Friday, October 25, 2019

Bolehkah Membayar / Mengeluarkan Zakat Fitrah Dengan Uang?

Bolehkah Membayar / Mengeluarkan Zakat Fitrah Dengan Uang? Atau harus dengan bahan makanan seperti beras?

Para Ulama Malikiyah, Syafi’iyah dengan Hanabilah memiliki pendapat bahwa tidak diperbolehkan membayar ataupun menyalurkan zakat fitrah (zakat fitri) dengan uang yg jumlahnya senilai dengan zakat yg harus dikeluarkan. Hal ini didasarkan karena tidak ada satu pun dalil yg menyatakan dibolehkannya hal ini. Sedangkan ulama Hanafiyah berpendapat bolehnya zakat fitrah diganti dengan uang.

 Atau harus dengan bahan makanan seperti beras Bolehkah Membayar / Mengeluarkan Zakat Fitrah Dengan Uang?

Pendapat yg tepat dalam masalah ini adalah tidak bolehnya zakat fithri dengan uang sebagaimana pendapat mayoritas ulama.

Abu Daud berkata :

قِيلَ لِأَحْمَدَ وَأَنَا أَسْمَعُ : أُعْطِي دَرَاهِمَ – يَعْنِي فِي صَدَقَةِ الْفِطْرِ – قَالَ : أَخَافُ أَنْ لَا يُجْزِئَهُ خِلَافُ سُنَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ .

Yang artinya : “Imam Ahmad ditanya dengan aku pun menyimaknya. Beliau ditanya oleh seseorang, “Bolehkah aku menyerahkan beberapa uang dirham untuk zakat fithri?” Jawaban Imam Ahmad, “Aku khawatir seperti itu tidak sah. Mengeluarkan zakat fithri dengan uang berarti menyelisihi perintah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

Abu Tholib berkata berkata bahwa Imam Ahmad berkata padanya,

لَا يُعْطِي قِيمَتَهُ

“Tidak boleh menyerahkan zakat fithri dengan uang seharga zakat tersebut.”

Dalam kisah lainnya masih dari Imam Ahmad,

قِيلَ لَهُ : قَوْمٌ يَقُولُونَ ، عُمَرُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ كَانَ يَأْخُذُ بِالْقِيمَةِ ، قَالَ يَدَعُونَ قَوْلَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَيَقُولُونَ قَالَ فُلَانٌ ، قَالَ ابْنُ عُمَرَ : فَرَضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Ada yg berkata dengan Imam Ahmad, “Suatu kaum mengatakan bahwa ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz membolehkan menunaikan zakat fithri dengan uang seharga zakat.” Jawaban Imam Ahmad, “Mereka meninggalkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lantas mereka mengatakan bahwa si fulan sedia mengatakan demikian?! Padahal Ibnu ‘Umar sendiri sedia menyatakan, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri (dengan satu sho’ kurma ataupun satu sho’ gandum …).” Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Ta’atlah kepada Allah dengan Rasul-Nya.” Sungguh aneh, segolongan orang yg menolak ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam malah mengatakan, “Si fulan berkata demikian dengan demikian”.”
Syaikh ‘Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (pernah menjabat sebagai Ketua Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’, Komisi Fatwa Saudi Arabia), memberikan penjelasan:

“Telah kita ketahui bahwa ketika pensyari’atan dengan dikeluarkannya zakat fithri ini sudah ada mata uang dinar dengan dirham di tengah kaum muslimin –khususnya penduduk Madinah (tempat domisili Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen)-. Namun, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak menyebutkan kedua mata uang ini dalam zakat fithri. Seandainya mata uang dianggap sah dalam membayar zakat fithri, tentu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mau menjelaskan hal ini. Alasannya, karena tidak boleh bagi beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengakhirkan penjelasan padahal sedang dibutuhkan. Seandainya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam membayar zakat fithri dengan uang, tentu para sahabat –radhiyallahu ‘anhum– mau menukil berita tersebut. Kami juga tidak mengetahui ada seorang sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yg membayar zakat fithri dengan uang. Padahal para sahabat adalah manusia yg paling mengetahui sunnah (ajaran) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan orang yg paling bersemangat dalam menjalankan sunnahnya. Seandainya ada di antara mereka yg membayar zakat fithri dengan uang, tentu hal ini mau dinukil sebagaimana perkataan dengan perbuatan mereka yg berkaitan dengan syari’at lainnya dinukil (sampai dengan kita).

No comments:

Post a Comment