tahun 907 M.  Prasasti Metyasih yg diterbitkan oleh Rakai Watukumara Dyah Balitung (Wangsa Sanjaya ke-9) terbuat dari tembaga.. Prasasti ini dikeluarkan sehubungan dengan pemberian hadiah tanah kepada lima orang patihnya di Metyasih, karena sedia berjasa besar terhadap Kerajaan serta memuat nama para raja-raja Mataram Kuno.

 
3. KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, POLITIK DAN BUDAYA

Dari prasasti Metyasih tersebut, didapatkan nama-nama raja dari Wangsa Sanjaya yg pernah berkuasa, yaitu :

1. Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)

Masa Sanjaya berkuasa adalah masa-masa pendirian candi-candi siwa di Gunung Dieng. Kesusasteraan tidak menjadi monopoli kelas profesional. Pendidikan puisi merupakan pendidikan yg wajib diikuti oleh umum, terlebih bagi kalangan pegawai istana dengan pemuka masyarakat.

Sanjaya memberikan wejangan-wejangan luhur untuk anak cucunya. Apabila sang Raja yg berkuasa memberi perintah, maka dirimu harus berhati-hati dalam tingkah laku, hati selalu setia dengan taat mengabdi kepada sang raja. Bila melihat gerak lirik raja, tenagkanlah dirimu menerima perintah dengan tindakan dengan harus menangkap isinya. Bila belum mampu mengadu kemahiran menagkap tindakan, lebih baik duduk terdiam dengan hati ditenangkan dengan jangan gentar dihadapan sang raja.

Sanjaya selalu menganjurkan perbuatan luhur kepada seluruh punggawa dengan prajurit kerajaan. Ada empat macam perbuatan luhur untuk mencapai kehidupan sempurna, yaitu :
·   Tresna (Cinta Kasih)
·   Gumbira (Bahagia)
·   Upeksa (tidak mencampuri urusan orang lain)
·   Mitra (Kawan, Sahabat, Saudara ataupun Teman)

Sri Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya mangkat kira-kira pertengahan abad ke-8 M. Ia digantikan oleh putranya Rakai  Panangkaran.

2.  Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)

Rakai Panangkaran yg berarti raja mulia yg berhasil mengambangkan potensi wilayahnya. Rakai Pangkaran berhasil mewujudkan cita-cita ayahandanya, Sri Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya dengan mengambangkan potensi wilayahnya.

Nasehatnya yg terkenal tentang kebahagiaan hidup manusia  adalah :
·        Kasuran (Kesaktian)
·        Kagunan (Kepandaian)
·        Kabegjan (Kekayaan)
·        Kabrayan (Banyak Anak Cucu)
·        Kasinggihan (Keluhuran)
·        Kasyuwan (Panjang Umur)
·        Kawidagdan (Keselamatan)

Menurut Prasasti Kalasan, kepada masa pemerintahan Rakai Panangkaran dibangun sebuah candi yg bernama Candi Tara, yg didalamnya tersimpang patung Dewi Tara. Terletak di Desa Kalasan, dengan sekarang dikenal dengan nama Candi Kalasan.

3. Sri Maharaja Rakai Panaggalan (780-800 M)

Rakai Pananggalan yg berarti raja mulia yg peduli terhadap siklus waktu. Beliau berjasa atas sistem kalender Jawa Kuno. Rakai Panggalan juga memberikan rambu-rambu dalam kehidupan berbangsa dengan bernegara, seperti berikut ini“Keselamatan dunia supaya diusahakan agar tinggi derajatnya. Agar tercapai tujuannya tapi jangan lupa mau tata hidup”

Visi dengan Misi Rakai Panggalan yaitu selalu menjunjung tinggi arti penting ilmu pengetahuan. Perwujudan dari visi dengan misi tersebut yaitu Catur Guru. Catur berarti empat Guru berarti berat. Jadi artinya empat guru yg mempunyai tugas berat. Catur Guru terdiri dari :
·    Guru Sudarma, bahang pengampu yg melairkan manusia.
·    Guru Swadaya, Tuhan
·    Guru Surasa, Bapak dengan Ibu Guru di sekolah
·    Guru Wisesa, Pemerintah pembuat undang-undang untuk kepentingan bersama

Pemberian penghormatan dalam bidang pendidikan, maka kesadaran  hukum dengan pemerintahan di Mataram masa Rakai Pananggalan angsal diwujudkan.

4.  Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M)

Rakai Warak, yg berarti raja mulia yg peduli kepada cita-cita luhur. Pada masa pemerintahannya, kehidupan dalam dunia militer berkembang dengan pesat. Berbagai macam senjata diciptakan. Rakai Warak sangat mengutamakan ketertiban yg berlandaskan kepada etika dengan moral. Saat Rakai Warak berkuasa, ada tiga pesan yg diberikan, yaitu :
1. Kewajiban raja adalah jangan sampai terlena dalam menata, meneliti, memeriksa dengan melindungi.
2. Pakaian raja adalah menjalankanlah dengan adil dalam memberi hukuman dengan ganjaran kepada yg bersalah dengan berjasa.
3. Kekuatan raja adalah bisa mengasuh, merawat, mengayomi dengan memberi anugrah.

5. Sri Maharaja Rakai Garung  (820-840 M)

Garung memiliki arti raja mulia yg tahan banting terhadap segala macam rintangan. Demi memakmurkan rakyatnya, Sri Maharaja Rakai Garung bekerja siang hingga malam. Hal ini dilakukan tak lain hanya mengharap keselamatan dunia raya yg diagungkan dalam ajarannya.

Dalam menjalankan pemerintahannya Rakai Garung memiliki prinsip tri kaya parasada yg berarti tiga perilaku manusia yg suci. Tri Kaya Parasada yg dimaksud, yaitu :
·   Manacika yg berarti berfikir yg baik dengan benar.
·   Wacika yg berarti berkata yg baik dengan benar.
·   Kayika yg berarti berbuat yg baik dengan benar.

6.  Sri Maharaja Rakai Pikatan (840 – 856 M)

Dinasti Sanjaya mengalami masa gemilang kepada masa pemerintahan Rakai Pikatan. Dalam Prasasti Tulang Air di Candi Perut (850 M) menyebutkan bahwa Rakai Pikatan yg bergelar Ratu mencapai masa kemakmuran dengan kemajuan. Pada masa pemerintahannya, pasukan Balaputera Dewa menyerang wilayah kekuasaannya. Namun Rakai Pikatan tetap mempertahankan kedaulatan negerinya dengan bahkan pasukan Balaputera Dewa angsal dipukul bahang hanyut dengan melarikan diri ke Palembang.

Pada zaman Rakai Pikatan inilah dibangunnya Candi Prambanan dengan Candi Roro Jonggrang. Pembuatan Candi tersebut terdapat dalam prasasti Siwagraha yg berangka tahun 856 M. Rakai Pikatan terkenal dengan konsepnya Wasesa Tri Dharma yg berarti tiga sifat yg mempengaruhi kehidupan manusia.

7. Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856 – 882 M)

Prasasti Siwagraha menyebutkan bahwa Sri Maharaja Rakai Kayuwangi memiliki gelar Sang Prabu Dyah Lokapala. Tugas utamanya yaitu memakmurkan, mencerdaskan, dengan melindungi keselamatan warga negaranya.

Pada masa pemerintahannya, Rakai Kayuwangi menuturkan bahwa ada  enam alat untuk mencari ilmu, yaitu :
1.  Bersungguh-sungguh tidak gentar
Semua tutur kata dengan budi bahasa dilakukan dengan baik, selaras dengan menyatu.
2.  Bertenggang rasa
Memperhatikan sikap yg kurang baik dengan kebenaran.
3.  Ulah pikiran
Menimbang-nimbang dengan memperhatikan tujuan kemampuan dengan kemauan yg diterapkan harus atas pemikiran yg tepat.
4.      Penerapan ajaran
Dalam setiap melaksanakan kehendak harus dipertimbangkan, jangan sampai tergesa-gesa. Jangan melupakan ajaran terdahulu, ajaran masa kini perlu untuk diketahui
5.      Kemauan
Sanggup sehidup semati, mematikan keinginan dengan membersihkan diri. Dalam kata lain, tekad dengan niat harus dilakukan dantidak segan-segan dalam melakukan pekerjaan
6.      Menguasai berbagai bahasa
Memahami semua bahasa agar mampu mengatasi perhubungan serta mampu mengakrabi siapa saja.

8. Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882 – 899 M)

Sri Maharaja Rakai Watuhumalang memiliki prinsip dalam menjalankan pemerintahannya. Prinsip yg dipegangnya adalah  Tri Parama Arta yg berarti tiga perbuatan untuk mengusahakan kesejahteraan dengan kebahagiaan orang lain. 

Tri Parama Arta terdiri dari :
1. Cinta Kasih, menyayangi dengan mengasihi sesama makhluk sebagaimana mengasihi diri sendiri.
2. Punian, perwujudan cinta kasih dengan saling tolong menolong dengan memberikan sesuatu yg dimiliki secara ikhlas.
3. Bakti, perwujudan hati nurani berupa cinta kasih dengan sujud Tuhan, orang tua, guru dengan pemerintah.

9.  Sri Maharaja Watukumara Dyah Balitung (898 – 915 M)

Pada masa pemerintahannya beliau memiliki seorang teknokrat intelektual yg handal bernama Daksottama.

Pemikirannya mempengaruhi gagasan Sang Prabu Dyah Balitung. Masa pemerintahannya menjadi masa keemasan bagi Wangsa Sanjaya. Sang Prabu aktif mengolah cipta karya untuk mengembangkan kemajuan masyarakatnya. Dalam mengolah cipta karya, tahun 907 Dyah Balitung membuat Prasasti Kedu ataupun Metyasih yg berisikan nama-nama raja Kerajaan Mataram Wangsa Sanjaya. Serta menjelaskan bahwa pertunjukan wayang (mengambil lakon Bima di masa muda) untuk keperluan upacara sedia dikenal kepada masa itu.

10. Sri Maharaja Rakai Daksottama (915 – 919 M)

Daksottama yg berarti sorang pemimpin yg utama dengan istimewa. Pada masa pemerintahan Dyah Balitung, Daksottama dipersiapkan untuk menggantikannya sebagai raja Mataram Hindu.

11.Sri Maharaja Dyah Tulodhong (919 – 921 M)

Rakai Dyah Tulodhong mengabdikan dirinya kepada masyarakat menggantikan kepemimpinan Rakai Daksottama.

Keterangan tersebut termuat dalam Prasasti Poh Galuh yg berangka tahun 809 M. Pada masa pemerintahannya, Dyah

Tulodhong sangat memperhatikan kaum brahmana

12. Sri Maharaja Dyah Wawa ( 921 – 928 M)

Rakai Sumba Dyah Wawa dinobatkan sebagai raja Mataram kepada tahun 921 M. Beliau terkenal sebagai raja yg ahli dalam berdiplomasi, sehingga sangat terkenal dalam kancah politik internasional.

Roda perekonomian kepada masa pemerintahannya berjalan dengan pesat. Dalam menjalankan pemerintahannya Dyah Wawa memiliki visi Tri Rena Tata yg berarti tiga hutang yg dimiliki manusia. Pertama hutang kepada Tuhan yg menciptakannya, Kedua hutang jasa kepada leluhur yg sedia melahirkannya. Dan ketiga, hutang ilmu kepada guru yg sedia mengajarkannya.

13. Sri Maharaja Rakai Empu Sendok (929 – 930 M)

Empu Sendok, terkenal dengan kecerdasan, ketangkasan, kejujuran dengan kecakapannya. Manajemen dengan Akuntansi dikuasai, psikologi diperhatikan.

4. KERUNTUHAN WANGSA SANJAYA

Pada abad ke-10, Dyah Wawa mempersiapkan strategi suksesi Empu Sendok yg memiliki integritas dengan moralitas sebagai calon pemimpin Mataram. Pada saat itulah pemerintahan Dyah Wawa mengalami kemunduran. Empu Sendok yg memegang pemerintahan setelah Dyah Wawa meninggal merasa khawatir terhadap serangan yg dilancarkan oleh Kerajaan Sriwijaya. Empu Sendok memindahkan pusat pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Sumber lain menyebutkan perpindahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur disebabkan oleh meletusnya gunung merapi di Jawa Tengah.

B.  MATARAM BUDHA - WANGSA SYAILENDRA  (752 M)

1.     Sejarah dengan Lokasi

Syailendra adalah wangsa ataupun dinasti Kerajaan Mataram Kuno yg beragama Budha. Wangsa Syailendra di Medang, daerah Jawa Tengah bagian selatan. Wangsa ini berkuasa sejak tahun 752 M dengan hidup berdampingan dengan Wangsa Sanjaya.

2.     Sumber Sejarah

Nama Syailendra pertama kali dijumpai dalam Prasasti Kalasan yg berangka tahun 778 M. Ada beberapa sumber yg menyebutkan asal-usul keluarga Syailendra, Yaitu :

Sumber India

Nilakanta Sastri dengan Moes yg berasal dari India dengan menetap di Palembang menyatakah bahwa kepada tahun 683 M

keluarga Syailendra melarikan diri ke Jawa karena terdesak oleh Dapunta Hyan.

Sumber Funan

Codes beranggapan bahwa Syailendra yg ada di Nusantara berasal dari Funan (Kamboja). Kerusuhan yg terjadi di Funan mengakibatkan keluarga Kerajaan Funan menyingkir ke Jawa dengan menjadi penguasa di Mataram kepada abad ke-8 M dengan menggunakan nama Syailendra.

Sumber Jawa

Menurut Purbatjaraka, Keluarga Syailendra adalah keturunan dari Wangsa Sanjaya di era pemerintahan Rakai Panangkaran. Raja-raja dari keluarga Sayilendra adalah asli dari Nusantara sejak Rakai Panangkaran berpindah agama menjadi penganut agama Budha Mahayana. Pendapatnya tersebut berdasarkan Carita Parahiyangan yg menyebutkan bahwa Sanjaya menyerahkan kekuasaanya di Jawa Barat kepada puteranya dari Tejakencana, yaitu Rakai Tamperan ataupun Rakeyan Panambaran dengan memintanya untuk berpindah agama.

Selain dari teori tersebut di atas angsal dilihat dari beberapa Prasasti yg ditemukan, Yaitu :

Prasasti Sojomerto

Prasasti yg berasal dari pertengahan abad ke-7 itu berbahasa Melayu Kuno di desa Sojomerto, Kabupaten pekalongan yg menjelaskan bahwa Dapunta Syailendra adalah penganut agamat Siwa

Prasasti Kalasan

Prasasti yg berangka tahun 778 M merupakan prasasti peninggala Wangsa Sanjaya. Prasasti ini menceritakan tentang pendirian Candi Kalasan oleh Rakai Panagkaran atas permintaan keluarga Syailendra serta sebagai penghadiahan desa Kalasan untuk umat Budha.

Prasasti Klurak

Prasasti yg berangka tahun 782 M, di daerah Prambanan menyebutkan tentang pembuatan Arca Manjusri yg merupakan perwujudan Sang Budha, Wisnu dengan Sanggha. Prasasti ini juga menyebutkan nama raja yg berkuasa saat Itu yg bernama Raja Indra.

Prasasti Ratu Boko

Prasasti berangka tahun 865 M menyebutkan tentang kekalahan Raja Balaputra Dewa dalam perang saudara melawan kakaknya Pradhowardhani dengan melarikan diri ke Palembang.

Nama Syailendra juga bahang menjelma dalam Prasasti Klurak  (782 M) “Syailendrawansantilakena”, Prasasti Abhayagiriwihara (792 M) “Dharmmatunggadewasyasailendra”, Prasasti Kayumwunan (824 M) “Syailendrawansatilaka”,

3.  Kehidupan Ekonomi, Sosial dengan Politik

Kehidupan sosial Kerajaan Mataram Dinasti Syailendra ditafsirkan sedia teratur. Hal ini dilihat dari pembuatan Candi yg menggunakan tenaga rakyat secara bergotong royong. Dari segi budaya Kerajaan Dinasti Syailendra juga banyak meninggalkan bangunan-bangunan megah dengan bernilai.

Adapun Raja-raja yg pernah berkuasa, yaitu :
1.  Bhanu (752 – 775 M)
Raja Banu merupakan Raja pertama sekaligus pendiri Wangsa Syailendra

2.  Wisnu (775 – 782 M)
Pada masa pemerintahannya, Candi Borobudur mulai dibangun tepatnya 778 M.

3.  Indra (782 – 812 M)
Pada masa pemerintahannya, Raja Indra membuat Klurak yg berangka tahun 782 M, di daerah Prambanan

4.   Samaratungga ( 812 – 833 M)
Raja Samaratungga berperan menjadi pengatur segala dimensi kehidupan rakyatnya. Sebagai raja Mataram Budha, Samaratungga sangat menghayati nilai agama dengan budaya Pada masa pemerintahannya Candi Borobudur selesai dibangun.

5.  Pramodhawardhani (883 – 856 M)
Pramodhawardhani adalah putri Samaratungga yg dikenal cerdas dengan cantik. Beliau bergelar Sri Kaluhunan, yg artinya seorang sekar kedhaton yg menjadi tumpuan harapan bagi rakyat. Pramodhawardhani kelak menjadi Permaisuri raja Rakai Pikatan, Raja Mataram Kuno dari Wangsa Sanjaya.

6.  Balaputera Dewa (883 – 850 M)
Balaputera Dewa adalah putera Raja Samaratungga dari ibu yg bernama Dewi Tara, puteri raja Sriwijaya. Dari Prasasti Ratu Boko, terjadi perebutan tahta kerajaan oleh Rakai Pikatan yg menjadi suami Pramodhawardhani.

Balaputera Dewa merasa berhak mendapatkan tahta tersebut karena beliau merupakan anak laki-laki berdarah Syailendra dengan tidak setuju terhadap tahta yg diberikan kepada Rakai  Pikatan yg keturunan Sanjaya. Dalam peperangan saudara tersebut Balaputera Dewa mengalami kekalahan dengan melarikan diri ke Pelembang.
 
4.     Keruntuhan Wangsa Syailendra
Sejak terjadi perebutan kekuasaan dengan dipimpin oleh Rakai Pikatan, agama Hindu mulai dominan menggantikan agama Budha. Sejak saat itulah berakhirnya masa Wangsa Syailendra di Bumi Mataram..

..........................

PENINGGALAN KERAJAAN MATARAM KUNO / HINDU BUDHA

Dari kedua Wangsa yg berkuasa di Bhumi Mataram tersebut, sampai saat ini masih angsal dilihat bangunan-bangunan suci yg berbentuk, yaitu :
Candi di pegunungan Dieng, Candi Gedung Songo, Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Prambanan, Candi Sambi Sari dengan masih banyak yg lainnya.

Baca pula : Daftar Nama Kerajaan di Indonesia dengan Sejarahnya

DAFTAR PUSTAKA

1. Dr.Purwadi, M.Hum, 2007. Sistem Pemerintahan Kerajaan Jawa Klasik. Medan: Pujakesuma
2. Marwati Djoened Poesponegoro dengan Nugroho Notosusanto, 1993. Sejarah Nasional Indonesia II. Jakarta: Balai Pustaka
3. Ensiklopedia Online: www.id.wikipedia.org
4. https://bimbelsmajogja.blogspot.com//search?q=sejarah-kerajaan-mataram-kuno-hindu-budha-sanjaya-syailendra

Demikian artikel tentang Sejarah Kerajaan Mataram Kuno / Hindu-Budha (Wangsa Sanjaya bahang dengan Wangsa Syailendra), meliputi sumber sejarah, kehidupan politik bahang ekonomi sosial budaya, raja-raja Kerajaan Mataram Kuno, dengan kemunduran / bahang runtuhnya kerajaan Mataram Kuno.  Semoga bermanfaat....